Abdul 'Kancil' Kadir, Legenda Timnas Indonesia Yang Terlupakan
Editor Bolanet | 11 Mei 2012 11:15Bola.net - Oleh : Hendra Novianto
Abdul Kadir (kanan) ketika masih bermain dan salah satu trofi yang dimenangkannya
Abdul 'Kancil' Kadir, nama mantan pemain Timnas Indonesia tersebut kini mulai ramai dibicarakan, setelah keluarga yang ditinggalkannya dalam kondisi yang memprihatinkan.
Tak banyak yang tahu siapa pemain yang dijuluki Si Kancil ini, padahal, ketika masih hidup dan aktif bermain, Kadir menjadi andalan tim Merah Putih.
Abdul Kadir merupakan pemain kiri luar yang dimiliki Timnas Indonesia lahir di Denpasar, Bali, 27 Desember tahun 1948. Sejak kecil Abdul Kadir sudah menyukai sepakbola, dan klub pertamanya adalah klub amatir Assyabaab di Srabaya.
Kadir pun akhirnya bergabung dengan salah satu klub Galatama, Pardetex, klub asal Sumatera Utara. Permainan gemilangnya pun tercium oleh PSSI, pada usia 16 tahun, pemain yang dijuluki Kancil karena kecepatannya ini pun dipanggil oleh Timnas Indonesia.
Dimulai dari kejuaraan Asian Games yang dulu masih bernama Gafeto pada tahun 1964, Kancil tersebut membela Garuda hingga tahun 1979.
Bersama Timnas, Kadir menyabet sederet prestasi gemilang, di antaranya menjuarai Piala Raja 1968, Merdeka Games 1969, dan Pesta Sukan Singapura 1972.
Kadir juga pernah memperkuat Timnas saat menjadi runner up Piala Presiden Korsel (1970-1972).
Dulu, Indonesia memang menjadi salah satu macan di Asia, hal itu terbukti dengan berbagai gelar yang diraih. Tak hanya itu, gelar pribadi pun juga mampu diraih oleh para pemain Indonesia.
Abdul 'Kancil' Kadir menjadi salah satu pemain yang mendapatkannya, bersama Soejtipto Soentoro, Iswadi Idris, Max Timisela dan Jacob Sihasale, mereka terpilih dalam tim Asia All Stars.
Kancil juga telah mengenyam gaya kepelatihan arsitek hebat, Kancil pernah memperkuat Timnas semasa dipegang pelatih asal Yugoslavia, Tony Pogacnik, Endang Witarsa, Djamiat Dhalhar, dan pelatih asal Belanda, Wiel Coerver.
Abdul Kadir memiliki teknik sepak bola yang sangat tinggi, bahkan tidak kalah dibandingkan pemain dunia saat itu seperti . Maha bintang sepak bola asal Brasil itu pernah bermain di Stadion Utama Senayan bersama klub Santos, Juni 1972 dan sedang berada di puncak kejayaannya setelah membawa Brasil memenangi Piala Dunia 1970.
Dalam sebuah acara di stasiun televisi TVRI, Pele diundang menjadi bintang tamu, dalam acara tersebut Pele mempertontonkan keahliannya mengolah si kulit bundar, dan pemain Indonesia yang mendapat kesempatan untuk mendampingi Pele adalah Si Kancil Abdul Kadir.
Prestasi gemilang di lapangan hijau tersebut ternyata tak sejalan dengan kehidupan pribadinya. Kancil seperti hidup serba kekurangan, selain itu, penyakit ginjal, jantung serta darah tinggi yang dideritanya membuat keuangan keluarga Kancil semakin kritis.
Namun, berbagai macam terpaan yang menimpanya tak membuat kecintaannya pada sepak bola dan juga Tanah Air ini luntur, dalam kondisi sakit, Kancil tetap memaksakan untuk menyaksikan Timnas Indonesia bertanding pada tahun 2002, dan saat itu Indonesia berhasil meraih kemenangan.
