6 Play-off Klasik Piala Dunia
Editor Bolanet | 13 November 2013 09:27
Bola.net - Piala Dunia 2014 hanya tinggal sekitar tujuh bulan lagi. Sejumlah negara sudah memastikan diri lolos ke Brasil. Namun, beberapa masih harus menunggu lebih lama dan berjuang sedikit lebih keras.
Dalam kurun waktu seminggu ke depan, sejumlah tim dari enam konfederasi berbeda akan melakoni play-off dua leg guna memperebutkan 11 tiket yang tersisa.
Siapa saja yang bakal menyusul tuan rumah Brasil dan 20 jebolan babak kualifikasi untuk mendapatkan hak tampil dalam pentas terakbar sepak bola ini tahun depan? Kita akan segera mengetahuinya.
Sebelum itu, mari kita kilas balik sejenak.
Di masa silam, sudah tersaji sejumlah play-off menuju Piala Dunia. Karena taruhannya adalah kesempatan untuk bertarung melawan tim-tim terbaik dari seluruh penjuru bumi di putaran utama, maka tak ayal laga pun berjalan sengit.
Pada edisi kali ini, potensi duel menarik adalah Portugal kontra Swedia di zona Eropa. Bagaimana dengan edisi-edisi sebelumnya?
Berikut enam partai play-off klasik pilihan dari sekian yang pernah ada. (fifa/gia)
Wales vs Israel - 1958
Wales menang dengan agregat 4-0
Play-off interkontinental pertama sepanjang sejarah dan tercipta dengan cara yang tidak biasa.
Penyebabnya adalah lawan-lawan potensial dari Asia dan Afrika menolak bertanding menghadapi Israel pada kualifikasi Swedia 1958. FIFA pun memutuskan digelar laga dua leg antara Israel kontra Wales, runner-up Grup 4 zona Eropa. Hadiahnya, partisipasi perdana di putaran utama Piala Dunia.
Dimotori John Charles yang brilian, Wales terbukti terlalu tangguh bagi Israel. Wales menang 2-0 di tiap leg dan lolos ke putaran utama Piala Dunia mereka yang pertama serta satu-satunya hingga sekarang.
Selain itu, berkat play-off kontra Israel ini, yang leg keduanya digelar 5 Februari 1958, manajer Wales Jimmy Murphy dan striker Colin Webster terhindar dari tragedi udara Munich bersama klub mereka, Manchester United, 24 jam setelahnya.
Skotlandia vs Australia - 1985
Skotlandia menang dengan agregat 2-0
Alex Ferguson merupakan bagian staf kepelatihan timnas Skotlandia selama kualifikasi Piala Dunia 1986.
Late equaliser di kandang Wales meloloskan Skotlandia secara dramatis ke babak play-off. Sayang bagi Skotlandia, atmosfer menegangkan dalam laga tersebut memakan korban. Pada penghujung laga, manajer Jock Stein mengalami serangan jantung di bench dan nyawanya tak terselamatkan meski sudah mendapat penanganan darurat di treatment room stadion.
Orang yang diberi kepercayaan untuk menuntaskan tugas Stein adalah sang asisten Alex Ferguson. Bersamanya, Skotlandia mengalahkan Australia 2-0 lewat gol-gol Davie Cooper serta Frank McAvennie pada play-off leg pertama di Hampden. Dipadu clean sheet pada leg kedua di Australia, Skotlandia pun lolos ke Meksiko 1986.
Langkah Skotlandia besutan Alex Ferguson terhenti di fase grup dan dia meletakkan jabatannya sebagai manajer timnas pada 15 Juni 1986.
6 November 1986, Alex Ferguson diangkat sebagai manajer Manchester United, klub di mana kemudian dia mendapatkan 'nama baru' - Sir Alex Ferguson.
Argentina vs Australia - 1993
Argentina menang dengan agregat 2-1
Kalau kegagalan Australia lolos ke Meksiko 1986 'disebabkan' oleh Alex Ferguson, kandasnya Socceroos dalam langkah menuju USA 1994 diakibatkan oleh nama legendaris lain, yakni Diego Maradona.
Setelah diskors selama 15 bulan akibat pemakaian kokain, Maradona kembali ke pentas internasional untuk memperkuat Argentina, yang terlempar ke babak play-off usai kalah memalukan 0-5 dari Kolombia di kandang sendiri.
Lawan di babak play-off adalah Australia. Dampak keberadaan seorang Maradona (saat itu berusia 33) sungguh luar biasa, bukan bagi Australia pastinya.
Pada leg pertama di Sydney, dengan permainannya yang brilian, Maradona merancang gol pembuka Abel Balbo untuk Argentina. Australia menutup laga dengan skor 1-1 berkat gol Aurelio Vidmar. Pada leg kedua, Maradona dan Argentina membuat Australia keteteran sepanjang laga. Gol bunuh diri Alex Tobin sudah cukup untuk meloloskan Argentina ke putaran utama.
Australia vs Uruguay - 2005
Agregat Skor 1-1, Australia menang adu penalti 4-2
Play-off merupakan jalur yang sangat identik dengan Australia. Hanya saja, tiga dekade gagal lolos ke putaran utama akibat kandas di partai play-off tentu menyisakan rasa penasaran.
Setelah dijegal Uruguay di play-off menuju Korea-Jepang 2002, Australia berjumpa lagi dengan lawan yang sama dalam perjalanan ke Jerman 2006. Namun, kali ini ceritanya berbeda.
