3 Tim Terbaik Jose Mourinho: Chelsea, Inter Milan, dan Real Madrid, Mana yang Paling Kuat?
Richard Andreas | 8 April 2020 13:00
Bola.net - Jose Mourinho, salah satu pelatih paling sukses di dunia, pernah menangani sejumlah tim kuat yang mendefinisikan era. Mourinho termasuk pelatih yang berani, berkarier di beberapa negara Eropa.
Pria 57 tahun ini memulai kariernya sebagai penerjemah di Barcelona. Di sanalah dia mempelajari taktik sepak bola yang tepat, menimba ilmu bersama Josep Guardiola.
Setelahnya, Mou memulai kariernya di Benfica, lanjut ke Uniai de Leiria, lalu menangani Porto yang mengejutkan Eropa dan membesarkan nama Mou. Dari sana, Mou memulai petualangan di Premier League bersama Chelsea, lalu ke Inter Milan, Real Madrid, Manchester United, dan kini Tottenham Hotspur.
Kini, menengok kembali ke belakang, Tribalfootball merumuskan 3 tim istimewa yang pernah dilatih Mourinho di antara sederet tim-tim tersebut.
Apa saja? Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!
Chelsea 2004-06: Disiplin Defensif Pemecah Rekor
'The Special One' tiba di Inggris pada tahun 2004 dan mengubah wajah Premier League sepenuhnya. Gayanya yang arogan begitu digemari media-media Inggris, pelatih jadi selebritas baru.
Mourinho juga mengenalkan gaya bermain defensif yang begitu rapat dan rapi. Chelsea meraih gelar juara tahun 2005 dan 2006. Sederet rekor tercipta, misalnya kebobolan 15 gol dan meraih 95 poin di tahun pertamanya.
Mourinho membangun tim tangguh dengan pemain-pemain seperti Didier Drogba, Arjen Robben, Claude Makele, John Terry, dan Frank Lampard.
Cara Bermain
Mourinho menerapkan taktik 4-3-3 di Inggris, keberanian yang membuatnya unggul secara taktik dari sebagian besar tim yang masih konservatif dengan 4-4-2.
Gaya bermain ini membuat bek-bek Inggris kesulitan, khususnya karena banyak pemain Chelsea yang bisa mencetak gol selain Drogba. Sebagian besar gol Chelsea datang dari sisi sayap dengan Damien Duff dan Robben yang berani membelah pertahanan lawan.
Biar begitu, yang paling memukau adalah lini pertahanan Chelsea. Mourinho membentuk tim tangguh dengan kiper sekelas Petr Cech dan peran penting Makelele di tengah.
Inter Milan 2008-10: Menghancurkan Tiki-Taka
Mourinho hanya dua tahun bekerja di Italia, tapi dia menyisakan kenangan yang begitu mendalam. Dia membangun hubungan yang sangat dengan dengan Marco Materazzi dan pemain-pemain Inter Milan lainnya.
Mou membawa Inter menjuarai Serie A dalam dua musimnya di sana. Lalu ditambah dengan trofi Coppa Italia dan Liga Champions di tahun terakhirnya.
Gelar treblewinners inilah yang dianggap luar biasa. Inter bisa mengalahkan Barcelona yang saat itu dipuji sebagai tim terbaik di dunia, tentu melalui sentuhan genius Mourinho.
Gaya Bermain
Mourinho menerapkan taktik 4-3-1-2 hampir setiap kali Inter bermain di laga domestik. Dia meminta Sneijder bermain sebagai gelandang no.10 kreatif yang mendikte serangan tim.
Permainan Inter saat itu cukup menghibur. Mereka sering memetik kemenangan dengan skor besar, tentu lewat serangan balik cepat.
Inter versi ini dikenal ketika mengalahkan Barcelona 3-1 di San Siro, takluk 0-1 di Camp Nou, tapi tetap lolos ke putaran berikutnya dan akhirnya jadi juara. Tiki taka saat itu sangat tangguh, Mourinho menerapkan taktik 4-2-3-1 yang sempurna untuk menetralisir ancaman Lionel Messi dkk.
Saat itu, keputusan Mourinho dipuji berani karena penguasaan bola dianggap sebagai satu-satunya cara memetik kemenangan, Inter tidak seperti itu.
Real Madrid 2011-12: The Beauty of Counter-Attack
Masa karier Mourinho yang sering dilupakan. Meski dia hanya meraih satu gelar La Liga selama tiga tahun memimpin Real Madrid, Mourinho sebenarnya bisa membentuk tim tangguh dengan gaya bermain luar biasa.
Mourinho berhasil menemukan kelemahan Barcelona-nya Guardiola, dan dia melakukannya dengan sepak bola menyerang. Real juga menjuarai Copa del Rey 2011, tentu dengan mengalahkan Barcelona.
