Perjalanan Johan Cruyff dari Belanda Hingga Ciptakan Dominasi Barca
Haris Suhud | 25 Maret 2016 07:37
Bola.net - Bola.net - Satu legenda sepakbola, Johan Cruyff, baru saja menghembuskan nafas terakhir di usia 68 karena kanker, pada hari Kamis (24/3). Kepergiannya adalah kehilangan bagi seluruh pencinta sepakbola.
Pemain dari Belanda ini pernah membela dan juga Barcelona dan tiga kali menyabet penghargaan Ballon d'Or. Ia bukan hanya sukses saat menjadi pemain, tapi juga saat menjadi pelatih.
Menangani Barca mulai tahun 1988-1996, ia memberikan empat gelar La Liga empat musim berturut-turut. Ia melakukan revolusi di Barca waktu itu, sehingga klub Catalan tersebut kembali menjadi tim yang disegani.
Mari kita simak perjalanan hidup Johan Cruyff di sini:
Lahir

Hendrik Johannes Cruijff atau lebih dikenal Johan Cruyff, lahir di Amsterdam Belanda; sangat dekat dengan stadion klub Ajax.
Gabung Akademi Ajax

Pada usia 10 tahun Cruyff resmi terdaftar sebagai salah satu peserta di akademi Ajax. Pada mulanya ia bermain sepakbola dan juga baseball. Baru pada usia 15 tahun, ia konsentrasi mendalami sepakbola.
Debut Pertama

Pada usia 17 tahun ia mendapat kesempatan debut dengan tim utama Ajax. Pada laga perdananya tersebut ia mencetak satu gol. Namun pada saat itu timnya kalah 3-1 dari GVAV.
Tampil Impresif

Dua tahun setelah debut, Cruyff benar-benar menunjukkan ketajamannya. Ia mencetak gol hat-trick ke gawang Telstar. Empat hari kemudian ia mencetak empat gol saat diturunkan menghadapi Veendam.
Pasa akhir musim Cruyff mengumpulkan 25 gol dan Ajax keluar sebagai juara di liga Belanda pada musim 1965/66. Dua musim berikutnya, Ajax kembali menjadi juara.
Melihat penampilan yang meyakinkan tersebut, Cruyff langsung mendapat panggilan Timnas Belanda. Pada bulan September 1966, ia menjalani debutnya bersama Timnas Belanda.
Semakin Impresif

Semakin hari bakat Cruyff semakin terasah. Ia mencetak enam gol ketika Ajax mengalahkan AZ dengan skor 8-1 pada bulan November 1970.
Tahun berikutnya, ia mengantarkan Ajax sebagai juara Piala Eropa setelah mengalahkan Panathinaikos di partai final. Pada tahun 1971, ia terpilih sebagai pemain terbaik Eropa.
Mei 1972, Ajax kembali menjadi juara Piala Eropa setelah mengalahkan Internazionale. Dua gol disumbangkan oleh Cruyff.
Pindah ke Barca

Setelah menjuarai Piala Eropa bersama Ajax tiga kali beruntun dan Cruyff sendiri terpilih sebagai pemain terbaik untuk kedua kalinya, ia pindah ke Barcelona.
Ia pindah ke Camp Nou pada bulan Agustus 1973. Pada waktu itu ia menjadi pemain termahal di dunia dengan harga 900 ribu pounds.
Tak butuh waktu lama bagi Cruyff bersinar di Spanyol. Pada musim pertamanya, ia langsung mengantarkan Barca menjadi juara. Dan, ia kembali menyabet gelar pemain terbaik.
Di tahun yang sama, ia membantu Timnas Belanda melaju ke final di Piala Dunia tahun 1974. Namun pada partai final tersebut, Belanda kalah dari Jerman.
Pensiun dari Timnas

Pada bulan Oktober 1977, Cruyff mengumumkan pensiun dari Timnas setelah membantu Belanda lolos kualifikasi Piala Dunia tahun berikutnya. Total, ia mencatatkan 48 caps bersama Belanda dan membukukan 33 gol.
Meninggalkan Barca

Setelah lima tahun di Barca mencatatkan 143 penampilan dan mengumpulkan 48 gol, Cruyff pilih berkarier di Amerika Utara bergabung dengan Los Angeles Aztecs. Di sana kesuksesannya berlanjut dan ia menjadi pemain paling bernilai di North American Soccer League.
Dari Los Angeles Aztecs, satu tahun kemudian Cruyff pindah ke Washington Diplomats.
Pada bulan Januari 1981, Leicester City sempat tertarik dengan jasa Cruyff tapi ia pilih gabung dengan Levante. Tak genap satu tahun dan hanya bermain 10 kali, Cruyff pulang ke Belanda lagi untuk gabung kembali dengan Ajax.
Tahun 1983, Cruyff gabung dengan rival Ajax, Feyenoord, setelah tak mendapat perpanjangan kontrak. Di Feyenoord, ia menjadi juara di liga Belanda lagi.
Akhir dan Awal

