Jadi TNI Gadungan, Ayah Pemain Arema Cronus Mengiba Minta Bebas

Editor Bolanet | 24 Juli 2016 08:10
Jadi TNI Gadungan, Ayah Pemain Arema Cronus Mengiba Minta Bebas
Suhartono usai diamankan. (c) Darmadi Sasongko
- Saat digelandang dari sebuah ruangan, langkah tentara gadungan Suhartono (38) tegap dengan tangan terborgol. Ayah Saiful Indra Cahya, pemain sepak bola Arema Cronus itupun mengiba meminta maaf pada Komandan Kodim 0833, Letkol ARM Aprianko Suseno.


Suhartono berjanji akan mengembalikan semua uang pungli hasilnya memalak para pemilik toko, cafe dan pengusaha di Malang dan sekitarnya. Dia mengiba agar dibebaskan dan diampuni kesalahannya.


Namun Letkol ARM Aprianko Suseno, rupanya sudah begitu geram dan tidak akan memberi ampun. Pihaknya memilih melaporkan mantan security itu pada Polres Kota Malang untuk diproses lebih lanjut.


Kamu sudah memalukan saya dan TNI. Kamu akan saya serahkan ke kepolisian agar diproses, agar jera karena sudah keterlaluan, kata Aprianko Suseno di Kodim 0833, Jalan Kahuripan Kota Malang, Sabtu (23/7).


Suhartono menjadi TNI gadungan sejak 2009 dan diduga sudah mengantongi hasil pungli hingga ratusan juta rupiah. Modus yang dilakukan dengan memanfaatkan even tertentu, seperti serah terima jabatan di lingkungan TNI, pengamanan Hari Raya dan lain sebagainya. Pelaku mendatangi pengusaha dan meminta sejumlah uang.


Bahkan ini sudah direncanakan untuk nanti peringatan Kemerdekaan RI, 17 Agustus. Pelaku akan menjalankan aksinya lagi, katanya.


Pelaku menggunakan atribut Angkatan Laut, kadang menggunakan atribut TNI AD. Pangkatnya Sersan Mayor, kemudian membuat proposal dengan stempel Kodim 0833, Garnisun.


Pihaknya meminta untuk mencari pelaku sampai ketemu saat mendengar laporan aksi pelaku. Karena memang sudah merusak institusi, pejabat di Kodim dan anggota TNI secara keseluruhan.


Aprianko juga mempertanyakan tetang lolosnya identitas Suhartono sebagai TNI AD di E-KTP. Padahal yang bersangkutan nyata-nyata bukan anggota TNI.


Kenapa identitasnya bisa salah, Kelurahan bisa memberi identitas sebagai anggota TNI AD. Harusnya kelurahan lebih jeli lagi, bagaimana kelurahan bisa kecolongan, ungkapnya.


Seharusnya, kata Aprianko, kelurahan dan seluruh perangkat RT dan RW mengetahui dan mendeteksi pekerjaan warganya. Sehingga tidak sampai kecolongan saat mengisi kolom saat pengajuan KTP.


Infonya sih orang sana takut, mungkin diancam. Ini KTP-nya asli kok, tegasnya.


Suhartono sendiri tercatat sebagai warga Jalan Jupri RT 01/ RW 03 Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang. [initial] (dar/asa)

LATEST UPDATE