Walau Rumit, PSSI Tetap Perjuangkan Naturalisasi Maarten Paes

Bola.net - PSSI diyakini bakal tetap melanjutkan proses naturalisasi Maarten Paes kendati proses tersebut lebih rumit dari biasanya. Keyakinan ini diungkapkan pengamat dan komentator sepak bola, Ronny Pangemanan.

Menurut Ropan, sapaan karib Ronny Pangemanan, ada permasalahan yang mengadang dalam proses naturalisasi penjaga gawang berdarah Indonesia-Belanda tersebut. Permasalahannya, ia sudah pernah memperkuat tim Belanda ketika usianya sudah melewati batas usia junior.

Paes pernah memperkuat tim Belanda U-21 dalam sebuah ajang kualifikasi kontra Belarusia. Pada laga tersebut, pemain yang kini berusia 25 tahun tersebut bermain sebagai pemain cadangan.

Yang menjadi masalah, waktu itu, Paes sudah berusia 22 tahun. Pasalnya, menurut aturan, pemain untuk bisa bersalin kewarganegaraan hanya memperkuat tim negara sebelumnya di level junior. Junior yang dimaksud adalah berada di bawah usia 21 tahun.

"Nah, di sinilah nantinya yang PSSI akan jadikan bahan untuk melakukan pendekatan, untuk berbicara dengan FIFA," kata Ropan di kanal youtube Bung Ropan.

"Saya yakin dan percaya, tim legal PSSI ini tentunya sudah mengkaji, mencermati, pasal demi pasal di FIFA ini khusus untuk menyelamatkan Maarten Paes sehingga ia bisa menjadi Warga Negara Indonesia dan bermain untuk Tim Garuda kita," sambungnya.

Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

Optimistis Naturalisasi Paes Sukses

Lebih lanjut, Ropan pun mengungkapkan keyakinannya bahwa upaya PSSI ini akan membuahkan hasil. Mantan jurnalis di sebuah media olahraga ini percaya, pemain FC Dallas tersebut bakal bisa segera memegang paspor Indonesia.

"Saya rasa, Maarten Paes bisa untuk menjadi warga negara kita dan diupayakan untuk bermain dengan tim nasional kita," kata Ropan.

"Kenapa? Karena Pak Erick Thohir, sebagai Ketua Umum PSSI, kan punya hubungan baik dengan FIFA. Apalagi, kantor FIFA ada di Jakarta. Hubungan ini yang akan dijaga dengan baik. Saya yakin, ini hanya persoalan waktu saja," ia menandaskan.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)