5 Pelajaran dari Laga Benfica vs Barcelona: Inikah Saatnya #KoemanOut?
Yaumil Azis | 30 September 2021 06:13
Bola.net - Tidak ada yang menyangka Barcelona bisa kalah di tangan Benfica di pentas Liga Champions. Apalagi dengan skor yang cukup memalukan, 0-3.
Kedua tim dipertemukan di markas Benfica, Estadio da Luz, pada Kamis (30/9/2021) dini hari WIB. Dengan materi skuat yang lebih baik dan status Benfica sebagai kuda hitam, tak heran kalau publik lebih mengunggulkan Barcelona.
Namun hasilnya justru jauh dari harapan. Barcelona kalah dengan skor telak 0-3. Darwin Nunez menjadi mimpi buruk Marc-Andre ter Stegen dengan dua golnya, sementara yang lain dicetak Rafa Silva.
Ada lima pelajaran penting yang bisa dipetik dari laga kali ini. Informasi selengkapnya bisa Bolaneters simak dengan melakukan scroll ke bawah.
Koeman Tak Ada Kapoknya
Format empat bek sudah seperti tradisi yang tidak bisa diganggu-gugat lagi di Barcelona. Sejak bertahun-tahun silam, mulai dari Frank Rijkaard hingga Quique Setien, format ini nyaris tak pernah berubah.
Koeman berani mengubah itu. Sebenarnya, ia pernah menerapkan formasi ini ketika melawan Bayern Munchen. Barcelona menelan kekalahan dengan skor 0-3, tapi pria asal Belanda itu seperti tak ada kapoknya.
Barcelona tampak tidak nyaman dengan format tiga bek ini. Mereka cukup mudah diterobos. Bahkan, Benfica sampai bisa mencatatkan enam tembakan tepat sasaran dari 12 percobaan.
Tanpa Messi, Barcelona Bisa Apa?
Nama Lionel Messi rajin berlalu-lalang di media sosial setelah Barcelona dinyatakan kalah dari Benfica. Banyak yang berkata kalau buruk-buruknya mereka terlihat ketika sang bintang memutuskan hengkang.
Akuilah, Messidependencia itu masih ada dan nyata. Berbeda dengan Cristiano Ronaldo yang menjadi 'akhir' skema penyerangan, Messi selalu menjadi 'awal' dalam setiap alur permainan Barcelona.
Kreativitas, visi bermain, dan umpan terukur dari Messi tidak bisa digantikan oleh siapapun yang ada di dalam skuat Barcelona saat ini. Sepertinya mereka akan butuh waktu lama untuk beradaptasi tanpa kehadirannya.
Kisah Manis Braithwaite yang Gagal Terulang
Barcelona, di era kepemimpinan Josep Maria Bartomeu, membuat publik terkejut usai mengumumkan kedatangan Martin Braithwaite dari Leganes. Namun ini bukan sesuatu yang mengherankan, karena Barcelona saat itu benar-benar butuh striker.
Braithwaite diyakini bakal menjadi penghangat bangku cadangan. Namun nyatanya tidak. Musim ini dan yang lalu, penampilan pemain berkebangsaan Denmark tersebut cukup mengesankan banyak pihak.
Harapan melihat sosok Braithwaite kedua tercetus saat Barcelona mengumumkan transfer Luuk de Jong dari Sevilla. Sayang, kontribusinya sejauh ini belum begitu memuaskan Termasuk saat menghadapi Benfica.
Memphis Depay, Panas di Awal Doang
Secara perlahan, Memphis Depay berusaha menghapus jejak Messi di Barcelona. Tentu itu bukan perkara yang mudah, tapi torehan dua gol dan satu asis dari tiga laga pertama di La Liga cukup untuk menarik perhatian orang.
Harapan terhadap Depay semakin meninggi setelah menyaksikan performanya bersama Timnas Belanda di jeda internasional belum lama ini. Ia mampu mencetak lima gol dan satu asis dari dua pertandingan saja!
Setelah itu, Depay seperti hilang ditelan bumi. Dari lima laga, Depay cuma bisa menghasilkan satu gol saja yakni ketika bertemu Levante. Perannya di laga melawan Benfica pun tidak memuaskan banyak kalangan.
Waktunya #KoemanOut?
Ketika sebuah klub mengalami rentetan hasil buruk, maka pelatih diyakini patut bertanggung jawab. Oleh karenanya, melihat tagar #KoemanOut di media sosial Twitter bukan sesuatu yang mengejutkan.
Tapi, dalam urusan pelatih, Barcelona tidak dalam posisi yang diuntungkan. Maju kena, mundur kena. Manajemen klub harus berani menggelontorkan uang untuk memecat Koeman dalam situasi krisis finansial seperti ini.
Akan tetapi, satu kemenangan dari lima pertandingan terakhir bukanlah sesuatu yang bisa dimaafkan. Koeman harus digantikan sosok lain. Hanya masalahnya, apakah ada sosok yang lebih baik dan tersedia dibanding Koeman saat ini?
Jangan sampai Barcelona gegabah memecat tapi tidak memiliki pengganti yang sepadan. Antonio Conte adalah pilihan yang pas, tapi pria asal Italia tersebut tampaknya belum tertarik melatih lagi dalam waktu dekat.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Hasil Lengkap dan Klasemen Pembalap MotoGP 2025
Otomotif 6 September 2025, 20:34 -
Update Klasemen Pembalap MotoGP 2025
Otomotif 6 September 2025, 20:34 -
Klasemen Sementara MotoGP 2025 Usai Sprint Race Seri Catalunya
Otomotif 6 September 2025, 20:33 -
Update Klasemen Pembalap WorldSBK 2025
Otomotif 6 September 2025, 19:44
LATEST UPDATE
-
Jadwal, Hasil Lengkap, Klasemen, dan Top Skor Kualifikasi Piala Asia U-23 2026
Tim Nasional 6 September 2025, 22:55 -
Man of the Match Timnas Indonesia U-23 vs Makau: Arkhan Fikri
Tim Nasional 6 September 2025, 22:32 -
Terlewatinya Catatan Gol Francesco Totti di Timnas Italia
Piala Dunia 6 September 2025, 22:08 -
Update Klasemen Pembalap MotoE 2025
Otomotif 6 September 2025, 21:48 -
Hasil Race 2 MotoE Catalunya 2025: Eric Granado Raih Kemenangan Ganda untuk LCR E-Team
Otomotif 6 September 2025, 21:44 -
Daftar Pabrikan Motor dengan Gelar Dunia Konstruktor MotoGP Terbanyak dalam Sejarah
Otomotif 6 September 2025, 21:36 -
Hasil Timnas Indonesia U-23 vs Makau: Bangkit, Garuda Muda Menang Telak!
Tim Nasional 6 September 2025, 21:30 -
Update Klasemen Pembalap WorldSSP 2025
Otomotif 6 September 2025, 21:17 -
Hasil Race 1 WorldSSP Prancis 2025: Stefano Manzi Menang, Kalahkan Can Oncu
Otomotif 6 September 2025, 21:13 -
Hanya Andalkan Kontribusi 3 Pembalap, Ducati Kunci Gelar Dunia Konstruktor MotoGP 2025
Otomotif 6 September 2025, 21:04
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24