Frank Lampard Angkat Coventry City, Dari Tim Terlupakan Jadi Penantang Promosi
Ari Prayoga | 2 Oktober 2025 23:38
Bola.net - Frank Lampard awalnya dipandang sebelah mata ketika resmi menukangi Coventry City pada 28 November 2024. Ia datang di tengah suasana tidak menentu, dengan ruang ganti yang retak pasca-pemecatan Mark Robins, pelatih yang sudah dianggap ikon klub.
Banyak kalangan menuding kehadiran Lampard sekadar langkah politis dari sang pemilik Doug King, alih-alih solusi konkret untuk mengangkat performa tim.
Namun keraguan itu kini mulai memudar. Hampir setahun berlalu, Coventry menjelma menjadi tim yang paling menyita perhatian di ajang Championship.
Lampard bukan hanya mampu menenangkan atmosfer internal, tetapi juga menghidupkan kembali rasa percaya diri pemain, membuat The Sky Blues menjelma sebagai kuda hitam paling berbahaya di liga.
Dari Tim Papan Bawah ke Penantang Serius
Saat Lampard pertama kali mengambil alih, Coventry terjerembab di urutan ke-17 klasemen. Meski begitu, mereka berhasil mengakhiri musim lalu di posisi kelima dan menembus play-off, meski akhirnya terhenti secara dramatis oleh Sunderland.
Kekalahan itu justru menjadi bahan evaluasi penting. Memasuki musim baru, Coventry tampil lebih solid dan konsisten, bahkan belum tersentuh kekalahan dalam delapan laga pembuka dan bertengger di peringkat dua klasemen.
Ketajaman lini depan menjadi pembeda utama. Hingga pekan kedelapan, Coventry sudah membukukan 22 gol—unggul delapan gol dari tim paling produktif berikutnya.
Haji Wright menjadi mesin gol dengan delapan torehan, Milan van Ewijk rajin menorehkan assist (5), sementara kiper Carl Rushworth mengemas empat clean sheet. Dengan catatan itu, Coventry tak lagi dianggap tim pelengkap, melainkan penantang serius tiket promosi Premier League.
Kunci Sukses: Maksimalkan Pemain Lama
Berbeda dengan sejumlah klub yang royal di bursa transfer, Lampard justru membangun pondasi dengan memaksimalkan skuad warisan Robins.
Rekrutan besar hanya hadir Januari lalu lewat kedatangan Matt Grimes seharga £4 juta dari Swansea, yang kini menjadi jantung permainan di lini tengah. Di luar itu, Coventry lebih banyak mengandalkan pemain lama yang akhirnya kembali menemukan performa terbaik.
Van Ewijk dan Jack Rudoni, yang sempat dilirik klub besar, bertahan karena percaya dengan proyek jangka panjang Lampard. Victor Torp menjelma gelandang box-to-box yang dinamis, sementara Bobby Thomas dan Liam Kitching jadi pilar kokoh di barisan pertahanan.
Di sisi sayap, kecepatan Tatsuhiro Sakamoto dan Brandon Thomas-Asante memberi variasi serangan yang sulit ditebak lawan.
Filosofi Baru: Intensitas dan Kebersamaan
Lampard menegaskan bahwa pembenahan organisasi tim adalah prioritas utama. “Kami terlalu mudah kebobolan, kurang kompak, dan minim agresivitas. Jadi hal pertama yang saya lakukan adalah memperkuat kerja sama saat bertahan,” jelasnya dalam sebuah wawancara.
Perubahan itu langsung terasa. Coventry kini memimpin catatan jumlah tembakan terbanyak (137) dan juga peluang tepat sasaran terbanyak (43) di Championship.
Bahkan dalam metrik expected goals (xG), Coventry unggul jauh dari pesaing-pesaing utama. Data itu menjadi bukti bahwa peningkatan bukan hanya ada di sektor serangan, melainkan juga dalam keseimbangan permainan secara keseluruhan.
Dari Kritik Pedas Menjadi Apresiasi
Bagi Lampard sendiri, periode di Coventry terasa seperti kesempatan kedua. Namanya sempat tenggelam setelah gagal bersinar di Chelsea maupun Everton.
Kini, label negatif itu perlahan terkikis. Lampard mampu mengangkat Coventry menjadi tim yang kembali disegani di Championship. Pengalaman pahit di Derby County kala kalah di final play-off 2019 justru seakan menjadi pembelajaran berharga baginya.
Apabila Coventry konsisten dengan performa ini, Lampard bisa membawa timnya langsung meraih tiket otomatis ke Premier League tanpa harus melalui jalur play-off yang penuh risiko. Sebuah capaian yang hampir tak terbayangkan saat ia pertama kali menjejakkan kaki di klub ini.
Sumber: Mirror
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Gacor di Timnas Inggris, Harry Kane Lampaui Rekor Gol Pele
Piala Dunia 17 November 2025, 12:26
-
Apakah Portugal Lebih Baik Tanpa Cristiano Ronaldo? Ini Jawaban Roberto Martinez
Piala Dunia 17 November 2025, 12:12
-
Otomotif 17 November 2025, 11:47

LATEST UPDATE
-
Diskon Tiket Pesawat untuk Natal dan Tahun Baru, Penerbangan Dimulai 22 Desember 2025
News 17 November 2025, 14:35
-
Nestapa Pecco Bagnaia, Akui 2025 Musim Terburuknya di MotoGP: Tapi Saya Nggak Boleh Marah!
Otomotif 17 November 2025, 14:31
-
Italia Dibantai Norwegia di San Siro, Ini Pengakuan Pahit Locatelli
Piala Dunia 17 November 2025, 13:23
-
Gacor di Timnas Inggris, Harry Kane Lampaui Rekor Gol Pele
Piala Dunia 17 November 2025, 12:26
-
Apakah Portugal Lebih Baik Tanpa Cristiano Ronaldo? Ini Jawaban Roberto Martinez
Piala Dunia 17 November 2025, 12:12
-
Jadwal Live Streaming Formula 1 Las Vegas 2025 di Vidio, 21-23 November 2025
Otomotif 17 November 2025, 11:47
-
Link Live Streaming Formula 1 2025, Jangan Lupa Dukung Pembalap Jagoanmu!
Otomotif 17 November 2025, 11:47
-
Otomotif 17 November 2025, 11:47

-
Akhirnya! Lisandro Martinez Bakal Comeback di MU Pekan Ini?
Liga Inggris 17 November 2025, 11:44
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55







