Bukan Keberuntungan Semata! Strategi Amorim Buat MU Main Agresif dan Paksa Chelsea Main 10 Pemain
Richard Andreas | 22 September 2025 04:30
Bola.net - Kemenangan 2-1 Manchester United atas Chelsea di Premier League pekan lalu tidak dapat dipisahkan dari satu insiden krusial: kartu merah awal yang diterima Robert Sanchez.
Superioritas numerik di menit-menit pembuka memberikan United kesempatan untuk mengontrol jalannya pertandingan dan mencetak dua gol.
Gol dari Bruno Fernandes dan Casemiro sempat mengantarkan tuan rumah pada posisi yang menguntungkan. Akan tetapi, kartu kuning kedua yang diterima Casemiro kemudian mengembalikan keseimbangan jumlah pemain di lapangan.
Meskipun demikian, United berhasil mempertahankan keunggulan mereka hingga wasit meniup peluit panjang. Banyak pihak menganggap faktor keberuntungan menjadi penentu utama kemenangan ini.
Namun, insiden yang menyebabkan Sanchez harus meninggalkan lapangan sebenarnya merupakan hasil dari pola serangan yang memang telah dirancang secara matang oleh Ruben Amorim.
Pergerakan tanpa bola Bryan Mbeumo, yang dikombinasikan dengan peran Matheus Cunha dan Benjamin Sesko, menjadi kunci yang memaksa kiper Chelsea melakukan blunder fatal.
Dari sinilah terlihat dengan jelas bagaimana United sebenarnya menciptakan "keberuntungan" mereka sendiri melalui strategi yang terstruktur.
Anatomi Pola Serangan di Balik Kartu Merah Sanchez
Sejak permulaan musim, Manchester United konsisten memanfaatkan pergerakan tanpa bola Bryan Mbeumo sebagai senjata utama. Penyerang berkebangsaan Kamerun tersebut sering menjadi sasaran utama dalam skema direct play yang diterapkan Ruben Amorim.
Strategi ini dapat dieksekusi baik melalui umpan panjang dari kiper Altay Bayindir maupun setelah rangkaian build-up singkat. Insiden yang memaksa Sanchez meninggalkan lapangan pun berawal dari penerapan pola serangan ini.
Bayindir mengirimkan bola panjang menuju Sesko, yang kemudian memenangkan duel udara dengan sukses. Mbeumo telah lebih dahulu bergerak menyerang celah kosong yang ditinggalkan oleh barisan pertahanan Chelsea.
Trevoh Chalobah yang bertugas menjaga Sesko tidak sempat mengantisipasi pergerakan tersebut. Sementara itu, Moises Caicedo kalah dalam kecepatan saat mengejar Mbeumo yang telah meluncur terlebih dahulu.
Pada saat itulah Sanchez keluar terlalu jauh dari gawangnya dan akhirnya menjatuhkan Mbeumo, yang berujung pada kartu merah langsung. Menurut Amorim, kejadian ini sama sekali bukan hasil kebetulan.
Ia menyebut kemampuan Sesko dalam mengontrol sentuhan pertama dan agresivitas Mbeumo dalam mencari ruang kosong sebagai senjata andalan United. "Setiap detail, setiap pergerakan, setiap sentuhan, Bryan sangat agresif dalam eksekusinya."
"Kami memang ingin memanfaatkan karakteristik tersebut sepenuhnya," ungkap Amorim.
Variasi Peran Cunha dan Sesko dalam Skema Serangan
United tidak menggantungkan strategi mereka pada satu pola serangan saja untuk mengeksploitasi ruang kosong. Perbedaan profil antara Matheus Cunha dan Benjamin Sesko memberikan variasi dalam skema menyerang yang diterapkan.
Cunha, dengan keunggulan teknik dan mobilitasnya, sering turun lebih dalam untuk menarik perhatian bek lawan. Dari posisi ini, ruang kosong tercipta bagi Mbeumo untuk melakukan penetrasi di belakang barisan pertahanan.
Situasi serupa terlihat jelas ketika United menghadapi Arsenal bulan sebelumnya, meskipun pada akhirnya gagal dieksekusi dengan sempurna. Sementara itu, Sesko menawarkan opsi yang berbeda dalam sistem serangan tim.
Striker asal Slovenia tersebut lebih sering difungsikan sebagai target sasaran bola-bola udara. Ketika ia berhasil memenangkan duel, Mbeumo tinggal melanjutkan serangan dengan memanfaatkan kecepatan dan timing pergerakan yang tepat.
