Al Ain vs Juventus: Raksasa Tertidur yang Mencoba untuk Kembali Bangun

Al Ain vs Juventus: Raksasa Tertidur yang Mencoba untuk Kembali Bangun
Pemain Juventus Kenan Yildiz merayakan gol ke gawang Torino di Serie A pada Minggu (12/1/2025) di Stadion Olimpico Grande Torino. (c) Marco Alpozzi/LaPresse via AP

Bola.net - Matchday 1 Grup G Piala Dunia Antarklub 2025 akan mempertemukan dua tim dari dunia yang berbeda, Al Ain dan Juventus. Laga ini akan digelar Kamis, 19 Juni 2025 pukul 08.00 WIB di Audi Field, Washington, D.C. Ini adalah debut Juventus di ajang ini dalam format barunya.

Al Ain datang sebagai juara Asia, tapi berada di bawah bayang-bayang performa buruk belakangan ini. Juventus pun bukan tanpa luka; setelah kejayaan di masa lalu, kini mereka mencoba kembali menapak jalur prestasi. Pertemuan ini bisa jadi awal dari kisah baru bagi keduanya.

Mereka membawa beban sejarah masing-masing—Juventus sebagai raksasa tertidur yang mencoba untuk kembali bangun, Al Ain sebagai underdog yang pernah menciptakan keajaiban. Siapa pun yang menang, laga ini akan memengaruhi arah perjalanan mereka di grup yang juga diisi Manchester City dan Wydad Casablanca.

1 dari 5 halaman

Juventus: Mengobati Luka, Membangun Harapan

Juventus dulu dikenal sebagai kekuatan yang ditakuti di Eropa, tapi beberapa musim terakhir mereka kehilangan tajinya. Setelah berstatus penguasa Serie A selama sembilan tahun, kini mereka bahkan sulit bersaing di papan atas. Musim lalu, 20 hasil imbang di semua ajang menjadi cerminan kebuntuan mereka.

Thiago Motta tak bertahan lama di kursi pelatih. Kini, Igor Tudor datang dengan misi membenahi fondasi dan membawa Juventus bersaing di panggung global. Turnamen ini bukan hanya soal gengsi, tapi juga soal membangun ulang citra mereka di mata dunia.

Juventus akan bertemu Al Ain, lalu menghadapi Wydad di Philadelphia sebelum duel besar kontra Manchester City. Target realistis mereka: empat poin dari dua laga awal. Itulah tiket menuju babak berikutnya dan awal dari pemulihan reputasi.

2 dari 5 halaman

Al Ain: Mimpi 2018, Kenyataan 2025

Al Ain pernah membuat dunia terkejut pada 2018, saat menyingkirkan River Plate dan melaju ke final. Namun, sejak saat itu, langkah mereka kian berat. Mereka baru saja juara Liga Champions Asia, tapi gagal mempertahankan performa dan terseok di liga domestik.

Hernan Crespo pergi, dan kini tanggung jawab besar ada di tangan Vladimir Ivic. Al Ain finis di posisi kelima Liga Pro UEA, hasil yang jauh dari ekspektasi. Namun, mereka tetap membawa semangat kejutan dan mencoba merepotkan tim-tim besar.

Skuad mereka masih diperkuat bintang seperti Kodjo Laba, Soufiane Rahimi, dan Kaku Romero. Di grup yang penuh raksasa, Al Ain menyandang status underdog, tapi justru itu bisa menjadi kekuatan mereka: bermain tanpa beban dan mencari celah untuk mengejutkan.

3 dari 5 halaman

Bintang Muda Juventus: Harapan pada Yildiz

Cedera pemain jadi perhatian utama Juventus, tapi kabar baik datang dari pemulihan Bremer dan Milik. Keduanya telah kembali berlatih, sementara Locatelli mulai pulih dari cedera engkel. Kehadiran mereka akan sangat membantu di fase grup ini.

Perhatian kini tercurah pada Kenan Yildiz, talenta muda asal Turki yang bersinar musim lalu. Dalam sistem 3-4-2-1 ala Tudor, Yildiz diperkirakan akan jadi senjata utama di lini depan. Statistik menunjukkan, Juventus tampil lebih tajam ketika ia bermain sejak menit pertama.

Dusan Vlahovic masih diunggulkan sebagai striker utama dengan 10 gol musim lalu. Namun, persaingan terbuka dengan Randal Kolo Muani dan Yildiz bisa membuat lini depan Juventus lebih dinamis. Mereka punya kedalaman, tinggal bagaimana Tudor meramunya.

4 dari 5 halaman

Al Ain dan Kekuatannya

Meski tak diunggulkan, lini depan Al Ain layak diperhitungkan. Kodjo Laba mencetak 20 gol musim lalu, dan kekuatannya di duel udara jadi ancaman nyata. Ia akan didukung Rahimi dan Kaku yang dikenal kreatif dan berbahaya di sepertiga akhir lapangan.

Soufiane Rahimi sedang dalam performa terbaik. Ia dinobatkan sebagai MVP Liga Champions Asia dan top skor Olimpiade Paris 2024. Bersama Kaku, keduanya membentuk poros serangan yang bisa memanfaatkan sekecil apa pun celah dari lini belakang lawan.

Tambahan pengalaman hadir lewat Rui Patricio di bawah mistar. Kiper veteran asal Portugal mantan penggawa AS Roma dan Atalanta ini menjadi sosok penting dalam menjaga kepercayaan diri tim. Jika laga berlangsung ketat, ketenangannya bisa menjadi pembeda, terutama dalam duel melawan serangan Juventus yang diprediksi bakal terus mengalir.