Setelah mengantarkan Feyenoord menjadi juara, Cruyff memutuskan gantung sepatu pada bulan Mei 1984 dan mulai belajar sebagai pelatih.
Satu tahun berikutnya, ia menjadi pelatih Ajax. Pada tahun 1986, Ajax menjadi juara Piala Belanda dan di liga sebagai runner up meskipun timnya mampu mencetak 120 gol.
1987, Cruyff mengantarkan Ajax sebagai juara Piala UEFA Cup Winners berkat gol Marco van Basten saat menghadapi Lokomotiv Leipzig; dan Piala Belanda beberapa bulan berikutnya.
Melatih Barca

Cruyff kembali ke Barcelona sebagai pelatih pada bulan Mei 1988. Gelar pertama yang diberikan adalah Piala UEFA Cup Winners pada tahun 1989 setelah mengalahkan Sampdoria.
Setelah itu, 1990, Barcelona menjadi juara Copa del rey. Tahun berikutnya Barca semakin menggila, dan di tangannya, Barca menjadi juara La Liga empat musim berturut-turut dari tahun 1991 hingga 1994.
Di tahun 1994, Barca bersama Cruyff hampir menjadi juara Liga Champions tapi sayangnya kalah dari AC Milan dengan skor 4-0 di partai final.
Pemecatan

Pada bulan Mei 1996, Cruyff mendapat kabar buruk dari Barca. Karena gagal memberikan gelar apapun di dua musim berturut-turut. maka Barcelona memecatnya.
Setelah pemecatan ini, Cruyff lama tak muncul dalam dunia sepakbola.
Hingga tahun 2011 ia kembali ke Ajax sebagai tim penasihat tapi mengundurkan diri pada tahun yang sama. Pada tahun 2012, ia menjadi tim penasihat klub di Meksiko tapi kontraknya diputus pada bulan Desember.
Kanker

Pada bulan Oktober, ia didiagnosa mengidap kanker pada paru-paru. Pada awal tahun lalu, ia menyatakan mampu memerangi penyakit dalam tubuhnya tersebut.
Perasaan saya mengatakan saya menang 2-0 di babak pertama, tapi pertarungan ini belum usai, kata Cruyff.
Akhir Kisah

Johan Cruyff akhirnya menghembuskan nafas di Barcelona pada usia 68 tahun.
24 Maret 2016, Johan Cruyff (68) meninggal dengan damai di Barcelona, dikelilingi oleh keluarga setelah berjuang keras melawan kanker. Dengan kesedihan yang mendalam, kami memohon kepada kalian untuk menjaga privasi keluarga selama masa berkabung, demikian kabar kematian tersebut disampaikan lewat website resmi.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Real Madrid: Dean Huijsen Tak Lagi Punya Garansi Starter, Tanda Babak Baru Dimulai
Liga Spanyol 6 Desember 2025, 16:17
-
Prediksi Real Madrid vs Celta Vigo 8 Desember 2025
Liga Spanyol 6 Desember 2025, 12:16
LATEST UPDATE
-
Jadwal Lengkap Manchester United 2025/2026
Liga Inggris 7 Desember 2025, 07:07
-
Jadwal Lengkap Serie A 2025/2026
Liga Italia 7 Desember 2025, 07:06
-
Man of the Match Leeds United vs Liverpool: Hugo Ekitike
Liga Inggris 7 Desember 2025, 07:05
-
Jadwal Lengkap La Liga 2025/2026
Liga Spanyol 7 Desember 2025, 07:04
-
Inter Miami Juara MLS 2025, Ini Kata-kata Penuh Haru Sir David Beckham
Bola Dunia Lainnya 7 Desember 2025, 07:03
-
Hasil Lengkap, Klasemen, Jadwal dan Top Skor Serie A 2025/2026
Liga Italia 7 Desember 2025, 07:00
-
Man of the Match Inter vs Como: Lautaro Martinez
Liga Italia 7 Desember 2025, 06:42
-
Hasil Lengkap, Klasemen, Jadwal dan Top Skor La Liga 2025/2026
Liga Spanyol 7 Desember 2025, 06:20
-
Selamat, Inter Miami Juara MLS 2025!
Bola Dunia Lainnya 7 Desember 2025, 06:00
-
Hasil Lengkap, Klasemen, Jadwal dan Top Skor Premier League 2025/2026
Liga Inggris 7 Desember 2025, 05:59
-
Hasil Leeds United vs Liverpool: Perih, Ao Tanaka Bikin The Reds Nggak Jadi Menang
Liga Inggris 7 Desember 2025, 03:21
-
Ditarik Keluar di Laga Bournemouth vs Chelsea, Seberapa Parah Cedera Liam Delap?
Liga Inggris 7 Desember 2025, 03:21
-
Chelsea Ditahan Imbang Bournemouth, Enzo Maresca: Yang Penting Enggak Kalah!
Liga Inggris 7 Desember 2025, 03:07
LATEST EDITORIAL
-
Dari Salah hingga Neymar, 8 Pemain Top yang Anjlok Drastis di Musim 2025/2026
Editorial 5 Desember 2025, 14:58
-
Jika Arne Slot Lengser, Ini 11 Pelatih Nganggur yang Cocok untuk Liverpool
Editorial 5 Desember 2025, 14:49
-
5 Pemain yang Memberikan Dampak Tak Terduga di Serie A Musim Ini
Editorial 4 Desember 2025, 13:02
-
6 Opsi Klub Baru Marcus Rashford jika Tak Dipermanenkan Barcelona
Editorial 4 Desember 2025, 11:26




