Sepak Bola Bukan Matematika: Saatnya Timnas Indonesia Membalikkan Logika Angka di Jeddah

Sepak Bola Bukan Matematika: Saatnya Timnas Indonesia Membalikkan Logika Angka di Jeddah
Timnas Indonesia merayakan gol Ole Romeny ke gawang Timnas China, Kamis (5/6/2025) (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Bola.net - Ada pepatah lama yang selalu hidup di dunia sepak bola: pertandingan tidak dimainkan di atas kertas. Jika melihat data peringkat FIFA, Timnas Indonesia tampak seperti tim kecil di antara raksasa. Dalam daftar terbaru per 18 September 2025, skuad Garuda menempati posisi ke-119 dunia, jauh di bawah Irak (peringkat 58) dan Arab Saudi (peringkat 59). Namun, seperti kata banyak orang, sepak bola bukanlah matematika.

Dua laga berat putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia sudah menanti Jay Idzes dan kawan-kawan di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, masing-masing menghadapi Arab Saudi pada 9 Oktober dan Irak pada 12 Oktober dini hari WIB. Banyak yang memandang Indonesia hanyalah pelengkap di Grup B, ibarat "pupuk bawang" di antara kekuatan besar Asia Barat.

Meski begitu, harapan tetap menyala. Di sepak bola, hasil sering kali menertawakan prediksi. Statistik bisa memihak tim kuat, tetapi semangat dan mental bisa mengubah segalanya. Itulah semangat yang ingin ditularkan Dali Tahir, tokoh sepak bola Indonesia yang percaya bahwa keajaiban bisa terjadi kapan saja di lapangan hijau.

"Rangking FIFA tak pernah bohong. Jika negara tersebut berada di urutan atas atau bawah, memang berdasar prestasi, bukan karena manipulasi data. Jadi, publik harus realistis dengan peluang Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026," ujarnya. Akan tetapi, ia juga menegaskan bahwa sepak bola memiliki ruang untuk kejutan di luar logika angka.

1 dari 2 halaman

Angka Tak Selamanya Menentukan

Angka Tak Selamanya Menentukan

Starting XI Timnas Indonesia pada laga melawan Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo, Selasa (8/9) malam WIB (c) Abdul Aziz

Dali Tahir percaya, angka peringkat bukan akhir dari cerita. “Di sepak bola apa pun bisa terjadi. Banyak fakta tim lemah mampu mengalahkan tim kuat. Timnas Indonesia juga bisa mengubah angka itu dengan bermain spartan untuk mengalahkan Arab Saudi dan Irak,” katanya.

Optimisme itu bukan tanpa dasar. Mantan anggota Komite Etik FIFA tersebut mengingat kembali momen ketika Indonesia yang masih ditangani Shin Tae-yong pernah menaklukkan Bahrain, China, dan Arab Saudi di babak sebelumnya. Saat itu, jarak peringkat antara Indonesia dan lawan-lawannya bahkan lebih lebar daripada sekarang. Namun, hasil di lapangan berkata lain — kerja keras dan mentalitas mampu menundukkan statistik.

"Saat itu, ranking kita jauh sekali dibanding tiga negara itu, tapi Timnas Indonesia bisa membalikkan fakta. Begitu pula posisi Timnas Indonesia di putaran keempat ini. Jadi, mari tetap optimistis timnas kebanggaan kita bisa tampil ke Piala Dunia 2026," tutur Dali.

2 dari 2 halaman

Belajar dari Kejutan Dunia

Belajar dari Kejutan Dunia

Starting XI Timnas Indonesia di laga FIFA Matchday melawan Chinese Taipei, 5 September 2025 (c) Bola.net/Abdul Aziz

Dali juga mengingatkan bahwa sejarah sepak bola dunia dipenuhi cerita di luar nalar. Dalam pengalamannya menonton lima edisi Piala Dunia, ia menyaksikan bagaimana tim-tim besar tumbang oleh yang dianggap kecil. Contohnya adalah Korea selatan yang berhasil mempermalukan juara bertahan Jerman 2-0 di Piala Dunia 2018 Rusia.

Empat tahun kemudian, Arab Saudi mencatat kisah serupa ketika mengalahkan Argentina 2-1 di Piala Dunia 2022 Qatar.

“Ya, kita masih punya harapan Timnas Indonesia bikin kejutan seperti negara lain, seperti Korsel dan Arab Saudi itu. Saya kira bukan Timnas Indonesia saja yang tegang. Arab Saudi dan Irak juga stres menjelang putaran keempat ini. Tim yang punya spirit dan mental kuatlah yang ke Piala Dunia 2026,” tegasnya.

Kini, semua mata tertuju ke Jeddah. Timnas Indonesia memang bukan unggulan, tetapi sejarah selalu berpihak pada mereka yang berani menantang hitungan. Sebab, pada akhirnya, sepak bola bukanlah matematika — dan keberanian sering kali menjadi rumus paling ampuh untuk mengubah nasib.

Disadur dari: Bola.com/Gatot Sumitro/Hendry Wibowo, 7 Oktober 2025