4 Pelajaran dari Kemenangan Madrid atas Marseille: Mbappe Jadi Hantu, Alonso Main 'Chaos Ball'

Editor Bolanet | 17 September 2025 10:57
4 Pelajaran dari Kemenangan Madrid atas Marseille: Mbappe Jadi Hantu, Alonso Main 'Chaos Ball'
Starting XI Real Madrid saat melawan Marseille di Liga Champions 2025-2026 yang digelar di Bernabeu, 17 September 2025. (c) AP Photo/Manu Fernandez

Bola.net - Real Madrid sukses mengawali perjalanan mereka di Liga Champions dengan kemenangan. Los Blancos berhasil menundukkan perlawanan alot Marseille dengan skor 2-1, Rabu (17/9/2025) dini hari WIB.

Laga yang digelar di Santiago Bernabeu ini berjalan sangat ketat dan menghibur. Kedua tim saling berbalas serangan dan menciptakan drama hingga menit akhir pertandingan.

Advertisement

Kemenangan ini menjadi debut manis bagi Xabi Alonso di panggung Eropa sebagai pelatih Madrid. Namun, di balik tiga poin ini, tersimpan banyak catatan dan pelajaran penting.

Dari teror abadi Kylian Mbappe hingga celah di balik taktik menekan Madrid, laga ini menyajikan berbagai hal menarik. Berikut adalah empat pelajaran yang bisa kita petik dari duel sengit tersebut.

1 dari 5 halaman

Mbappe, Momok Abadi Marseille

Mbappe, Momok Abadi Marseille

Penyerang Real Madrid, Kylian Mbappe merayakan golnya ke gawang Marseille di Liga Champions. (c) AP Photo/Manu Fernandez

Kylian Mbappe sekali lagi menegaskan statusnya sebagai mimpi buruk bagi Marseille. Sejarah panjang rivalitasnya dengan klub Prancis itu kini berlanjut di tanah Spanyol.

Dua golnya dari eksekusi penalti menjadi penentu kemenangan Real Madrid. Ia menunjukkan ketenangan dan kualitasnya sebagai pemain bintang di momen-momen krusial.

Catatan impresif Mbappe melawan Marseille pun terus bertambah panjang. Ia seolah menjadi hantu dari masa lalu yang selalu berhasil menghantui mimpi indah mereka.

2 dari 5 halaman

Demam Panggung Les Phoceens

Demam Panggung Les Phoceens

Selebrasi pemain Marseille, Timothy Weah (kiri) usai mencetak gol ke gawang Real Madrid di Liga Champions 2025-2026. (c) AP Photo/Manu Fernandez

Marseille terlihat jelas mengalami demam panggung di awal laga. Mereka tampak begitu gugup dan kesulitan mengembangkan permainan di hadapan puluhan ribu suporter lawan.

Tekanan tinggi yang diterapkan para pemain Real Madrid membuat mereka sering kehilangan bola. Akibatnya, banyak kesalahan elementer terjadi saat mencoba membangun serangan dari lini belakang.

Gawang mereka bahkan harus dibombardir dengan 11 tembakan tepat sasaran di babak pertama saja. Penampilan Marseille baru membaik di babak kedua setelah berhasil mengatasi tekanan mental.

3 dari 5 halaman

Celah di Balik Pressing Ketat Madrid

Celah di Balik Pressing Ketat Madrid

Selebrasi Timothy Weah dalam laga Real Madrid vs Marseille di Liga Champions 2025/2026, Rabu (17/9/2025). (c) AP Photo/Manu Fernandez

Meski begitu, strategi menekan yang diusung Real Madrid bukannya tanpa kelemahan. Marseille justru mampu menemukan celah berbahaya saat berhasil lolos dari gelombang tekanan pertama.

Gol yang dicetak oleh Timothy Weah adalah bukti paling nyata dari adanya celah tersebut. Mereka mampu menghukum kesalahan pemain Madrid dengan serangan balik yang cepat dan mematikan.

Selain gol Weah, peluang emas Pierre-Emerick Aubameyang juga menunjukkan hal serupa. Lini pertahanan Madrid ternyata cukup rentan dan bisa dieksploitasi oleh lawan.

4 dari 5 halaman

Era 'Chaos Ball' Xabi Alonso

Era 'Chaos Ball' Xabi Alonso

Pelatih Real Madrid, Xabi Alonso. (c) AP Photo/Manu Fernandez

Pertandingan ini seolah menjadi etalase dari filosofi sepak bola Xabi Alonso. Ia tidak ragu menerapkan gaya permainan menyerang dengan risiko tinggi, atau yang bisa disebut 'chaos ball'.

Gaya menekan Madrid memang berhasil menciptakan total 28 peluang tembakan. Namun, di sisi lain, taktik ini juga meninggalkan ruang kosong yang bisa dimanfaatkan lawan.

Alonso tampaknya percaya bahwa keuntungan dari gaya main ini lebih besar daripada kerugiannya. Namun, Real Madrid jelas butuh penyelesaian akhir yang lebih klinis untuk bisa sukses di level Eropa.

LATEST UPDATE