Jack Grealish Panen 4 Assist di Everton: Sinyal Kembali ke Level Terbaik?
Richard Andreas | 12 September 2025 10:53
Bola.net - Jack Grealish mengalami awal yang kontras dalam perjalanan kariernya musim ini. Bila sebelumnya dia sering absen dari skuat timnas Inggris dan berjuang menemukan performa puncak di Manchester City, kini penampilannya bersama Everton mencuri perhatian.
Dalam dua pertandingan Premier League, Grealish sudah menorehkan empat assist. Angka tersebut bahkan dua kali lipat dari total sumbangannya dalam dua musim terakhir di City. Perubahan ini memunculkan pertanyaan: hanya kebetulan statistik, atau memang benar-benar kebangkitan?
David Moyes menampik pujian yang ditujukan kepadanya, dengan menegaskan bahwa semua ini lahir dari mentalitas Grealish sendiri. Manajer Everton hanya memberikan ruang, sementara pemain 30 tahun itu yang membuktikan diri di lapangan.
Sekarang, publik menanti-nantikan apakah penampilan impresif ini sekadar pembuka manis atau benar-benar sinyal kembalinya Grealish ke level terbaik, sebagaimana ketika dia menjadi bintang utama Aston Villa.
Konsistensi Statistik dan Kreativitas Grealish
Penampilan Grealish sering disalahpahami ketika hanya dilihat dari jumlah assist. Selama berseragam City, dia kerap dianggap menurun drastis karena catatan kontribusinya tidak mencolok. Padahal, data expected assists (xA) menunjukkan konsistensi kreativitasnya tetap tinggi.
Dalam wawancara pada 2022, Grealish mengungkapkan bahwa staf analisis City selalu menekankan pentingnya xA. Menurutnya, kreativitas bukan hanya soal assist nyata, melainkan peluang berkualitas yang dia ciptakan. Fakta ini didukung statistik, di mana dia sempat masuk lima besar pemain dengan xA tertinggi di Premier League musim 2021/22.
Perbandingan ini menegaskan bahwa penurunan produktivitas Grealish bukan semata karena kualitasnya merosot, melainkan lebih karena faktor eksekusi peluang dari rekan setim. Sekarang, dengan Everton, angka-angka itu mulai terealisasi nyata lewat assist konkret.
Perbedaan Gaya Main Guardiola dan Moyes

Salah satu alasan utama mengapa Grealish tampak hidup kembali adalah perbedaan filosofi antara Pep Guardiola dan David Moyes. Guardiola mengedepankan penguasaan bola serta kontrol ruang sempit, membuat Grealish lebih sering bermain aman dengan umpan ke belakang.
Di City, dia kerap terjebak dalam situasi satu lawan dua tanpa opsi pergerakan di sekelilingnya. Struktur tim yang disiplin membuat kreativitas individualnya terbatas, meskipun secara taktik dia menjalankan instruksi dengan baik.
Berbanding terbalik, Moyes lebih senang membangun permainan dari transisi. Everton menutup ruang di tengah saat bertahan, lalu melepaskan Grealish untuk mengeksploitasi ruang ketika bola direbut.
Di sinilah kebebasan Grealish tampak jelas, karena dia diperbolehkan mengambil risiko yang dulu tak sejalan dengan filosofi Guardiola.
Efek Langsung di Everton
Di Everton, Grealish kembali menjadi pemain kunci di sisi kiri. Meskipun masih menghadapi tekanan lawan yang berlapis, sekarang dia punya opsi lebih berani untuk menembus pertahanan. Contoh nyata terlihat saat melawan Wolves, ketika dia memulai dengan umpan sederhana lalu langsung mencari ruang kembali untuk melepaskan tembakan.
Selain kontribusi langsung berupa assist, Grealish juga tetap menjadi magnet pelanggaran. Catatan 485 foul yang diterimanya sejak 2019/20 membuktikan dia selalu jadi sasaran lawan. Everton jelas diuntungkan, mengingat mereka termasuk tim terbaik dalam memanfaatkan situasi bola mati musim lalu.
Gabungan kreativitas, keberanian, dan peran penting dalam skema transisi menjadikan Grealish elemen vital. Tidak heran jika banyak yang menyebut perpindahan ini sebagai "match made in heaven" antara pemain dan klub.
Pindah ke Everton bisa menjadi titik balik karier Grealish. Setelah lama terkungkung dalam sistem ketat City, sekarang dia kembali menikmati kebebasan yang pernah membesarkannya di Aston Villa.
Jangan sampai ketinggalan infonya
- Dari Klub Biasa Jadi Raja Eropa: Kisah Roman Abramovich yang Mengubah Sejarah Chelsea
- Status Senne Lammens di MU: Langsung Kiper Utama atau Penghangat Bangku Cadangan?
- Status Senne Lammens di MU: Langsung Kiper Utama atau Penghangat Bangku Cadangan?
- Roman Abramovich dan Kontroversi Aliran Dana ke Israel
- Kabar Terbaru Matheus Cunha dan Mason Mount: Bisa Main di Derby Manchester?
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
- 
    Prediksi Manchester City vs Bournemouth 2 November 2025 Liga Inggris 31 Oktober 2025, 15:26 
- 
    Prediksi Liverpool vs Aston Villa 2 November 2025 Liga Inggris 31 Oktober 2025, 13:34 
LATEST UPDATE
- 
    Jadwal Lengkap Premier League 2025/2026 Live di SCTV dan Vidio Liga Inggris 31 Oktober 2025, 17:22 
- 
    Mario Aji Resmi Tetap Bela Honda Team Asia di Moto2 2026, Ngaku Waktunya Buktikan Diri Otomotif 31 Oktober 2025, 17:20 
- 
    Para Asisten Luciano Spalletti di Juvetus: Ada Eks Tangan Kanan Maurizio Sarri Liga Italia 31 Oktober 2025, 17:17 
- 
    Fakta Luciano Spalletti: Pelatih Juventus, tapi Punya Tato Logo Napoli di Lengannya! Liga Italia 31 Oktober 2025, 17:01 
- 
    Real Madrid vs Valencia: Waspadai 'Perangkap' Liga Spanyol 31 Oktober 2025, 16:14 
LATEST EDITORIAL
- 
    10 Pemain dengan Total Transfer Paling Gila di Dunia, Neymar Tembus Rp7,68 Triliun! Editorial 31 Oktober 2025, 15:01 
- 
    4 Klub yang Bisa Jadi Pelabuhan Baru Vinicius Junior Jika Hengkang dari Real Madrid Editorial 29 Oktober 2025, 14:17 
- 
    6 Alasan Mengapa Manchester United Bisa Jadi Penantang Gelar Premier League Musim Ini Editorial 29 Oktober 2025, 14:06 
- 
    Arne Slot di Ujung Tanduk? 5 Pelatih Premier League yang Terancam Dipecat Editorial 28 Oktober 2025, 14:36 












