EDITORIAL: Persema, Persibo, Persija dan Dinosaurus Yang Telah Punah
Editor Bolanet | 4 September 2013 10:58
Bola.net - Oleh: Dendy Gandakusumah
Suatu siang di Pulau Isla Nublar, di lepas pantai Costa Rica, seorang miliuner, John Hammond, sedang berdebat sengit dengan beberapa tamunya. Jika saya membangkitkan kembali Burung Kondor yang telah punah, kalian tentu tak akan memprotes saya, ujar Hammond sengit. Dia membela rencananya membangkitkan dinosaurus, yang telah punah jutaan tahun lalu.
Salah seorang tamunya, Dr Ian Malcolm, tak kalah sengit. Tunggu dulu! Dinosaurus bukanlah spesies yang 'menghilang' karena penggundulan hutan atau pembangunan bendungan. Dinosaurus telah memiliki masa mereka sendiri dan alam memilih mereka untuk punah, ujar matematikawan nyentrik itu.
Dari potongan dialog dalam film fiksi Jurasssic Park itu, kita bisa sedikit memahami mengenai seleksi alam. Alam -bukan manusia- memilih sendiri siapa yang cocok untuk tetap menjalani kehidupan dan siapa yang harus punah.
Seleksi alam, atau mekanisme 'survival of the fittest', kembali bergolak dalam benak saya Senin (02/09) lalu. Hari itu, PSSI resmi mendiskualifikasi Persema Malang, Persibo Bojonegoro dan Persija IPL dari kompetisi Indonesian Premier League musim 2013. Tiga klub ini didiskualifikasi sesuai keputusan PSSI. Dalam hal ini, otoritas tertinggi sepakbola Indonesia ini bersenjatakan Pasal 57 Kode Disiplin PSSI. Pada pasal tersebut diatur perilaku buruk klub yang tidak hadir atau menolak bertanding. Hukuman maksimal pelanggaran pasal tersebut memang diskualifikasi atau dikeluarkan dari kompetisi.
Bagi sebagian orang, pencoretan ini bukanlah bentuk mekanisme seleksi alam. Diskualifikasi tiga klub ini merupakan bentuk 'balas dendam' dari para pengurus PSSI. Sudah jadi rahasia umum bahwa Persema dan Persibo merupakan klub-klub yang menyeberang ke kompetisi Liga Primer Indonesia 2011 lalu. Sementara Persija IPL, banyak yang bilang klub 'kloningan' ini didirikan untuk mendelegitimasi Persija ISL.
Klaim mereka diperkuat pernyataan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, beberapa waktu lalu. Djohar menyebut bahwa Persema dan Persibo adalah klub-klub 'dinosaurus' nan perkasa. Mereka dinilai termasuk dari segelintir klub Indonesia yang masuk kriteria profesional dari AFC.
Adapun, enam klub dari LSI tersebut antara lain, Semen Padang, Persib, Pelita, Deltras, Arema Indonesia dan Sriwijaya FC. Sementara untuk klub yang layak masuk klub profesional dari LPI adalah, Persema Malang, PSM Makkassar, Persibo dan Persebaya 1927,” ujar Djohar, seperti dikutip dari salah satu media massa nasional, 9 Agustus 2011 lalu.
Namun, bagi saya dan mungkin sebagian orang lain, terpentalnya tiga klub ini dari kompetisi profesional merupakan sebuah hal yang tidak bisa dihindari. Siapa bisa mengelak bahwa tiga klub ini tertatih dalam menjalani kompetisi? Siapa juga bisa bisa memungkiri tiga klub ini berada dalam kondisi tak sehat?
Lalu, bagaimana dengan klaim Djohar bahwa Persema dan Persibo masuk dalam kategori klub kuat? Bisa jadi klaim tersebut benar. Pada waktu itu, Laskar Ken Arok dan Laskar Angling Dharmo merupakan klub kuat dan sehat. Namun, jangan lupa. Era sudah berubah. Seperti dinosaurus yang kuat pada masanya, toh mereka harus mengalami kepunahan ketika era berubah.
Yang jelas, bagi tiga klub tersebut, 'kepunahan' mereka dari kompetisi profesional musim ini bukanlah hal yang harus terus disesali. Mereka harus segera berbenah diri dan membangun pondasi yang kuat agar bisa segera bangkit dan menjadi klub sepakbola yang 'fit' dengan perubahan zaman.
Memang diperlukan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas dalam membentuk pondasi ini. Namun, hanya dengan cara itulah klub-klub ini -juga klub-klub lain yang terancam punah- mampu kembali berevolusi dan menemukan tempatnya dalam kehidupan. Hanya dengan berevolusilah, tak akan ada, termasuk pengurus PSSI, yang bisa membuat klub-klub tersebut punah.
Yang jelas, kita harus ingat kata bijak yang dilontarkan Dr. Malcolm, kala mengingatkan Hammond -yang mencoba campur tangan di seleksi alam dengan 'membatasi' dinosaurus-dinosaurus nya. Jika ada satu hal yang diajarkan sejarah evolusi pada kita, itu adalah bahwa kehidupan tak bisa dikekang. Kehidupan akan selalu berusaha untuk bebas. Dia akan selalu berusaha memperluas diri ke wilayah-wilayah anyar dan menghancurkan segala hal yang membatasi mereka. Menyakitkan. Bahkan mungkin berbahaya. Namun, demikianlah adanya. [initial] (den/mac)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Novan Sasongko Bereuni dengan Mantan Rekannya di Persibo Bojonegoro
Bola Indonesia 26 Oktober 2020, 22:03 -
Irfan Bachdim dalam Angka: Idola di Piala AFF 2010
Tim Nasional 11 Juli 2020, 17:58
LATEST UPDATE
-
Link Live Streaming Chelsea vs Ajax Amsterdam - Nonton Liga Champions/UCL di Vidio
Liga Champions 23 Oktober 2025, 01:06 -
Link Live Streaming Real Madrid vs Juventus - Nonton Liga Champions/UCL di Vidio
Liga Champions 23 Oktober 2025, 01:05 -
Link Live Streaming Atalanta vs Slavia Praha - Nonton Liga Champions/UCL di Vidio
Liga Champions 23 Oktober 2025, 01:03 -
Link Live Streaming AS Monaco vs Tottenham - Nonton Liga Champions/UCL di Vidio
Liga Champions 23 Oktober 2025, 01:01 -
Persib Bandung vs Selangor FC: Jadwal, Jam Kick-off, Siaran TV, dan Link Streaming
Bola Indonesia 22 Oktober 2025, 23:27 -
Prediksi Nottingham Forest vs Porto 24 Oktober 2025
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025, 23:10 -
Dean Huijsen Beri Sinyal Comeback di El Clasico Kontra Barcelona
Liga Spanyol 22 Oktober 2025, 23:08 -
Jadwal Persib vs Selangor: Maung Bandung Siap Amankan Poin Penuh di Kandang
Bola Indonesia 22 Oktober 2025, 22:58 -
Hasil AFC Champions League Two: Tanpa Ronaldo, Al Nassr Tetap Perkasa di India
Asia 22 Oktober 2025, 22:57 -
Link Live Streaming Galatasaray vs Bodo/Glimt - Nonton Liga Champions/UCL di Vidio
Liga Champions 22 Oktober 2025, 22:47
LATEST EDITORIAL
-
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
Editorial 21 Oktober 2025, 22:27 -
4 Pemain Baru Manchester United yang Bantu Ruben Amorim Taklukkan Liverpool di Anfield
Editorial 21 Oktober 2025, 22:04