Harapan Juara Aspac Bersama Pacman
Editor Bolanet | 4 April 2013 21:40
Dalam setiap seri Speedy NBL Indonesia dua musim belakangan ini, keberadaan Pacman seolah tak pernah absen. Terutama saat pertandingan Aspac. Go Aspaaaac! teriakan melengking khas remaja putri seperti itu selalu mengiringi pertandingan tim yang sementara ini bertengger di puncak klasemen. Atau bahkan diselingi teriakan menyemangati pemain Aspac seperti Oki Wira atau Xaverius Prawiro. Kak Okiiii, Kak Iuuuus... Semangaat! Terkesan berisik, tapi tetap asyik.
Kebisingan mereka seperti itu tak pernah terhenti meskipun Aspac tengah bertanding di luar home base mereka, Jakarta. Seperti yang terjadi saat partai semifinal Preseason Tournament NBL Indonesia 20 Oktober lalu di DBL Arena Surabaya. Belasan Pacman tetap tak gentar menyemangati tim kesayangannya itu. Meskipun kala itu mereka tengah berada di ribuan pendukung CLS Knights Surabaya.
Pendukung fanatik Aspac sendiri sebenarnya cukup lama ada di tanah air. Namun menurut salah satu dedengkot Pacman, Coca Tirtalina, mereka baru benar-benar teroganisir Maret tahun lalu. Menurutnya, keberadaan akun Dell Aspac di social media lah cikal bakal lahirnya Pacman. Tanpa mau menjiplak nama game keluaran Namco, nama Pacman sendiri merupakan akronim yang diambil dari Aspac Mania.
Karena adanya akun Dell Aspac yang dibikin manajemen tim, kita yang di daerah-daerah jadi tergerak untuk aktif juga. Kemudian mulai muncul korwil (koordinator wilayah) di daerah-daerah dan akhirnya kita organisir, urai Coca, Kamis (4/4).
Ya, Pacman saat ini memang terorganisir dengan rapi. Dengan merogoh kocek Rp 100 ribu, sebagai syarat pendaftaran menjadi member, anggota Pacman akan mendapatkan beberapa kemudahan. Selain member card sebagai bukti keanggotaan, mereka juga mendapatkan t-shirt Pacman dan potongan sebesar 20% untuk tiket masuk Speedy NBL Indonesia di seri manapun. Kita koordinasi sama manajemen tim untuk membantu potongan tiket tersebut, kata Coca.
Wanita asal Surabaya ini mengaku saat ini sudah ada delapan korwil yang terbentuk di setiap kota. Yakni, Surabaya, Malang, Solo, Jogja, Sukabumi, Depok, Bekasi dan bahkan hingga Makassar. Jumlah anggota mereka pun kian meningkat dan lebih dari 300 orang sudah menjadi member. Sebuah hal yang menarik bagi suporter cabang olahraga yang di negeri ini masih lah sering dicap sebagai olahraga nomor kesekian setelah sepak bola itu.
Coca membantah kalau member Pacman hanya dihuni remaja saja. Memang rata-rata mahasiswa, tapi banyak juga yang sudah bekerja dan berkeluarga. Banyak yang suka Aspac sejak dulu, ada juga yang suka pemainnya terus lanjut suka timnya. Macem-macem sih, katanya.
Meski menyebar di beberapa kota, militansi dan loyalitas Pacman sudah cukup terbukti. Bukan hanya di setiap seri, saat partai final di Yogyakarta musim lalu, mereka tetap menyempatkan diri berangkat guna mendukung Aspac. Di Jogja, kebetulan saya yang koordinir tiket dan kebagian 100 lembar. Tiket ludes dan masih banyak Pacman yang belum kebagian, cerita Coca.
Lantas bagaimana kah keberadaan Pacman di mata tim Aspac sendiri? Pacman selalu setia mendukung kita, kalah, menang dan apapun hasilnya. Itu pasti membuat tim kita tambah solid dan kuat, ujar point guard Aspac, Mario Gerungan.
Keberadaan komunitas Pacman di beberapa kota juga dinilai Mario kian membuat Aspac memiliki keuntungan dari segi dukungan. Apalagi karena NBL di tiap serinya berpindah-pindah kota. Yang jelas, dengan dukungan seperti ini Pacman adalah tambahan motivasi kita untuk jadi juara, tegas pemain yang merupakan kapten dari Aspac ini.
Harapan agar Aspac juara juga ditegaskan Coca mewakili rekan-rekannya di Pacman. Sebab, keberadaan mereka setahun ini tidak lah sia-sia. Dengan memplesetkan slogan Speedy NBL Indonesia musim ini, Rise With Us, Pacman yakin slogan itu ditujukan untuk tim kesayangannya. Karena memang kata terakhir, 'us' akan terbaca 'as' untuk Aspac.
Kami nggak mau muluk-muluk sih. Tapi tim yang konsisten pasti yang juara. Dan kami yakin Aspac lah yang angkat trofi tahun ini, tutup Coca optimis. (fjr/kny)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Link Live Streaming Pertandingan IBL Indonesia 2025 di IBL TV
Basket 19 Maret 2025, 08:49
-
Perbandingan Prestasi Stephen Curry dengan Point Guard Legendaris: Keunikan dan Kelebihannya
Basket 28 Februari 2025, 14:30
-
Persentase Tembakan Tiga Angka Steph Curry: Angka Menakjubkan dalam Kariernya
Basket 28 Februari 2025, 14:15
-
Sejarah Bola Basket: Dari Temuan Naismith Hingga Populer di Seluruh Dunia
Basket 13 Februari 2025, 17:59
-
Mengenal Bola Basket: Sejarah, Teknik, dan Peraturan Dasar
Basket 13 Februari 2025, 10:48
LATEST UPDATE
-
Hasil Latihan Moto2 Malaysia 2025: Manuel Gonzalez Tercepat, Asapi Jake Dixon
Otomotif 24 Oktober 2025, 14:34
-
Klub Spanyol ini Ingin Boyong Joshua Zirkzee di Januari 2026?
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 13:34
-
MU vs Brighton, Setan Merah Diprediksi Bakal Raih Kemenangan Ketiga Beruntun
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 13:14
-
Eksperimen Baru Allegri di Lini Depan AC Milan: Rafael Leao Jadi Striker!
Liga Italia 24 Oktober 2025, 12:44
-
MU Utus 'Agen Rahasia' untuk Boyong Carlos Baleba ke Old Trafford
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:36
-
Bukan Gelandang, MU Bakal Beli Striker Baru di Januari 2026
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:21
-
Riccardo Calafiori: Bek Unik yang Mengubah Cara Bermain Arsenal di Era Mikel Arteta
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:17
-
Mohamed Salah di Persimpangan: Apakah Ia Masih Layak di Skuad Inti Liverpool?
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:11
-
8 Detik, 4 Sentuhan, 1 Gol: Seni Serangan Balik yang Buat Dunia Terpana
Liga Champions 24 Oktober 2025, 12:08
-
Klasemen Perolehan Medali Kejuaraan Dunia Gimnastik 2025
Olahraga Lain-Lain 24 Oktober 2025, 11:17
LATEST EDITORIAL
-
3 Manajer Premier League yang Kontraknya Habis pada Musim Panas 2026
Editorial 23 Oktober 2025, 21:39
-
10 Gelandang Tengah Terbaik di Dunia Saat Ini: Dari Vitinha hingga Mac Allister
Editorial 23 Oktober 2025, 20:56