Abdul Kadir akhirnya meninggal dunia di Jakarta pada umur 55 tahun pada 4 April tahun 2003. Saat itu, dirinya baru menjalani perawatan di RS Thamrin, saat itu, Kancil dibawa ke rumah sakit oleh Ronny Pattinasarani, Iswadi Idris dan Agum Gumelar.
Pasca meninggalnya Abdul Kadir, kehidupan keluarganya semakin memprihatinkan. Bahkan, anak sulung Abdul Kadir, Areo Jasa Pradira meninggal dunia pada tahun 2005 karena sakit tipus dan ironisnya Areo harus meregang nyawa karena tidak punya biaya berobat.
Keluarga yang ditinggalkan oleh Abdul Kadir
Abdul Kadir dan sang istri Lisa
Inilah saatnya bagi PSSI entah pimpinan Djohar Arifin maupun La Nyalla Mattalitti, untuk memberikan perhatiannya kepada keluarga pemain yang pernah mengharumkan nama bangsa.
Kondisi rumah keluarga Abdul kadir yang sangat memprihatinkan
Bagi pecinta bola yang ingin memberikan bantuannya secara langsung, bisa mendatangi kediaman keluarga di alamat Perum Bumi Satria Kencana, Jalan Pandu Dewanata, Blok 1 no.11 Kayuringin, Bekasi Selatan. (bola/end)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Kesedihan Mendalam Dirasakan Dean James Usai Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026
Tim Nasional 13 Oktober 2025, 15:39
LATEST UPDATE
-
Manchester United Disarankan Gaet Antoine Semenyo, Winger Terbaik Premier League
Liga Inggris 14 Oktober 2025, 04:30 -
10 Ribu Demonstran Siap 'Panaskan' Laga Italia vs Israel, Keamanan Diperketat
Piala Dunia 14 Oktober 2025, 04:29 -
Hasil Islandia vs Prancis: Les Bleus Tertahan, tapi Masih Nyaman di Puncak Klasemen
Piala Dunia 14 Oktober 2025, 04:27 -
Italia vs Israel: Gattuso Siapkan Strategi Alternatif Tanpa 2 Pemain Pilar
Piala Dunia 14 Oktober 2025, 00:42 -
Italia vs Israel yang Krusial: Satu Kesalahan Bisa Hapus Mimpi ke Piala Dunia 2026
Piala Dunia 14 Oktober 2025, 00:12 -
Pengamat Kritik Strategi Timnas Indonesia: Lawan Arab Saudi Dinilai Tak Serius
Tim Nasional 13 Oktober 2025, 22:51 -
Prediksi Latvia vs Inggris 15 Oktober 2025
Piala Dunia 13 Oktober 2025, 22:31 -
PSG Siap Pinjam Endrick dari Real Madrid di Januari 2026
Liga Spanyol 13 Oktober 2025, 22:21 -
Legenda Real Madrid Terpukau Bakat Lamine Yamal, Bintang Muda Barcelona
Liga Spanyol 13 Oktober 2025, 22:00
LATEST EDITORIAL
-
5 Bek Tengah Tangguh yang Bisa Didapat Gratis pada 2026
Editorial 13 Oktober 2025, 17:23 -
6 Pemain Manchester United Bisa Gagal Tampil di Piala Dunia 2026
Editorial 13 Oktober 2025, 16:42 -
5 Klub yang Bisa Jadi Tujuan Robert Lewandowski Setelah Tinggalkan Barcelona
Editorial 13 Oktober 2025, 16:00 -
3 Pemain Manchester United yang Berpotensi Cabut Januari Nanti, Mainoo Salah Satunya
Editorial 10 Oktober 2025, 15:51 -
Jangan Cari Penjaga Gawang MU, Ini 5 Kiper Terbaik Premier League Musim Ini
Editorial 10 Oktober 2025, 15:12