
Bola.net - Presiden Kehormatan Arema Indonesia, Rendra Kresna, secara tegas menyatakan, layak tidaknya seorang pemain masuk skuad tim nasional (Timnas) bukan kewenangan PSSI, melainkan pelatih dan masyarakat yang ikut menilai kualitas pemain.
"PSSI hanya sebagai wadah dan organisasi dalam memajukan prestasi Indonesia dalam bidang sepak bola, sehingga yang berhak menentukan pemain untuk memperkuat Timnas adalah pelatih," tegas Rendra di Malang, Sabtu (10/12).
Selain pelatih, lanjutnya, masyarakat juga ikut menentukan layak dan tidaknya seorang pemain bola masuk timnas. Apakah pemain itu saat ini berkompetisi di Liga Super Indonesia (LSI) atau Liga Primer Indonesia (LPI) juga tidak masalah, yang terpenting adalah kualitasnya.
Namun demikian, tegas Rendra, kalaupun para pemain yang saat ini merumput di ajang LSI tidak bisa memperkuat Timnas juga tidak masalah. Yang jelas saat ini ada masalah serius di tubuh PSSI.
Meski para pemain yang berlaga di ajang LSI tidak bisa memperkuat timnas, kompetisi LSI di Tanah Air akan tetap bergulir. "Saya yakin para pemain yang sebelumnya memperkuat timnas dan sekarang berkiprah di LSI, tidak akan 'lari' ke LPI," tegasnya.
Bahkan, sebagian besar pemain timnas senior maupun U-23 adalah pemain yang saat ini berlaga di ajang LSI, di antaranya adalah Bambang Pamungkas, Christian Gonzales, Firman Utina, Diego Michell, Yongki Aribowo, Achmad Bustomi, Zilkifli Syukur dan sebagian pemain Persipura Jayapura.
Sedangkan yang tercatat memperkuat tim LPI adalah Kurnia Meiga, Irfan Bachdim dan Andik Vermansyah.
Menurut Rendra yang juga Bupati Malang itu, tak bisanya pemain LSI memperkuat timnas itu disebabkan oleh ketidakjelasan PSSI. Pembinaan pada pemain juga tidak jelas arahnya.
Ia mengemukakan, tidak masuknya timnas bagi pemain LSI bukanlah akhir dari segalanya, sebab bukan PSSI yang menentukan komposisi pemain timnas. Dan, masyarakat pasti tahu siapa pemain yang layak untuk memperkuat tim Garuda.
"Saya rasa tidak ada pengaruhnya bagi pemain, kalau PSSI menentukan kebijakan tersebut. Apalagi kompetisi LSI sudah bergulir dan sesuai hasil kongres PSSI di Bali," tegasnya.
Kepengurusan PSSI di era sebelumnya juga pernah mengeluarkan kebijakan larangan bagi pemain LPI memperkuat timnas. Kebijakan itu dinilai oleh pengurus yang sekarang sebagai kebijakan diskriminatif, namun kebijakan itu sekarang justru diterapkan.
(ant/lex)
"PSSI hanya sebagai wadah dan organisasi dalam memajukan prestasi Indonesia dalam bidang sepak bola, sehingga yang berhak menentukan pemain untuk memperkuat Timnas adalah pelatih," tegas Rendra di Malang, Sabtu (10/12).
Selain pelatih, lanjutnya, masyarakat juga ikut menentukan layak dan tidaknya seorang pemain bola masuk timnas. Apakah pemain itu saat ini berkompetisi di Liga Super Indonesia (LSI) atau Liga Primer Indonesia (LPI) juga tidak masalah, yang terpenting adalah kualitasnya.
Namun demikian, tegas Rendra, kalaupun para pemain yang saat ini merumput di ajang LSI tidak bisa memperkuat Timnas juga tidak masalah. Yang jelas saat ini ada masalah serius di tubuh PSSI.
Meski para pemain yang berlaga di ajang LSI tidak bisa memperkuat timnas, kompetisi LSI di Tanah Air akan tetap bergulir. "Saya yakin para pemain yang sebelumnya memperkuat timnas dan sekarang berkiprah di LSI, tidak akan 'lari' ke LPI," tegasnya.
Bahkan, sebagian besar pemain timnas senior maupun U-23 adalah pemain yang saat ini berlaga di ajang LSI, di antaranya adalah Bambang Pamungkas, Christian Gonzales, Firman Utina, Diego Michell, Yongki Aribowo, Achmad Bustomi, Zilkifli Syukur dan sebagian pemain Persipura Jayapura.
Sedangkan yang tercatat memperkuat tim LPI adalah Kurnia Meiga, Irfan Bachdim dan Andik Vermansyah.
Menurut Rendra yang juga Bupati Malang itu, tak bisanya pemain LSI memperkuat timnas itu disebabkan oleh ketidakjelasan PSSI. Pembinaan pada pemain juga tidak jelas arahnya.
Ia mengemukakan, tidak masuknya timnas bagi pemain LSI bukanlah akhir dari segalanya, sebab bukan PSSI yang menentukan komposisi pemain timnas. Dan, masyarakat pasti tahu siapa pemain yang layak untuk memperkuat tim Garuda.
"Saya rasa tidak ada pengaruhnya bagi pemain, kalau PSSI menentukan kebijakan tersebut. Apalagi kompetisi LSI sudah bergulir dan sesuai hasil kongres PSSI di Bali," tegasnya.
Kepengurusan PSSI di era sebelumnya juga pernah mengeluarkan kebijakan larangan bagi pemain LPI memperkuat timnas. Kebijakan itu dinilai oleh pengurus yang sekarang sebagai kebijakan diskriminatif, namun kebijakan itu sekarang justru diterapkan.
(ant/lex)
Advertisement
Berita Terkait
LATEST UPDATE
-
Otomotif 1 Oktober 2025 18:02
-
Liga Champions 1 Oktober 2025 17:59
-
Liga Champions 1 Oktober 2025 17:56
-
Otomotif 1 Oktober 2025 17:40
-
Bola Indonesia 1 Oktober 2025 17:15
-
Liga Inggris 1 Oktober 2025 17:11
BERITA LAINNYA
-
tim nasional 1 Oktober 2025 13:00
-
tim nasional 1 Oktober 2025 12:55
-
tim nasional 1 Oktober 2025 11:02
-
tim nasional 1 Oktober 2025 10:22
-
tim nasional 1 Oktober 2025 08:51
-
tim nasional 1 Oktober 2025 04:40
MOST VIEWED
- Skandal Naturalisasi Malaysia: FAM Belum Mengajukan Banding Karena Masalah Administrasi
- Difitnah Malaysia yang Dihukum FIFA Imbas Skandal Naturalisasi, Erick Thohir Bantah dan Beri Jawaban Berkelas
- Gara-gara Timnas Malaysia! Facundo Garces Mulai Tadi Malam tak Bisa Bela Deportivo Alaves di La Liga
- Pengamat Malaysia Kritik Pemanggilan Marc Klok dan Stefano Lilipaly ke Timnas Indonesia: Hanya Layak di Level ASEAN
HIGHLIGHT
- Tak Selalu Sempurna, Ini 5 Penalti Terburuk Lionel...
- 10 Kuda Hitam Liga Champions yang Bisa Bikin Kejut...
- 5 Pemain Muda yang Bisa Jadi Kejutan di Liga Champ...
- Peta Panas Pelatih Premier League: Slot Nyaman, Am...
- 6 Pemain Top yang Gabung Klub Liga Arab Saudi Musi...
- Deretan Pemain dengan Gaji Fantastis di La Liga 20...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...