Tito Vilanova, Memimpin Adalah Menginspirasi
Editor Bolanet | 12 Maret 2013 16:13
Bola.net - Oleh: A.A Aribowo
Ketangguhan para prajurit terletak kepada komando para pemimpinnya, ungkapan dalam bahasa Latin klasik Ducis in consillio posita est virtus militum, dengan kata lain, memimpin adalah menebar benih inspirasi, bukan sekadar memberi komando sana-sini, apalagi menutup pintu dialog.
Ingin langsung mengetahui penerapan ungkapan Latin itu dalam gelanggang sepak bola? Silakan cermati apa yang dilakoni pelatih Barcelona, Francesc Tito Vilanova i Bayo yang lahir di di Bellcaire d'Emporda, Spanyol pada 17 September 1968. Dia Tito Vilanova.
Sebagai mandataris dalam urusan meracik taktik bagi El Barca, Tito Vilanova yang meniti karier perdana sebagai gelandang tengah itu mengetahui betul gang-gang sempit dari pernik menjadi arsitek sebuah klub besar di Liga Spanyol (La Liga).
Tidak ingin mengekor kepada nama besar Pep Guardiola - yang akan melatih Bayern Munich di Bundesliga di musim depan - Vilanova punya cara memimpin dengan menebar benih anyar bagi tampilan Blaugrana. Bukan sebatas memoles sana-sini, tetapi memberi sesuatu yang baru, yang nota bene telah berakar di sanubari El Barca.
Vilanova seakan bertanya, kalau saja tiki-taka terhapus dari Barcelona, lantas buat apa Barcelona? Rumus Vilanova dalam memimpin beraroma revolusioner, yakni keberadaan tiki-taka mengandaikan keberadaan unsur yang lain. Artinya, ia tidak memberangus unsur yang lama, tetapi justru menyempurnakan untuk menemukan yang baru.
Ini revolusi bergaya Vilanova. Guardiola menerapkan tiki-taka, Vilanova menyempurnakan bahkan mempertajam daya gedor Messi dkk. dengan memeragakan umpan-umpan lambung langsung ke jantung pertahanan lawan (direct football). Abrakadabra...gaya penampilan pasukan Barca cenderung lebih agresif, terus menekan lawan tanpa memberi ruang gerak kepada musuh. (ant/lex)
Pasukan Kehilangan Induk
Kini, revolusi Vilanova itu sejenak tersendat. Ia sedang menjalani perawatan di rumah sakit Memorial Sloan-Kettering di New York City untuk menjalani proses penyembuhan dari operasi kelenjar ludah. Ia diharapkan kembali sekurang-kurangnya pertengahan Maret 2013.
Ketidakhadiran Vilanova memunculkan krisis kepemimpinan di kubu Barcelona. Seakan memenuhi ungkapan pujangga Ovidius, dulcia non meruit, qui non gustavit amara (yang tidak pernah mengecap kepahitan, tidak akan dapat pula menikmati kemanisan), maka Vilanova mengetahui bahwa Barca sedang melewati masa-masa penuh kepahitan.
Kekalahan beruntun dalam tiga laga krusial, yakni melawan AC Milan di Liga Champions, menghadapi Real Madrid di Piala Raja dan La Liga, membuat bahtera kepemimpinan Barca mengalami disorientasi, yakni kehilangan motivasi bertanding.
Barca babak belur. Setakat dengan penegasan itu, tercetus pertanyaan, apakah Barca yang kini dibesut oleh Jordi Roura tidak lagi sehebat ketika ditangani Vilanova? Roura menanggung beban berat. Sehari sebelum berangkat ke Madrid, ia tampak gusar ketika bertelpon ke Vilanova. Ia tengah melewati masa sulit dengan menggantikan posisi Vilanova.
Barca bagaikan kapal Titanic yang tengah karam. Imbas dari ketiadaan kepemimpinan, salah satunya kepada penampilan Lionel Messi yang tengah mengalami masa-masa sulit. Tembakan-tembakannya kerap gagal menembus gawang lawan, apalagi jika pemain asal Argentina itu menghadapi tembok pertahanan lini belakang yang ekstra kokoh.
Bicara sisi inspiratif dari kepemimpinan Vilanova, jangan lupa bahwa sungguh tidak peka bila bayang-bayang kebangkrutan penampilan Barcelona dibebankan hanya oleh ketidakhadiran Vilanova yang justru masih bertarung dengan derita kankernya.
Ia seakan-akan dipaksa untuk merasa bersalah. Siapa sih di dunia ini yang ingin menderita sakit, apalagi mengalami kanker? Absurd juga bila menyatakan bahwa tanpa kehadiran pelatih, maka roda mesin Barcelona bisa melaju untuk melibas setiap lawan. Seluruh pendukung Barca bersama dengan media tentu menghormati kehidupan pribadi Vilanova.
