Plus dan Minus Taktik Patrick Kluivert di Laga Timnas Indonesia vs Lebanon: 81 Persen Penguasaan Bola, tapi 0 Shot on Target!

Plus dan Minus Taktik Patrick Kluivert di Laga Timnas Indonesia vs Lebanon: 81 Persen Penguasaan Bola, tapi 0 Shot on Target!
Starting XI Timnas Indonesia pada laga melawan Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo, Selasa (8/9) malam WIB (c) Abdul Aziz

Bola.net - Laga antara Timnas Indonesia vs Lebanon berakhir dengan skor imbang 0-0. Pada aspek taktik, Indonesia arahan pelatih Patrick Kluivert menunjukkan sisi plus dan minus pada duel di Stadion Gelora Bung Tomo tersebut.

Pada duel Senin (8/9) malam WIB, Skuad Garuda turun dengan formasi awal 4-2-3-1. Kluivert menurunkan formasi yang sama dengan ketika Indonesia menang 6-0 atas Chinese Taipei pada laga beberapa hari sebelumnya.

Namun, komposisi pemain yang diturunkan sang pelatih sama sekali berbeda. Indonesia menurunkan duet Jay Idzes dan Kevin Diks di posisi bek tengah. Lalu, Calvin Verdonk dan Joey Pelupessy bermain sebagai double pivot untuk mengisi lini tengah.

Kluivert seolah ingin menegaskan bahwa 4-2-3-1 adalah formasi yang diinginkan, sekaligus menghapus cara bermain lama dengan tiga bek sejajar. Lantas, apa yang jadi nilai plus dan minus dari tik Kluivert di laga lawan Lebanon?

1 dari 3 halaman

Penguasaan Bola yang Dominan

Penguasaan Bola yang Dominan

Aksi Patrick Kluivert pada laga Timnas Indonesia vs Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo, Selasa (8/9) malam WIB (c) Abdul Aziz

Selain mengubah formasi, Kluivert sejak awal juga mengubah gaya bermain Timnas Indonesia. Pria asal Belanda itu ingin Indonesia bermain agresif dan menguasai permainan dengan cara mendominasi penguasaan bola.

Pada duel lawan Lebanon, berdasarkan pada data LapangBola, penguasaan bola Indonesia mencapai 81 persen. Indonesia tampil sangat dominan.

Di lini tengah, Indonesia selalu unggul dalam aspek jumlah. Akurasi umpan Skuad Garuda juga tidak buruk. Dari 700 umpan yang dilepaskan, 619 diantaranya sukses. Akurasi umpan pemain Indonesia mencapai 88 persen.

2 dari 3 halaman

Minim Variasi di Lini Depan, 0 Shot on Target

Minim Variasi di Lini Depan, 0 Shot on Target

Aksi Miliano Jonathans pada laga Timnas Indonesia vs Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo, Selasa (8/9) malam WIB (c) Abdul Aziz

Indonesia punya penguasaan bola yang bagus. Namun, ada catatan yang sangat kontras dari dominasi itu. Indonesia gagal mencatat satupun tendangan tepat sasaran atau shot on target. Betul, tidak ada ancaman nyata ke gawang Lebanon.

Sejatinya, Indonesia mampu melepas sembilan shots sepanjang laga. Namun, jumlah yang melenceng terlalu banyak yakni delapan. Satu shot lain berhasil diblok lawan.

Faktor ini mungkin dikarenakan absennya Ole Romeny. Namun, lebih dari sekadar faktor individu, ada sistem belum berjalan optimal. Indonesia terlalu mengandalkan serangan dari samping. Opsi menyerang dari tengah jarang dipilih.

3 dari 3 halaman

Tanpa Ujian di Lini Belakang

Tanpa Ujian di Lini Belakang

Kevin Diks dan Jay Idzes pada laga Timnas Indonesia vs Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo, Selasa (8/9) malam WIB (c) Abdul Aziz

Lebanon dianggap sebagai representasi dari Arab Saudi dan Irak, dua lawan yang akan dihadapi Indonesia di putaran ke-4 babak Kualifikasi Piala Dunia 2026. Dari cara melakukan provokasi, mereka memenuhi kriteria itu.

Penting bagi Indonesia untuk meredam emosi saat berjumpa tim-tim dari Timur Tengah, seperti Irak dan Arab Saudi. Lebanon telah menguji kemampuan tersebut dan Indonesia bisa dibilang lolos.

Namun, Indonesia tidak mendapat banyak ujian dari aspek bertahan. Duet Jay Idzes dan Kevin Diks tak banyak dapat tekanan dari lawan. Begitu juga dengan kiper Emil Audero meskipun ada satu shot on target yang dilepaskan Lebanon.