Kisah Perjalanan Timnas Indonesia Mengharu Biru Olimpiade 1956

Kisah Perjalanan Timnas Indonesia Mengharu Biru Olimpiade 1956
Aksi suporter Timnas Indonesia (c) Bola.com/Adreanus Titus

Bola.net - Tertunda setahun akibat pandemi Covid-19, akhirnya gelaran Olimpiade Tokyo 2020 dihelat.

Salah satu yang menjadi pusat perhatian pada gelaran olahraga internasional paling akbar ini adalah cabang olah raga sepak bola. Ada 16 tim yang memperebutkan medali emas dalam ajang ini.

Indonesia memang tidak ikut serta pada olimpiade edisi ini. Skuad Garuda gagal mendapat tiket untuk berlaga pada ajang akbar tersebut.

Kegagalan ini tentulah bukan yang pertama kali bagi Indonesia. Satu-satunya pengalaman Indonesia bermain di ajang olimpiade adalah pada Olimpiade 1956 yang dihelat di Melbourne.

Bagaimana kisah perjalanan Timnas Indonesia pada Olimpiade 1956? Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

1 dari 6 halaman

Tur Eropa Timur

Timnas Indonesia mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum berlaga pada Olimpiade 1956. Mereka juga menggelar tur ke sejumlah negara di Eropa timur untuk mengasah kekuatan. Tur ini dihelat pada Agustus sampai September 1950.

Rusia menjadi negara pertama yang menjadi tujuan Ramang dan kawan-kawan. Di sana, Timnas Indonesia melakoni enam laga uji coba. Hasilnya? Dari enam laga uji coba, Timnas Indonesia hanya meraih satu kemenangan. Kemenangan tersebut didapatkan Timnas Indonesia pada laga kontra Buruh Tekstil. Pada laga yang dihelat di Ivanono, 4 September 1956, Timnas Indonesia menang dua gol tanpa balas.

Setelahnya, Timnas Indonesia meneruskan lawatan mereka ke Yugoslavia, Jerman Timur, dan Cekoslovakia. Di Yugoslavia dan Jerman Timur, Timnas Indonesia masing-masing melakoni dua laga uji coba. Sementara, di Cekoslovakia, kontingen yang dipimpin Maladi ini melakoni satu laga uji coba. Hasilnya, dalam lima uji coba tersebut, Timnas Indonesia selalu menelan kekalahan.

2 dari 6 halaman

Lolos Walk Over

Untuk melaju ke Melbourne, Timnas Indonesia harus merebut satu tiket Zona Asia. Yang menjadi lawan Indonesia waktu itu adalah Taiwan.

Namun, Endang Witarsa dan rekan-rekannya tak perlu bersusah payah. Mereka meraih kemenangan walkover sekaligus mendapat tiket ke Melbourne.

Taiwan memilih mundur dari ajang ini. Hal tersebut tak lepas dari permasalahan politik mereka dengan Tiongkok. IOC sendiri sudah berupaya menengahi permasalahan ini. Namun, Taiwan tetap memutuskan untuk mengundurkan diri.

3 dari 6 halaman

Kembali Tak Berkeringat

Keberuntungan Indonesia belum habis. Pada putaran pertama Olimpiade, mereka seharusnya menghadapi Vietnam Selatan.

Namun, lagi-lagi, skuad besutan Antun Pogacnik ini tak harus berkeringat untuk meraih tiket ke Perempat Final. Pasalnya, Vietnam Selatan, yang menjadi lawan mereka, tak mengirim kesebelasan mereka dalam ajang ini.

Vietnam Selatan bukan menjadi satu-satunya tim yang memilih mundur dari cabang olahraga sepak bola pada ajang ini. Selain mereka, ada Republik Rakyat Tiongkok, Mesir, Turki, dan Hungaria yang juga memilih mundur.

Akibat mundurnya sejumlah tim tersebut, hanya ada tiga laga digelar pada putaran pertama. Ketiga laga tersebut adalah Uni Soviet vs Jerman, Inggris Raya vs Thailand, dan Australia vs Jepang.