Roura Bukanlah Vilanova
Vilanova masih menjalin kontak secara intensif dengan Roura. Ia mengikuti dengan seksama setiap laga dan setiap sesi latihan anak buahnya. Ia bahu-membahu memberi masukan teknis dan memoles fisik pemain bersama Roura dan pelatih fisik Aurelia Altimira. Mereka berdiskusi lewat jaringan Skype selama pertandingan, bahkan ia mengirim pesan lewat WhatsApp.
Pertemuan-pertemuan tim digelar seperti layaknya hadir di Nou Camp lewat video conference. Segala sesuatunya didiskusikan dan disetujui oleh Tito, kata Roura.
Hanya saja Roura tidak memiliki karisma yang dimiliki Vilanova. Memimpin, tidak lagi sekadar menyertai anak buah, tetapi mengajak dialog mereka yang dipimpin.
Hanya mereka yang punya otoritas pribadi mumpuni, yang mampu memimpin anak buahnya. Inilah memimpin yang menginspirasi gaya Vilanova di Barcelona. Saya tidak punya otoritas itu meski saya punya otonomi sebagai pelatih. Saya hanyalah asisten pelatih, kata Roura.
'Dum Spiro, Spero'
Bagaimana pemain merespons ketidakhadiran Vilanova? Javier Mascherano menjawab, Pelatih kami tidak berada di New York untuk berlibur. Artinya, Vilanova tidak sebatas absen, tetapi ia menjelaskan secara argumentatif alasan ia tidak hadir. Inilah salah satu rumus dialog, yakni memberi argumentasi.
Kata Presiden Barcelona, Sandro Rosell, Kami memang sedang menghadapi masalah untuk sementara waktu. Tentu saja kami kehilangan dia (Vilanova) karena dia pemimpin kami. Artinya, Barcelona memprioritaskan Vilanova, bukan justru sebaliknya. Inilah pemimpin yang inspiratif, yakni tahu membedakan antara mana yang prioritas, dengan mana yang bukan prioritas.
Yang penting sekarang, berusaha agar dia cepat sembuh. Kami tidak akan bertanya apapun kepada dia soal pekerjaan. Kami hanya ingin menyertai dia manakala dia menderita sakit. Kesehatan Tito adalah prioritas, yang lain nomor dua. Tito pelatih kami, tidak ada yang lain. Bagi kami, musim kompetisi berjalan oke manakala Tito bisa pulih dari sakit, kata Rosell.
Pernyataan bahwa memimpin adalah menginspirasi, di mata Vilanova yakni memberi dan memberi. Ia telah lebih dulu memberi buat Barcelona, bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk kepentingan tim. Dia pelatih kami..., kata Rosell menegaskan.
Gaya kepemimpinan Vilanova teruji lantaran Barcelona berada dalam posisi yang kurang menguntungkan ketika menjamu AC Milan dalam leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Camp Nou, pada Selasa (12/3) atau Rabu dini hari WIB.
Tidak ada kata lain, selain menang pertandingan itu dengan selisih tiga gol untuk menyabet tiket ke perempat final. Dan Vilanova berkata, selama aku masih bernapas, aku masih berpengharapan 'Dum spiro, spero'.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Alasan Jujur Fermin Lopez yang Tolak Pinangan Chelsea di Deadline Day
Liga Spanyol 3 September 2025, 11:33 -
Fermin Lopez Buka Suara soal Rumor Transfer Chelsea: Barcelona Selalu Jadi Prioritas!
Liga Spanyol 3 September 2025, 09:40 -
Lamine Yamal dan Fermin Lopez Sikapi Tawaran Chelsea dengan Bercanda
Liga Spanyol 2 September 2025, 23:42
LATEST UPDATE
-
Arai Agaska Jalani Debut WorldSSP300 dengan Status Wildcard di Seri Prancis 2025
Otomotif 6 September 2025, 15:20 -
Link Live Streaming Timnas Indonesia U-23 vs Makau, Kick-off Pukul 19.30 WIB!
Tim Nasional 6 September 2025, 15:19 -
Usai Pesta Enam Gol Lawan Chinese Taipei, Timnas Indonesia Diminta Jangan Lupa Diri
Tim Nasional 6 September 2025, 14:35 -
Cedera, Frenkie de Jong Tinggalkan Timnas Belanda
Liga Spanyol 6 September 2025, 14:10 -
Mengenal Calvin Verdonk: Pilar Garuda dengan Darah Aceh di Ligue 1
Tim Nasional 6 September 2025, 13:55 -
Tunjangan Rumah DPR Disetop, Berapa Uang yang Dibawa Pulang per Bulan?
News 6 September 2025, 13:52 -
Transfer Gianluigi Donnarumma: Mengapa Real Madrid Tidak Tertarik?
Liga Spanyol 6 September 2025, 12:34
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24