5 Legenda Barcelona Yang Mungkin Belum Anda Ketahui

Paulino Alcantara

Lahir dari ayah Spanyol dan ibu Filipina, Paulino Alcantara pertama kali pindah ke Spanyol ketika berusia tiga tahun - tahun yang sama saat Barcelona dibentuk, 1899. Paulino kecil sering bermain sepakbola di jalanan dan dalam beberapa pertandingan ia mampu menarik perhatian beberapa orang.

Bakat sepakbolanya itulah yang berhasil membuatnya dikontrak klub Barcelona. Alcantara berhasil mencetak 200 gol dalam 177 penampilan pada periode pertamanya membela tim Catalan.

Sempat kembali ke Filipina dan kuliah di fakultas kedokteran. Alcantara akhirnya mengakhiri karirnya bersama tim Catalan setelah mencetak 369 gol. Catatan gol tertinggi kedua dalam sejarah Barcelona di belakang superstar saat ini Lionel Messi.

Alcantara tidak terlalu dianggap sebagai legenda karena keterlibatannya dengan fasisme setelah memutuskan pensiun. Pernah ikut perang di Guadalajara, Aragon dan Catalonia, Alcantara ikut bagian dari misi yang melakukan pembunuhan 1000 warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak.

Meskipun begitu, kontribusi Alcantara di atas lapangan sangat besar dan meninggalkan warisan yang tidak ternilai.

Andoni Zubizarreta

Kebanyakan fans Barcelona era sekarang ini mungkin sudah akrab dengan nama Andoni Zubizarreta. Ia pernah bekerja di klub dalam kapasitas sebagai direktur olahraga sampai dipecat oleh Presiden Josep Maria Bartomeu pada tahun 2015.

Namun saat di lapangan, Zubizarreta adalah salah satu permata berharga Barcelona. Bergabung dengan klub pada tahun 1986 dengan memecahkan rekor transfer kiper sebesar 1,6 juta Euro, Zubizarreta adalah bagian tim Barcelona yang memenangkan empat gelar La Liga, dua gelar Copa del Rey, satu Piala Eropa, satu Piala Super Eropa dan satu Piala Winners.

Zubizarreta merupakan salah satu kiper paling yang sangat tangguh dan mampu memimpin tim meraih gelar dalam kapasitasnya sebagai kapten. Ia masih tetap menjadi salah satu kiper Barcelona yang paling sukses dan pemain yang membantu klub kembali menjadi tim papan atas di Eropa.

Josep Samitier

Tepat di belakang Lionel Messi dan Paulino Alcantara dalam urutan pencetak gol terbanyak sepanjang masa dalam sejarah Barcelona adalah mantan gelandang Josep Samitier. Pemain internasional Spanyol itu adalah bagian dari tim Barcelona mendominasi sepakbola Spanyol bersama dengan Alcantara pada awal abad 20.

Sering disebut El Mag - atau Magician - Samitier adalah gelandang pekerja keras sering menarik perhatian dalam pertandingan. Ia membantu Barcelona memenangkan 12 Catalonia Championship 1919-1932 - kecuali di tahun 1923. Dan kontribusinya dalam urusan mencetak gol tak tertandingi pada saat itu, terlebih ia adalah seorang gelandang.

Samitier juga terkenal karena menjadi salah satu pemain yang pindah dari Barcelona menuju Real Madrid. Ia akhirnya kembali ke Camp Nou sebagai pelatih dan bahkan mampu memenangkan La Liga pada tahun 1945.

Cesar Rodriguez Alvarez

Cesar Rodriguez Alvarez adalah salah satu pemain Barcelona yang paling sukses dan pencetak gol yang handal di depan gawang. Setelah berada di Barcelona selama enam belas tahun, Alvarez masih tetap menjadi pemain favorit penggemar bahkan lama setelah ia pensiun.

Alvarez selalu mencetak gol dua digit selama 12 musim bersama Barcelona, bahkan ia mampu memenangkan trofi Pichichi pada tahun 1948, setelah mencetak 28 gol di semua kompetisi. Alvarez memberikan kontribusi besar kepada klub melalui golnya agar bisa meraih gelar juara.

Alvarez memenangkan lima trofi La Liga dengan Barcelona pada saat itu dan jika bukan karena wajib militer selama perang, ia sudah meraih lebih banyak gelar bersama tim Catalan. Alvarez kemudian menangani Barcelona setelah tak lama setelah pensiun.

Luis Suarez

Luis Suarez pertama di Barcelona adalah seorang gelandang dan master sepakbola Spanyol. Dikenal karena bakatnya yang hebat, banyak yang senang menyaksikan aksi Luisito di atas lapangan.

Suarez membuat 122 penampilan untuk klub di semua kompetisi memenangkan enam trofi dan mencetak 61 gol di semua kompetisi. Suarez adalah gelandang serang yang hebat dan sering membongkar pertahanan lawan dengan umpan terobosannya.

Berkat kehebatannya, pemain Spanyol itu memenangkan penghargaan Ballon d'Or pada tahun 1960 saat memperkuat Barcelona. Namun, kiprahnya bersama klub berakhir dengan tidak menyenangkan setelah kalah di final Piala Eropa dari Benfica dengan skor 3-2 pada tahun 1961 sebelum pindah ke Inter Milan.