
Bola.net - Ruud Gullit sangat kecewa karena Belanda harus pulang lebih awal setelah dikalahkan Portugal dengan skor 2-1.
Kegagalan finalis Piala Dunia 2010 ini karena dinilai tidak berevolusi seperti halnya Jerman, Portugal dan lainnya. Faktor lainnya adalah karena kesalahan taktik Bert van Marwijk yang memasang dua gelandang bertahan tengah yaitu Mark van Bommel dan Nigel de Jong yang dinilai tidak kreatif.
Kelemahan dari taktik tersebut adalah tidak adanya pemain yang dapat mendukung empat pemain depan dalam menciptakan peluang.
"Tidak masalah memiliki satu gelandang, itu cukup bagus. Tapi tidak dengan dua gelandang," ujar Gullit.
Beberapa pakar berusaha menyarankan Marwijk untuk menempatkan pemain yang lebih kreatif, namun tidak dilakukan. Bahkan setelah menelan kekalahan dari Denmark, Marwijk tidak merubahnya dan tetap pada sistem permainannya.
Akhirnya, Marwijk memainkan Rafael van der Vaart pada paruh waktu saat lawan Jerman, tapi semuanya sudah terlambat.
Ini bertolak belakang dengan Jerman yang memiliki tim yang seimbang. Sami Khedira memang tidak begitu mobile, hanya maju beberapa kali kemudian kembali ke belakang namun Jerman memiliki Bastian Schweinsteiger sebagai playmaker. Ada Mesut Ozil yang sangat kreatif dan juga Mario Gomez sebagai striker luar biasa baik.
Semua pemain Jerman menawarkan sebuah permainan yang baik dan suatu usaha kerja keras yang enak untuk ditonton dalam sebauh pertandingan sepak bola.
"Tapi mengapa Marwijk tidak menempatkan Urby Emanuelson seperti ketika bermain sebagai bek kiri untuk Ajax dan AC Milan musim ini?" tanya Gullit. "Ini adalah keputusan yang aneh." ujarnya.
Begitu banyak kritik juga dialamatkan bagi Robin van Persie yang tidak bermain sebagus saat membela Arsenal musim lalu, namun Gullit memiliki penilaian sendiri terhadap pemain berjuluk RVP tersebut berdasarkan pengalamannya.
"Aku pernah merasa seperti Persie, karena aku pernah memiliki masalah yang sama dengannya pada tahun 1988. Aku punya musim yang hebat bersama AC Milan waktu itu, tapi tidaklah mudah dalam kejuaraan Eropa. Saya tidak mencetak gol hingga akhir dan orang-orang mulai mengkritikku, ada banyak harapan namun aku sudah terlalu lelah," ujar Gullit.
"Ketika Anda memiliki musim kompetisi yang bagus dan keras, sebagian besar akan bermain buruk di turnamen musim panas. Hampir sama dengan Wayne Rooney, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Terlalu banyak energi yang dihabiskan selama musim yang berat." (dm/opw)
Kegagalan finalis Piala Dunia 2010 ini karena dinilai tidak berevolusi seperti halnya Jerman, Portugal dan lainnya. Faktor lainnya adalah karena kesalahan taktik Bert van Marwijk yang memasang dua gelandang bertahan tengah yaitu Mark van Bommel dan Nigel de Jong yang dinilai tidak kreatif.
Kelemahan dari taktik tersebut adalah tidak adanya pemain yang dapat mendukung empat pemain depan dalam menciptakan peluang.
"Tidak masalah memiliki satu gelandang, itu cukup bagus. Tapi tidak dengan dua gelandang," ujar Gullit.
Beberapa pakar berusaha menyarankan Marwijk untuk menempatkan pemain yang lebih kreatif, namun tidak dilakukan. Bahkan setelah menelan kekalahan dari Denmark, Marwijk tidak merubahnya dan tetap pada sistem permainannya.
Akhirnya, Marwijk memainkan Rafael van der Vaart pada paruh waktu saat lawan Jerman, tapi semuanya sudah terlambat.
Ini bertolak belakang dengan Jerman yang memiliki tim yang seimbang. Sami Khedira memang tidak begitu mobile, hanya maju beberapa kali kemudian kembali ke belakang namun Jerman memiliki Bastian Schweinsteiger sebagai playmaker. Ada Mesut Ozil yang sangat kreatif dan juga Mario Gomez sebagai striker luar biasa baik.
Semua pemain Jerman menawarkan sebuah permainan yang baik dan suatu usaha kerja keras yang enak untuk ditonton dalam sebauh pertandingan sepak bola.
"Tapi mengapa Marwijk tidak menempatkan Urby Emanuelson seperti ketika bermain sebagai bek kiri untuk Ajax dan AC Milan musim ini?" tanya Gullit. "Ini adalah keputusan yang aneh." ujarnya.
Begitu banyak kritik juga dialamatkan bagi Robin van Persie yang tidak bermain sebagus saat membela Arsenal musim lalu, namun Gullit memiliki penilaian sendiri terhadap pemain berjuluk RVP tersebut berdasarkan pengalamannya.
"Aku pernah merasa seperti Persie, karena aku pernah memiliki masalah yang sama dengannya pada tahun 1988. Aku punya musim yang hebat bersama AC Milan waktu itu, tapi tidaklah mudah dalam kejuaraan Eropa. Saya tidak mencetak gol hingga akhir dan orang-orang mulai mengkritikku, ada banyak harapan namun aku sudah terlalu lelah," ujar Gullit.
"Ketika Anda memiliki musim kompetisi yang bagus dan keras, sebagian besar akan bermain buruk di turnamen musim panas. Hampir sama dengan Wayne Rooney, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Terlalu banyak energi yang dihabiskan selama musim yang berat." (dm/opw)
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Champions 19 September 2025 16:25
Haaland Dipercaya Bisa Pecahkan Rekor Dua Monster di Liga Champions: Messi & Ronaldo
-
Asia 18 September 2025 12:23
Tanpa Cristiano Ronaldo Tetap Party! Al Nassr Hajar Istiklol 5-0
-
Editorial 16 September 2025 21:39
LATEST UPDATE
-
Bola Indonesia 19 September 2025 23:22
-
Liga Inggris 19 September 2025 23:22
-
Liga Spanyol 19 September 2025 22:48
-
Liga Inggris 19 September 2025 22:24
-
Bola Indonesia 19 September 2025 22:06
-
Bola Indonesia 19 September 2025 21:52
BERITA LAINNYA
-
piala eropa 10 September 2025 10:18
-
piala eropa 5 September 2025 13:33
-
piala eropa 2 September 2025 23:52
-
piala eropa 28 Juli 2025 10:25
-
piala eropa 28 Juli 2025 08:20
-
piala eropa 28 Juli 2025 02:17
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 3 Kandidat Pengganti Robert Lewandowski di Barcelo...
- 5 Target Manchester United yang Gagal Direkrut pad...
- 5 Transfer Termahal Manchester United Era Erik Ten...
- Peta Panas Pelatih Premier League: Slot Nyaman, Am...
- 6 Pemain Top yang Gabung Klub Liga Arab Saudi Musi...
- Deretan Pemain dengan Gaji Fantastis di La Liga 20...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...