Selama tiga tahun di sana, Mourinho menorehkan rasio 71,9% kemenangan, jumlah yang paling tinggi dari pelatih Real Madrid berikutnya sampai sekarang.
Gaya Bermain
Singkatnya, Madrid memainkan gaya serangan balik terbaik yang pernah tercatat dalam sejarah sepak bola. Tidak hanya menerapkan garis tekanan tinggi, tapi menekan secara agresif.
Gaya serangan balik Madrid ini lebih matang dan lebih agresif dari permainan Chelsea dan Inter sebelumnya. Mourinho berhasil memaksimalkan kemampuan Cristiano Ronaldo.
Tercatat, Ronaldo mencapai tahun terbaik dalam karriernya di sisi kiri. Dia mencetak 86 gol dari 72 pertandingan La Liga antara tahun 2010 sampai 2012, sebagian besar karena Ronaldo dibiarkan menunggu serangan b alik di depan.
Ketika bola berhasil direbut, bek-bek Madrid menyerahkannya pada Xabi Alonso, yang tinggal memutar badan dan punya banyak opsi. Saat itu pemain-pemain seperti Angel Di Maria, Mesut Ozil, Karim Benzema, dan Marcelo pasti sudah berlari kencang, apalagi Ronaldo yang menunggu umpan pemungkas.
Sumber: Tribalfootball
Baca ini juga ya!
- Satu Syarat yang Harus Dipenuhi Chelsea Jika Ingin Dapatkan Philippe Coutinho dari Barcelona
- Alexis Sanchez Mau Tinggalkan MU, tapi Tolak Potong Gaji
- Potret Garang dan Seksi Nif Brascia, Atlet Kickboxing Kekasih Moise Kean
- 7 Algojo Penalti Liverpool yang Paling Produktif, Salah Satunya James Milner
- Termasuk Ole Gunnar Solskjaer, Ini 5 Supersub Paling Produktif di Premier League
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Patrick Dorgu Terkejut dengan Keputusan Manchester United di Bursa Transfer
Liga Inggris 6 September 2025, 12:17 -
Gawat! Man City Bisa Tanpa 10 Pemain Saat Derby Kontra MU
Liga Inggris 6 September 2025, 12:05 -
Pakar Cedera Ungkap Detail Kondisi Matheus Cunha di Manchester United
Liga Inggris 6 September 2025, 11:28 -
Manchester United Masih Belum Lepaskan Pandangannya dari Eks Pemain Chelsea Ini
Liga Inggris 6 September 2025, 11:05 -
Harga 75 Juta Poundsterling Tapi Belum Juga Moncer di MU, Benjamin Sesko Kena Sentil
Liga Inggris 6 September 2025, 10:49
LATEST UPDATE
-
Prediksi Turki vs Spanyol 8 September 2025
Piala Dunia 6 September 2025, 19:35 -
Hasil Kualifikasi Moto2 Catalunya 2025: Sikat Jake Dixon, Daniel Holgado Sabet Pole
Otomotif 6 September 2025, 19:30 -
Susunan Pemain Timnas Indonesia U-23 vs Makau: Rotasi oleh Gerald Vanenburg
Tim Nasional 6 September 2025, 19:21 -
Prediksi Jerman vs Irlandia Utara 8 September 2025
Piala Dunia 6 September 2025, 19:11 -
Hasil Latihan Ketiga Formula 1 GP Italia 2025: Lando Norris Ungguli Charles Leclerc
Otomotif 6 September 2025, 18:37 -
Hasil Kualifikasi Moto3 Catalunya 2025: David Almansa Rebut Pole Perdana
Otomotif 6 September 2025, 18:32 -
Update Klasemen Pembalap WorldSSP300 2025
Otomotif 6 September 2025, 18:26 -
Hasil Race 1 WorldSSP300 Prancis 2025: Debut Arai Agaska, Loris Veneman Menang
Otomotif 6 September 2025, 18:22 -
Kualifikasi Piala Asia U-23 2026: Korea Selatan Habisi Laos Tujuh Gol Tanpa Balas
Tim Nasional 6 September 2025, 18:02 -
Prediksi Lithuania vs Belanda 7 September 2025
Piala Dunia 6 September 2025, 17:50 -
Update Klasemen Pembalap MotoE 2025
Otomotif 6 September 2025, 17:46 -
Update Klasemen Pembalap WorldWCR 2025
Otomotif 6 September 2025, 17:25 -
Hasil Race 1 WorldWCR Prancis 2025: Kalahkan Chloe Jones, Maria Herrera Rebut Kemenangan
Otomotif 6 September 2025, 17:21
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24