Fenomena 'Wani Piro' dan Arti Kesetiaan Dalam Sepak Bola
Editor Bolanet | 28 Februari 2012 12:22Bola.net - Oleh: Dendy Gandakusumah
Masih ingat dengan iklan salah satu produk rokok yang terkenal dengan tagline 'wani piro'? Iklan tersebut seakan menyindir bahwa segala urusan, bukan hanya di birokrasi namun sampai di dunia jin, bisa lancar hanya dengan uang.
Fenomena 'wani piro' ini juga merambah ke lapangan hijau. Klub-klub besar dan kaya berlomba-lomba menggerojokkan uangnya. Mereka berharap dengan hal itu bisa mendapatkan pemain-pemain kelas atas dengan kemampuan nomor wahid. Ujung-ujungnya, apalagi kalau bukan trofi yang mereka harapkan.
Namun, apakah hanya dengan segepok uang semata, klub-klub berlabel gudang uang itu bisa mendapatkan pemain buruannya secara utuh? Ternyata belum tentu. Sejarah mencatat, uang memang bisa mendatangkan pemain-pemain bintang. Namun, untuk membuat mereka memberikan kemampuan terbaik mereka? Nanti dulu. Ada banyak faktor yang terkait.
Tak bisa dipungkiri, meski berlabel profesional, pemain bintang juga manusia biasa. Mereka juga memiliki perasaan. Mereka manusia biasa yang juga bisa disentuh melalui hati.
Lihat saja sejarah Bryan Robson ketika akan bergabung dengan Manchester United di medio 1981. Saat itu, West Brom berusaha untuk memagari kepindahannya dari klub tersebut. Kontrak bernilai fantastis telah mereka siapkan untuk mengikat Robbo. Namun, pemain kelahiran 11 Januari 1957 ini bergeming. Dia telah bertekad untuk mengikuti sang manajer, Ron Atkinson, yang pergi ke Old Trafford.
Selain Robbo, masih banyak lagi pemain yang telah menunjukkan bahwa mereka bukan hanya sekedar mengatakan,Wani piro? Contoh mutakhir adalah Lionel Messi. Dalam sebuah wawancara, Messi menegaskan bahwa hubungan percintaannya dengan bukan hanya masalah uang ataupun status belaka. Pemain asal Argentina ini menyatakan bahwa dia banyak berutang budi pada Barca.
Ketika masih menjadi seorang anak kecil berusia 11 tahun di Rosario, Messi didiagnosis menderita kekurangan hormon pertumbuhan. Tertarik dengan bakat pemain kelahiran 24 Juni 1987 ini, Barcelona tidak hanya setuju untuk memboyong Messi ke Spanyol dan mengusahakan pengobatan terbaik baginya.
Bahkan, Direktur Olahraga Barca waktu itu, Carles Rexach, juga sepakat untuk memboyong juga Jorge Horacio Messi, ayah Lionel, untuk menemani anaknya menjalani proses pengobatan dan mengikuti pendidikan di Akademi La Masia.
Inilah bukti bahwa seprofesional apapun para pesepakbola, mereka tetaplah manusia. Mereka bukanlah mesin-mesin mekanis yang hanya menuruti program. Mereka tetaplah sosok yang tidak hanya diprogram untuk mengatakan, Wani piro. Mereka juga manusia yang mengerti arti utang budi.
Paling tidak, sampai kata utang budi dihapus dari kamus bahasa kita. (bola/den)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
LATEST UPDATE
-
Logo Baru dan Tema Haornas 2025 Resmi Dirilis, Apa Filosofi di Balik Tiga Warnanya?
News 8 September 2025, 09:50 -
Prediksi Israel vs Italia 9 September 2025
Piala Dunia 8 September 2025, 09:32 -
Siapa Lebih Hebat di Kualifikasi Piala Dunia: Ronaldo atau Messi?
Piala Dunia 8 September 2025, 09:25 -
Kabar Viral PHK 308 Buruh Gudang Garam, Ini Kata Serikat Pekerja
News 8 September 2025, 09:24 -
Mengintip Ancaman dari Tiga Pemain Lebanon: Timnas Indonesia Harus Ekstra Waspada!
Tim Nasional 8 September 2025, 09:24 -
Pemain Man United ini Dicap Tak Berguna: Jangan Dimainkan Lagi
Liga Inggris 8 September 2025, 09:15 -
Kylian Mbappe Samai Rekor Thierry Henry, Calon Raja Gol Baru Timnas Prancis
Piala Dunia 8 September 2025, 08:59
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24