Klub Indonesia Butuh Psikolog Agar Tendangan Kungfu Syaiful Indra Cahya Tidak Terulang
Asad Arifin | 8 September 2021 15:25
Bola.net - Kasus tendangan 'kungfu' pemain PSG Pati, Syaiful Indra Cahya, menjadi sorotan. Kasus ini, menurut Hanafing, adalah buktik bahwa klub sepak bola di Indonesia butuh seorang psikolog.
Sebelumnya, aksi Syaiful Indra Cahya pada laga uji coba PSG Pati melawan Persiraja Banda Aceh mendapat banyak perhatian. Mantan pemain Arema FC itu melepas tendangan brutal kepada pemain Persiraja Banda Aceh, Muhamad Nadiif.
Aksi tersebut membuat gigi Nadiif copot dan sempat mendapat perawatan. Di sisi lain, Syaiful mendapat kartu merah langsung. Kedua pihak sudah saling memaafkan usai insiden yang terjadi.
Butuh Psikolog
Menurut pengamat dan pelaku sepak bola yang domisili di Surabaya itu, klub-klub profesional Indonesia wajib memiliki tim psikolog.
"Klub-klub di Eropa punya psikolog. Saat kursus lisensi AFC Pro lalu, kami juga dapat modul khusus membahas psikologis. Ternyata psikolog tak kalah penting dibanding jajaran tim pelatih. Saya tak tahu, klub di Indonesia sudah punya psikolog atau belum. Tapi menurut saya klub harus memilikinya," kata Hanafing.
Keberadaan psikolog, lanjut Hanafing, sebagai pendamping, konsultan, dan pengamat psikis pemain sehari-hari di klub.
"Psikis manusia itu tiap hari berubah. Pagi hari dia merasa nyaman dan ceria, tapi sore atau malam bisa tiba-tiba galau dan gundah dengan berbagai penyebab. Nah, perubahan ini psikolog yang paham," ujarnya.
Agar Pemain Konsisten
Jika klub sepak bola profesional Indonesia memiliki psikolog, ahli itu yang memantau kejiwaan pemain. Psikolog tahu si pemain dalam kondisi psikis stabil atau sedang goyah.
"Nah, observasi psikolog ini bisa jadi masukan ke tim pelatih mengenai kondisi kejiwaan pemain. Makanya ada pemain yang main bagus di sebuah pertandingan, tapi tampil buruk di laga berikutnya. Peran psikolog yang mengontrol psikis sang pemain agar terus stabil," tuturnya.
Saran untuk PSG Pati
Soal kasus Syaiful Indra Cahya, legenda Persebaya ini menyarankan agar manajemen PSG Pati bijak dan menelusuri penyebab perilaku brutal itu.
"Saat kursus lalu, kami tak boleh memvonis kejadian yang ada di depan mata. Tapi juga harus menganalisa, kenapa pemain berbuat tak sportif. Saya berharap manajemen PS Pati memakai psikolog sebelum menghukum Syaiful. Nanti pasti ditemukan penyebabnya Syaiful jadi brutal," jelasnya.
Penyebabnya, beber Hanafing, bisa bermacam-macam. Apakah sebelum gabung PS Pati kondisi psikis Syaiful Indra Cahya sedang tidak bagus.
"Penyebabnya kompleks. Bisa masalah pribadi dan keluarga. Bisa tekanan ekonomi, dari lawan dan tensi pertandingan. Jika sebelum main Syaiful punya pengalaman yang mengganggu psikisnya, itu bisa terbawa di permainan," paparnya.
Banyak Faktor
Hanafing juga menyorot kondisi Pandemi COVID-19 ini juga berpengaruh besar pada psikologis manusia.
"Pandemi ini punya pengaruh luar biasa pada perilaku manusia. Sekarang ini banyak orang depresi, takut, dan was-was hidupnya. Terutama tekanan ekonomi. Pesepak bola pun pasti terdampak. Apalagi hampir dua tahun mereka tak punya penghasilan," bebernya.
Secara pribadi, Hanafing juga merasakan dampak Pandemi COVID-19.
"Sudah empat bulan ini saya tak kerja, karena tak ada kursus pelatih. Saya juga tak melatih klub. Saya punya tabungan, tapi kira-kira cukup untuk hidup tiga bulan ke depan. Ya, saya berusaha sabar dan pintar-pintar mengatur keuangan. Saya kira banyak orang mengalami tekanan ekonomi sama," pungkasnya.
Disadur dari Bola.com: Penulis Gatot Susetyo/Editor Wiwig Prayugi, 8 September 2021
Baca Ini Juga ya Bolaneters:
- Robert Alberts Minta Sepak Bola Indonesia Harus Berbenah, Ada Masalah Apa?
- Iwan Setiawan: Talenta Terbaik Sepak Bola Indonesia dari Papua
- Persela vs Persipura: Iwan Setiawan Fokus Benahi Penyelesaian Akhir
- Gigi Pemain Muda Persiraja Patah Usai Diterjang Syaiful Indra Cahya
- Jadwal Siaran Langsung Pekan ke-2 BRI Liga 1 di Indosiar, 10-12 September 2021
- Adu Kuat Antarlini Persita vs Persib di BRI Liga 1 2021: Siapa Unggul?
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Mengenal Calvin Verdonk: Pilar Garuda dengan Darah Aceh di Ligue 1
Tim Nasional 6 September 2025, 13:55
LATEST UPDATE
-
Jadwal, Hasil Lengkap, Klasemen, dan Top Skor Kualifikasi Piala Asia U-23 2026
Tim Nasional 6 September 2025, 22:55 -
Man of the Match Timnas Indonesia U-23 vs Makau: Arkhan Fikri
Tim Nasional 6 September 2025, 22:32 -
Terlewatinya Catatan Gol Francesco Totti di Timnas Italia
Piala Dunia 6 September 2025, 22:08 -
Update Klasemen Pembalap MotoE 2025
Otomotif 6 September 2025, 21:48 -
Hasil Race 2 MotoE Catalunya 2025: Eric Granado Raih Kemenangan Ganda untuk LCR E-Team
Otomotif 6 September 2025, 21:44 -
Daftar Pabrikan Motor dengan Gelar Dunia Konstruktor MotoGP Terbanyak dalam Sejarah
Otomotif 6 September 2025, 21:36 -
Hasil Timnas Indonesia U-23 vs Makau: Bangkit, Garuda Muda Menang Telak!
Tim Nasional 6 September 2025, 21:30 -
Update Klasemen Pembalap WorldSSP 2025
Otomotif 6 September 2025, 21:17 -
Hasil Race 1 WorldSSP Prancis 2025: Stefano Manzi Menang, Kalahkan Can Oncu
Otomotif 6 September 2025, 21:13 -
Hanya Andalkan Kontribusi 3 Pembalap, Ducati Kunci Gelar Dunia Konstruktor MotoGP 2025
Otomotif 6 September 2025, 21:04
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24