4 dari 6 halaman

Imbangi Raksasa

Tak berkeringat pada dua fase sebelumnya, tak membuat Indonesia tampil melempem pada Perempat Final Olimpiade 1956. Ramang dan kawan-kawan sukses mengimbangi Soviet yang bisa disebut salah satu raksasa sepak bola dunia waktu itu.

Dalam pertandingan yang dihelat di Olympic Park Stadium Melbourne, 29 November 1956, Indonesia berhasil menahan imbang Soviet tanpa gol. Setelah laga dilanjutkan sampai tambahan waktu pun, kedudukan tak berubah.

Hasil laga ini mengejutkan. Pasalnya, Soviet merupakan salah satu tim papan atas di dunia waktu itu. Di tim mereka pun ada sosok kiper legendaris, Lev Yashin.

Berikut susunan starting line-up kedua tim waktu itu:

Indonesia: Maulwi Saelan (GK), Mohammad Rasjid, Chairuddin Siregar, Ramlan Yatim, Kiat Sek Kwee, Liong Houw Tan, Endang Witarsa, Sian Liong Phwa, Ashari Danoe, Him Tjang Thio, Andi Ramang.

Uni Soviet: Lev Yashin (GK), Nikolai Tishenko, Boris Kuznetsov, Iosif Betsa, Anatoli Bashashkin, Igor Netto, Boris Tatushin, Anatoli Isayev, Eduard Streltsov, Sergei Salnikov, Vladimir Ryschkin.

5 dari 6 halaman

Remuk pada Kesempatan Kedua

Imbang pada persuaan pertama, Indonesia kembali harus menghadapi Uni Soviet untuk memperebutkan satu tiket ke semifinal. Kali ini, laga dihelat di Olympic Park Stadium Melbourne, 1 Desember 1956.

Kali ini, keberuntungan tak lagi menaungi Timnas Indonesia. Pada laga ini, mereka harus menelan kekalahan empat gol tanpa balas. Empat gol Soviet yang bersarang ke gawang Indonesia pada laga ini dicetak Sergei Salnikov (17' dan 59'), Valentin Ivanov (19'), dan Igor Netto ((43').

Dengan kekalahan ini, pungkas sudah perjalanan Timnas Indonesia pada ajang Olimpiade 1956. Sementara, Soviet terus melaju, bahkan sukses meraih medali emas setelah mengalahkan Yugoslavia pada partai final.

Berikut susunan starting line-up kedua tim waktu itu:

Indonesia: Maulwi Saelan (GK), Chairuddin Siregar, Ramlan Yatim, Kiat Sek Kwee, Liong Houw Tan, Endang Witarsa, Andi Ramang, Achad Arifin, Him Tjang Thio, Jasrin Jusron

Uni Soviet: Boris Rasinski (GK), Nikolai Tishenko, Boris Kuznetsov, Anatoli Maslyonkin, Anatoli Bashaskhin, Igor Netto, Boris Tatushin, Valentin Ivanov, Eduard Streltsov, Sergei Salnikov, Anatoli Ilyin.

6 dari 6 halaman

Dua Dasawarsa Berselang

Indonesia nyaris kembali lolos ke ajang olimpiade dua dasawarsa berselang. Mereka gagal mendapat tiket ke Olimpiade Montreal 1976 setelah dikalahkan Korea Utara melalui adu penalti pada babak final pra Olimpiade Grup II Zona Asia.

Laga yang dihelat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, 26 Februari 1976 tersebut berlangsung sengit. Kedua tim bermain dengan gaya yang kontras. Korea Utara bermain defensif dan mengandalkan serangan balik cepat. Sementara, Indonesia mengandalkan agresivitas dan kecepatan para pemain mereka, terutama dari sektor sayap.

Pada adu penalti, Indonesia kalah 4-5 dari Korea Utara setelah eksekusi penalti Oyong Liza, Anjas Asmara, dan Sueb Rizal gagal membobol gawang Jin In Chol.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah, Diolah dari FIFA, Jas Merah; Sisi lain Sejarah Sepak Bola Nasional)