Anthony Ginting vs Kento Momota adalah Duel Kelas Dunia, Inilah 5 Alasannya
Ari Prayoga | 15 Desember 2019 19:45
Bola.net - Duel kelas dunia tersaji dari partai final tunggal putra BWF World Tour Finals 2019 antara Kento Momota melawan Anthony Sinisuka Ginting di Tianhe Stadium, Guangzhou, China, Minggu (15/12/2019).
Kento memenangi duel tersebut dengan skor 17-21, 21-17, dan 21-14, dan memastikan gelar juara. Kendati demikian, pebulutangkis nomor satu dunia itu susah payah meladeni perlawanan Ginting yang juga tampil apik dalam pertandingan itu.
Anthony tampil percaya diri pada gim pertama. Ia terus menekan sejak unggul pada interval. Hasilnya, Anthony merebut gim pertama dengan mudah, 21-17.
Situasi hampir sama pada awal gim kedua. Mereka terus saling mengejar. Namun, Anthony menyerah dengan skor 17-21.
Pada gim ketiga, Anthony sempat unggul 12-5. Namun, ia mulai kehilangan fokus dan banyak melakukan kesalahan sendiri. Momota sukses memanfaatkan momen itu untuk mengalip dan berbalik unggul.
Anthony melemah saat poin 14-16. Ia mengalami gangguan di jari kaki kanan dan meminta break. Setelah jeda, Anthony tak mampu lagi mengejar Momota dan menyerah 14-21.
Ini merupakan pertemuan ke-15 bagi Anthony Sinisuka Ginting dan Kento Momota. Momota unggul jauh dengan 11 kemenangan.
Walau Anthony Sinisuka Ginting kalah, ia menunjukkan perlawanan luar biasa. Duel ini layak berlabel sebagai partai kelas dunia. Apa alasannya?
Alasan
1. Permainan Net Ajaib
Anthony Sinisuka Ginting sangat telaten mengajak Momota bermain net. Tercatat, ada empat kali drama permainan net oleh kedua pemain. Selain kecerdikan dan kesabaran, faktor keberuntungan juga berpengaruh. Dewi Fortuna kali ini lebih banyak berpihak pada Ginting.
2. Reli Mendebarkan
Anthony versus Momota memperlihatkan reli-reli mendebarkan dan mendapat apresiasi dari penonton.
3. Challenging
Beberapa kali terjadi challenging untuk memastikan posisi shuttlecock. Pada gim pertama, Anthony memenangkan dua challenging dan Momota sekali.
4. Berbagai Gerak Tipu
Kedua pemain juga saling unjuk gigi dengan gerak menipu lalu melakukan dropshot. Gerak tipu Kento Momota pada gim penentuan, saat skor 16-14, seolah menghentikan asa ginting pada partai tersebut.
5. Faktor fisik
Faktor fisik menjadi satu di antara kunci memenangi duel sengit tersebut. Pada gim ketiga, Anthony mulai keteteran meladeni Momota sehingga menyerah 14-21. Total, pertandingan berlangsung hingga 86 menit. Tentu ini menjadi pekerjaan rumah bagi Anthony untuk meningkatkan fisiknya dalam turnamen-turnamen berikutnya.
Disadur dari: Bola.com/Penulis Wiwig Prayugi/Editor Benediktus Gerendo Pradigdo
Published: 15 Desember 2019
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Jadwal Lengkap Pertandingan Denmark Open 2025, 14-19 Oktober 2025
Bulu Tangkis 19 Oktober 2025, 07:12
-
Pelatih Asal Belanda Kesulitan di Indonesia? Ini Pengakuan Pelatih Bali United
Tim Nasional 17 Oktober 2025, 09:49
LATEST UPDATE
-
Prediksi Persib Bandung vs Selangor FC 23 Oktober 2025
Bola Indonesia 22 Oktober 2025, 18:14
-
Frankfurt Mencari Pijakan, Liverpool Berambisi Mempertahankan Superioritasnya
Liga Champions 22 Oktober 2025, 18:02
-
Tradisi Apik Monaco, Tren Positif Tottenham
Liga Champions 22 Oktober 2025, 17:21
-
Karya Jurnalistik Akan Masuk Revisi UU Hak Cipta, Menteri Hukum: Harus Dilindungi
News 22 Oktober 2025, 17:17
-
Luka Modric Akui Eks Real Madrid Ini Jadi Alasan Utamanya Pindah ke AC Milan
Liga Italia 22 Oktober 2025, 16:56
-
Cek Jadwal Aksi Pemain Indonesia di Liga Europa 2025/26: Tayang di Vidio
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025, 16:12
LATEST EDITORIAL
-
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
Editorial 21 Oktober 2025, 22:27
-
4 Pemain Baru Manchester United yang Bantu Ruben Amorim Taklukkan Liverpool di Anfield
Editorial 21 Oktober 2025, 22:04













