Alasan Inter Milan Mengenakan Pita Hitam di Final Liga Champions 2024/2025
Asad Arifin | 1 Juni 2025 00:36
Bola.net - Partai final Liga Champions 2024/2025 antara Inter Milan dan PSG bukan sekadar duel antar dua tim besar Eropa. Laga yang berlangsung pada Minggu (1/6) dini hari WIB di Allianz Arena juga diselimuti suasana haru bagi Inter Milan.
Para pemain Nerazzurri tampak mengenakan pita hitam di lengan mereka, sebagai tanda duka atas wafatnya Ernesto Pellegrini, mantan presiden legendaris klub asal Italia tersebut.
Pellegrini tutup usia pada Sabtu (31/5) pagi waktu setempat, hanya beberapa jam sebelum laga final dimulai. Ia meninggal dunia pada usia 84 tahun.
Bagi para pendukung setia Inter, Ernesto Pellegrini bukan sekadar mantan presiden. Ia adalah sosok berpengaruh yang meletakkan fondasi era kejayaan klub di masa modern. Berikut ulasan selengkapnya mengenai kiprah dan warisan sang legenda.
Sang Arsitek Era Kejayaan Inter Milan
Ernesto Pellegrini resmi mengambil alih kepemilikan Inter Milan pada tahun 1984, menggantikan Ivanoe Fraizzoli. Sejak awal, ia datang membawa ambisi besar dan kepercayaan diri tinggi untuk membawa perubahan positif.
Bersama pelatih kenamaan Giovanni Trapattoni, Pellegrini sukses memimpin Inter meraih prestasi gemilang. Salah satu pencapaian terbesar adalah gelar Scudetto musim 1988/1989 yang dikenal dengan sebutan Scudetto dei record.
Kala itu, Inter mencatatkan rekor poin tertinggi di Serie A dengan format 18 tim, pada masa di mana kemenangan masih dihitung dua poin. Dominasi di level domestik juga diikuti keberhasilan di kompetisi Eropa.
Di bawah kepemimpinannya, Inter sukses meraih dua trofi Piala UEFA pada tahun 1991 dan 1994, serta menjuarai Supercoppa Italiana pada 1989. Gelar Piala UEFA tahun 1991 terasa sangat spesial karena mengakhiri penantian panjang selama 26 tahun untuk kembali berjaya di kancah Eropa.
Galacticos Versi Italia

Pellegrini juga dikenal sebagai sosok berani dan visioner dalam urusan transfer pemain. Ia berhasil mendatangkan sejumlah bintang asal Jerman yang kemudian menjadi legenda klub, antara lain Lothar Matthäus, Andreas Brehme, Jürgen Klinsmann, dan Karl-Heinz Rummenigge.
Kehadiran mereka tidak hanya memberikan kontribusi signifikan di atas lapangan, tetapi juga memperkuat citra Inter Milan sebagai kekuatan besar di pentas sepak bola Eropa.
Visi Pellegrini begitu jelas: menjadikan Inter sebagai klub yang disegani, baik di Italia maupun di level internasional. Meski ia menyerahkan tongkat kepemimpinan klub kepada Massimo Moratti pada tahun 1995, jejak dan warisannya tetap dikenang hingga kini.
Gestur mengenakan pita hitam pada final Liga Champions bukan hanya bentuk penghormatan formal. Lebih dari itu, ini adalah simbol penghargaan mendalam Inter Milan terhadap figur yang telah menorehkan bab penting dalam sejarah klub.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Gaji Fantastis Mohamed Salah di Liverpool: Sentuh Rp144 Juta per Menit!
Liga Inggris 8 Desember 2025, 18:53
-
Hasil Lengkap Pertandingan Bulu Tangkis SEA Games 2025 Thailand, 7-14 Desember 2025
Bulu Tangkis 8 Desember 2025, 18:44
LATEST UPDATE
-
Nonton Live Streaming Wolves vs Man United di SCTV - Premier League 2025/2026
Liga Inggris 8 Desember 2025, 23:57
-
Jadwal AC Milan di Serie A Hari Ini, Selasa 9 Desember 2025: Tandang ke Torino
Liga Italia 8 Desember 2025, 22:47
-
Man of the Match Filipina U-22 vs Indonesia U-22: Otu Abang Banatao
Asia 8 Desember 2025, 20:50
-
Jadwal, Hasil Lengkap, dan Klasemen Sepak Bola Putra SEA Games 2025
Tim Nasional 8 Desember 2025, 20:45
LATEST EDITORIAL
-
Dari Salah hingga Neymar, 8 Pemain Top yang Anjlok Drastis di Musim 2025/2026
Editorial 5 Desember 2025, 14:58
-
Jika Arne Slot Lengser, Ini 11 Pelatih Nganggur yang Cocok untuk Liverpool
Editorial 5 Desember 2025, 14:49
-
5 Pemain yang Memberikan Dampak Tak Terduga di Serie A Musim Ini
Editorial 4 Desember 2025, 13:02
-
6 Opsi Klub Baru Marcus Rashford jika Tak Dipermanenkan Barcelona
Editorial 4 Desember 2025, 11:26









