4 Alasan Romelu Lukaku Gagal Menjadi Bintang di MU
Aga Deta | 2 Agustus 2019 14:15
Juventus ikut masuk dalam perburuan Romelu Lukaku dari Manchester United. Bahkan, jawara Serie A tersebut hanya tinggal selangkah lagi bisa mendapatkan sang pemain.
Menurut Metro, Rabu (31/7/2019), Juventus sepakat memboyong Lukaku setelah mendapat lampu hijau dari sang bintang, Cristiano Ronaldo.
Lukaku awalnya santer dikabarkan akan hijrah ke Inter Milan. Namun, transfer batal terealisasi setelah La Beneamata gagal memenuhi harga yang dipatok Manchester United.
Barter Dybala dan Lukaku, MU Menang Banyak The Red Devils menginginkan mahar 80 juta pounds (Rp 1,3 triliun) untuk Lukaku. Banderol itu tak sanggup ditebus Inter Milan.
Belakangan, Juventus ikut dalam perburuan Lukaku. Tawaran pembuka Juventus dapat dikatakan sebagai pertukaran pemain. La Vecchia Signora tak tanggung-tanggung menyiapkan Paulo Dybala dan Mario Mandzukic serta uang tunai 10 juta pounds (Rp 170 miliar) demi mendapatkan Lukaku.
Manchester United lebih suka yang tunai untuk Lukaku. Namun, prospek jangka panjang untuk Dybala dan jangka pendek bagi Mandzukic mungkin menggoda Setan Merah.
Kedua klub dikabarkan sudah intensif merampungkan negosiasi untuk transfer Lukaku ke Juventus, dan sebaliknya Dybala ke Manchester United. Proses tukar guling hampir pasti terjadi.
Malang benar nasib Romelu Lukaku. Didatangkan ke Old Trafford atas permintaan Jose Mourinho dua musim silam, ia harus terpinggirkan karena dinilai tak cocok dengan filosofi permainan Setan Merah. MenurutBola.com, ini adalah sejumlah kenapa sang bomber tak bisa masuk sistem permainan United:
Tidak Masuk Sistem Permainan Lini Serang Manchester United
Ketika Ole Gunnar Solskjaer mengambil alih sebagai manajer United pada bulan Desember ada perubahan nyata dalam cara United bermain.
Setan Merah intens menampilkan tiga pemain depan yang bergerak dinamis, yakni: Marcus Rashford, Jesse Lingard, dan Anthony Martial.
United tampil bagus, saat ketiga pemain dalam kondisi fit. Saat mereka tumbang satu per satu karena cedera dan kelelahan, Manchester United tidak memiliki sosok pemain serep menambal lubang di lini depan.
Lukaku sayangnya tidak bisa nyetel dengan sistem permainan lini serang yang diusung Solskjaer.
Tak Terbiasa Menghadapi Tekanan Big Match
Rekor gol Romelu Lukaku terhitung lumayan di Manchester United. Namun, sang penyerang punya persoalan kesulitan menjebol gawang tim-tim besar.
Mayoritas gol Lukaku terjadi saat United bersua tim-tim semenjana. Stigma kalau Lukaku bukan Big Game Player menyeruak.
Sejarah menujukkan Manchester United selalu memiliki striker-striker top yang terbiasa menghadapi tekanan laga besar. Sebut saja Ruud van Nistelrooy, Teddy Sheringham, dan tentu saja Ole Gunnar Solskjaer.
Tidak Lentur Posisi
Lukaku tipikal penyerang nomor 9 murni. Ketajamannya amat bergantung pada pasokan bola dari lini-lini lainnya.
Hal ini jadi masalah bagi Ole Gunnar Solskjaer yang ingin memiliki penyerang yang dinamis.
Seorang striker yang bisa membuka peluang sendiri serta bisa bergeser posisi kapanpun mengikuti arah permainan. Lukaku jelas menderita dengan situasi ini.
Kebugaran Bermasalah
Postur tubuh Romelu Lukaku yang gempal jadi masalah. Pergerakannya jadi tidak lincah dan cenderung statis.
Jelang musim 2019-2020 terlihat kalau penyerang didikan Antwerp kelebihan berat badan. Sementara itu, Solskjaer ingin pemain depan yang lincah.
Di era Jose Mourinho soal pergerakan Lukaku yang lamban memicu kritikan, karena berpengaruh langsung dengan produktivitasnya. Jose merespons kritikan dengan membangku cadangkan sang bomber.
Sadar dengan situasi tersebut, Lukaku terlihat tidak melakukan koreksi diri. Ia lebih memilih jadi dirinya sendiri yang membuat Solskjaer kecewa.
Sumber: Bola.com
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Mengenal Calvin Verdonk: Pilar Garuda dengan Darah Aceh di Ligue 1
Tim Nasional 6 September 2025, 13:55 -
Patrick Dorgu Terkejut dengan Keputusan Manchester United di Bursa Transfer
Liga Inggris 6 September 2025, 12:17 -
Gawat! Man City Bisa Tanpa 10 Pemain Saat Derby Kontra MU
Liga Inggris 6 September 2025, 12:05
LATEST UPDATE
-
Hasil Timnas Indonesia U-23 vs Makau: Bangkit, Garuda Muda Menang Telak!
Tim Nasional 6 September 2025, 21:30 -
Update Klasemen Pembalap WorldSSP 2025
Otomotif 6 September 2025, 21:17 -
Hasil Race 1 WorldSSP Prancis 2025: Stefano Manzi Menang, Kalahkan Can Oncu
Otomotif 6 September 2025, 21:13 -
Hanya Andalkan Kontribusi 3 Pembalap, Ducati Kunci Gelar Dunia Konstruktor MotoGP 2025
Otomotif 6 September 2025, 21:04 -
Marselino Ferdinan Cari Jam Terbang di Slovakia Bersama AS Trencin
Tim Nasional 6 September 2025, 20:34 -
Hasil Lengkap dan Klasemen Pembalap MotoGP 2025
Otomotif 6 September 2025, 20:34 -
Update Klasemen Pembalap MotoGP 2025
Otomotif 6 September 2025, 20:34 -
Klasemen Sementara MotoGP 2025 Usai Sprint Race Seri Catalunya
Otomotif 6 September 2025, 20:33 -
Nkunku Bukan Penyerang Tengah, Gimenez Masih Layak Tempati Posisi Nomor 9 AC Milan
Liga Italia 6 September 2025, 20:33 -
ASN Kini Didominasi Milenial dan Gen Z, Pemerintah Siapkan Jurus Baru Lewat 'Reformer Academy'
News 6 September 2025, 20:04 -
Update Klasemen Pembalap WorldSBK 2025
Otomotif 6 September 2025, 19:44
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24