Pasukan Guus Hiddink kalah 0-1 di Montevideo. Pada leg kedua, gol Mark Bresciano membuat 82.600 penonton di Sydney bergemuruh dan laga berlanjut hingga adu penalti.
Pemain pengganti John Aloisi sukses menunaikan tugasnya sebagai algojo penentu, menaklukkan Fabian Carini di bawah mistar, dan mengakhiri penantian panjang Australia.
Slovenia vs Rusia - 2009
Agregat Skor 2-2, Slovenia lolos dengan gol tandang
Dua negara Eropa dengan kekuatan yang terpisah oleh jurang cukup lebar bentrok memperebutkan satu hak tampil di Afrika Selatan 2010.
Rusia, yang populasinya mencapai 142 juta jiwa dan memiliki sederet talenta hebat, sangat dijagokan untuk bisa melewati hadangan Slovenia. Namun, negara yang hanya dihuni 2 juta penduduk itu punya skenario berbeda.
Setelah membawa pulang satu gol tandang nan krusial dari Moskow melalui Nejc Pecnik, Slovenia membuat lawannya yang kelas berat itu menangis di Maribor berkat gol tunggal Zlatko Dedic.
Pelatih Rusia Guus Hiddink, yang sukses bersama Australia empat tahun sebelumnya, pun tertunduk lesu. Sementara itu, arsitek Slovenia Matjaz Kek mengatakan: Ini adalah laga yang bersejarah. Slovenia telah mewujudkan sebuah mimpi indah.
Selandia Baru vs Bahrain - 2009
Selandia Baru menang dengan agregat 1-0
Kami sudah menunggu selama 27 tahun untuk mewujudkan sebuah hal yang sangat penting bagi kami.
Itu adalah kata-kata pelatih Selandia Baru Ricki Herbert, yang merupakan bagian skuat Kiwi di Spanyol 1982, setelah tim asuhannya menyingkirkan Bahrain di babak play-off Piala Dunia 2010.
Bahrain, yang kandas di fase yang sama oleh Trinidad & Tobago pada 2006, sejatinya lebih difavoritkan untuk lolos ke Afrika Selatan. Namun, wakil Asia itu hanya sanggup bermain imbang tanpa gol di kandang sendiri pada leg pertama.
Pada leg kedua, dengan rekor penonton di Wellington, diwarnai penyelamatan penalti Mark Paston dan winning goal Rory Fallon, Bahrain bertekuk lutut.
Selandia Baru melenggang ke putaran utama. Meski hanya terhenti sampai fase grup pada Piala Dunia keduanya ini, Selandia Baru masih sanggup meninggalkan catatan istimewa, yaitu menjadi satu-satunya tim yang tak terkalahkan di Afrika Selatan 2010.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Cerita Hubungan Ferguson dengan Wilfried Zaha di Manchester United
Liga Inggris 20 Agustus 2025, 18:30 -
Diego Maradona Pernah Naik Ring Tinju, Sama Seperti El Rumi dan Jefri Nichol!
Bola Dunia Lainnya 15 Agustus 2025, 11:30
LATEST UPDATE
-
Mengenal Diogo Moreira, Rider Muda Asal Brasil yang Jadi Rookie Honda di MotoGP 2026
Otomotif 21 Oktober 2025, 16:08 -
Jadwal Pekan ke-10 BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 21 Oktober 2025, 15:59 -
Battle of WAGs Liga Champions 2025/2026: Arsenal vs Atletico Madrid
Bolatainment 21 Oktober 2025, 15:47 -
Link Streaming Bayer Leverkusen vs PSG Hari Ini - Liga Champions 2025/2026
Liga Champions 21 Oktober 2025, 15:42 -
Link Streaming Arsenal vs Atletico Madrid Hari Ini - Liga Champions 2025/2026
Liga Champions 21 Oktober 2025, 15:39 -
Link Streaming Union SG vs Inter Milan Hari Ini - Liga Champions 2025/2026
Liga Champions 21 Oktober 2025, 15:37 -
Link Streaming Villarreal vs Manchester City Hari Ini - Liga Champions 2025/2026
Liga Champions 21 Oktober 2025, 15:31 -
Link Streaming Newcastle vs Benfica Hari Ini - Liga Champions 2025/2026
Liga Champions 21 Oktober 2025, 15:29 -
Superbank Raup Laba Sebelum Pajak Rp 80,9 Miliar dan Punya 5 Juta Nasabah
News 21 Oktober 2025, 15:05 -
Bikin Bangga! Tim Penari Cilik Indonesia Juarai IAF 2025, Bawa Misi Diplomasi Budaya
News 21 Oktober 2025, 15:02 -
Saksikan dan Nonton Badminton YONEX French Open 2025, Eksklusif Tayang di Vidio
Bulu Tangkis 21 Oktober 2025, 14:45
LATEST EDITORIAL
-
Dari Postecoglou hingga De Boer, Inilah Masa Kepelatihan Tersingkat di Premier League
Editorial 21 Oktober 2025, 00:58 -
5 Pemain yang Pernah Membela Liverpool dan Manchester United
Editorial 17 Oktober 2025, 21:02 -
4 Bek Tengah Incaran Real Madrid untuk Musim Depan
Editorial 17 Oktober 2025, 20:32