Kombinasi ini sempat ditampilkan saat melawan Manchester City dalam pertandingan sebelumnya. Sesko memang sempat kalah duel dari Rodri pada kesempatan tersebut, namun pola serangan yang sama tetap dicoba kembali.
Perbedaannya, ketika berhadapan dengan Chelsea, Sesko berhasil mengeksekusi flick on dengan sempurna yang berujung pada insiden kartu merah Sanchez.
Eksekusi Positif, Konsistensi Masih Dibutuhkan
Pola serangan Manchester United di bawah arahan Amorim sudah menunjukkan konsep yang jelas dan terstruktur. Kombinasi antara para striker dengan Mbeumo menjadi senjata ampuh untuk menembus barisan pertahanan lawan, terutama saat menerapkan permainan langsung.
Meskipun demikian, Amorim mengakui bahwa permasalahan dalam hal eksekusi masih sering menghantui timnya. Beberapa peluang serupa kerap tidak dapat dimaksimalkan dengan baik.
Ia juga menilai United masih memerlukan konsistensi yang lebih baik agar hasil di lapangan dapat mengikuti rencana taktik yang telah disiapkan. "Saya rasa kami hanya kekurangan sedikit keberuntungan saja."
"Tetapi keberuntungan itu sebenarnya bisa dicari dengan bermain lebih agresif dan penuh percaya diri," ucap Amorim menjelang laga melawan Chelsea.
Kemenangan 2-1 atas Chelsea memang akan selalu dikaitkan dengan insiden kartu merah yang diterima Sanchez. Namun, jika menganalisis lebih mendalam, United sebenarnya telah menyiapkan pola khusus untuk memaksa lawan melakukan kesalahan fatal.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Resep Ampuh Amorim: Agresivitas dan Mentalitas Baru Antarkan MU Kalahkan Chelsea
Liga Inggris 22 September 2025, 05:00 -
Cetak Gol ke-100, Bruno Fernandes Pantas Diabadikan dalam Sejarah Manchester United
Liga Inggris 22 September 2025, 03:30
LATEST UPDATE
-
Ryan Gravenberch: Perubahan Peran Gelandang Lengkap yang Kini Jadi Senjata Rahasia Liverpool
Liga Inggris 22 September 2025, 05:30 -
Resep Ampuh Amorim: Agresivitas dan Mentalitas Baru Antarkan MU Kalahkan Chelsea
Liga Inggris 22 September 2025, 05:00 -
Man of the Match Barcelona vs Getafe: Ferran Torres
Liga Spanyol 22 September 2025, 04:20 -
Man of the Match Inter Milan vs Sassuolo: Federico Dimarco
Liga Italia 22 September 2025, 04:14 -
Prediksi BRI Super League: Borneo FC vs Persis Solo 22 September 2025
Bola Indonesia 22 September 2025, 04:08 -
Hasil Barcelona vs Getafe: Ferran Torres Brace, Blaugrana Menang 3-0
Liga Spanyol 22 September 2025, 04:05 -
Prediksi BRI Super League: Arema FC vs Persib Bandung 22 September 2025
Bola Indonesia 22 September 2025, 04:02 -
Hasil Inter Milan vs Sassuolo: Cheddira Sempat Bikin Tegang, Inter Tetap Menang
Liga Italia 22 September 2025, 03:52 -
Cetak Gol ke-100, Bruno Fernandes Pantas Diabadikan dalam Sejarah Manchester United
Liga Inggris 22 September 2025, 03:30 -
Maresca Bongkar Alasan Sebenarnya Garnacho Batal Masuk Saat Chelsea Kalah dari MU
Liga Inggris 22 September 2025, 02:45 -
Harry Kane Tinggal 2 Gol Lagi! Bakal Pecahkan Rekor Ronaldo dan Haaland di Liga Top Eropa
Bundesliga 22 September 2025, 02:15 -
Duo Barcelona Mundur dari Ballon d'Or! Pedri dan Lewandowski Pilih Absen, Kenapa?
Liga Champions 22 September 2025, 01:45
LATEST EDITORIAL
-
10 Pemain Tercepat Raih 50 Gol Liga Champions: Haaland Lampaui Ronaldo dan Messi
Editorial 19 September 2025, 22:58 -
6 Pemain yang Bisa Jadi Solusi Pertahanan Chelsea di Bursa Transfer Januari
Editorial 18 September 2025, 23:53 -
7 Pemain Liverpool yang Awal Kariernya Lambat tapi Menjadi Legenda: Wirtz & Kerkez Berikutnya?
Editorial 18 September 2025, 23:22 -
5 Pelatih dengan Kartu Merah Terbanyak: Mourinho atau Simeone Paling yang Sering Diusir?
Editorial 18 September 2025, 22:49