Munadi
- Nama Lengkap Munadi
- Tempat Lahir
- Tanggal Lahir 25 Januari 1989 (36 Tahun)
- Kebangsaan -
- Klub -
- Posisi -
- No Punggung 0
- Tinggi 0 cm
Moenadi, atau dikenal juga dengan nama Munadi, adalah seorang perwira militer dan politisi Indonesia yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah antara tahun 1966 hingga 1974. Ia sebelumnya telah bertugas di militer dan merupakan perwira bawahan dari Suharto.
Moenadi lahir pada tanggal 26 Desember 1923 di kota Tuban, yang saat ini berada di Jawa Timur. Ia mendapatkan pendidikan di sekolah-sekolah kolonial Belanda, dan selama pendudukan Jepang di Hindia Belanda, ia bergabung dengan organisasi milisi Bela Tanah Air yang didukung oleh Jepang.
Ia berjuang di pihak Republik dalam Revolusi Nasional Indonesia, dan pada tahun 1948, ia diangkat sebagai komandan wilayah di sekitar Kabupaten Pati dengan pangkat mayor di bawah divisi ke-2 Gatot Subroto. Setelah Indonesia merdeka, Moenadi terus bertugas di militer, menjadi perwira staf Daerah Militer Diponegoro. Ketika Suharto, yang kemudian menjadi presiden, menjadi komandan Diponegoro pada tahun 1950-an, Moenadi berada di bawah komandonya sebagai komandan Kodam Semarang. Moenadi kemudian mengorganisir pasar malam di Semarang untuk mendanai unit tersebut, yang unit polisi militer setempat percaya merupakan kedok untuk kegiatan perjudian ilegal. Baik Moenadi maupun Suharto kemudian diberhentikan dari jabatan mereka di Diponegoro pada tahun 1959. Pada tahun 1960, dengan Suharto menjabat sebagai komandan Cadangan Umum Angkatan Darat, Moenadi (yang saat itu berpangkat letnan kolonel) membantu dalam pembentukan korps baru yang dimaksudkan sebagai unit cadangan yang lebih mobile. Unit ini terbentuk pada tahun 1961 dan dikenal saat ini sebagai Kostrad, dan Moenadi bertugas di dalamnya sebagai perwira senior.
Pada tahun 1966, setelah peristiwa Gerakan 30 September, ia diangkat sebagai gubernur Jawa Tengah. Dilaporkan bahwa Menteri Dalam Negeri Basuki Rahmat, yang telah mengenal Moenadi sejak tahun 1946, menawarkan jabatan tersebut kepada Moenadi selama penerbangan dari Jakarta ke Semarang. Ia kemudian resmi menjadi gubernur pada tanggal 29 Desember 1969, setelah mendapatkan suara bulat dari dewan provinsi pada tanggal 29 September tanpa ada kandidat lain yang memenuhi syarat. Masa jabatannya berakhir pada Desember 1974, dan ia digantikan oleh Soepardjo Rustam. Sebelum pensiun dari dinas aktif, ia memegang pangkat terakhir sebagai mayor jenderal. Setelah masa jabatan gubernur, ia menjadi direktur utama di sebuah pabrik rempah-rempah.
Moenadi meninggal pada tanggal 12 Januari 2013 di Surakarta. Ia dimakamkan dua hari kemudian di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bhakti di dalam kota tersebut. Beberapa jalan di Jawa Tengah dinamai sesuai dengan namanya.
Dalam kehidupan pribadinya, istri pertama Moenadi, Istriati Moenadi, adalah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan pasangan tersebut memiliki tiga anak sebelum Istriati meninggal pada tahun 1974. Pada tahun 1981, ia menikah untuk kedua kalinya dengan Tan Li Chuk, yang berusia 27 tahun dan telah berpindah agama menjadi Islam serta mengubah namanya menjadi Yuyuk Fatimah. Fatimah dan Moenadi memiliki dua orang putri.
Karir
HIGHLIGHT
- Termasuk Kekalahan MU, 5 Momen Menggemparkan di Pi...
- Ruben Amorim Terancam, Ini 6 Kandidat Penggantinya...
- 5 Pemain yang Bisa Jadi Penyelamat Ruben Amorim di...
- 5 Pemain yang Harus Segera Angkat Kaki dari MU Usa...
- Manchester United: 5 Pelatih Pilihan Dan Ashworth ...
- 6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenh...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...