Jose Mourino Kesulitan Dongkrak Performa Tottenham, Ini Alasannya
Aga Deta | 11 Juni 2020 12:42
Bola.net - Perjalanan Jose Mourinho bersama Tottenham Hotspur sejauh ini belum berjalan mulus. Tim asuhannya sudah tersingkir dari Liga Champions dan terancam tak bisa finis di posisi empat Premier League.
Manajer asal Portugal itu juga mengatakan pekerjaan di Tottenham Hotspur adalah tantangan terberat sebagai manajer sejak membesut FC Porto 18 tahun lalu.
"Dengar, jika Anda ingin tahu apa yang ingin saya lakukan di sini, lihat pertandingan pertama saya melawan West Ham. Ide strategi yang saya coba kembangkan untuk tim. Bermain dengan sistem bertahan empat pemain dan mengandalkan tiga pemain bertahan saat menyerang. Permainan overload yang coba saya kembangkan," kata Jose Mourinho dikutip The Sun.
"Tapi saya mendapatkan kesialan pada hari pertama, Ben Davies, cedera. Ia adalah pemain ideal di sisi pertahanan kiri untuk mengembangkan ide yang saya usung. Saya pikir semuanya dimulai dengan Hugo Lloris. Anda kehilangan kiper utama begitu lama dan kemudian dalam kasus yang saya alami, tim kehilangan Ben ketika mencoba mengembangkan sebuah ide untuk membuat tim berkembang." imbuhnya.
Musim ini memang jadi musim penuh kesialan bagi Spurs. Satu per satu pemain penting mereka bertumbangan. Jose bisa dibilang beruntun, saat timnya mengalami kekalahan beruntun tak berkesudahan, Premier League dihentikan karena pandemi corona.
Selama masa rihat satu per satu pemain pentingnya pulih dari cedera. Sebut saja Harry Kane, yang awalnya diprediksi bakal absen hingga akhir musim karena cedera hamstring.
Tapi apakah keberuntungan akan berlanjut? Lepas dari seluruh pemain dalam kondisi prima dan siap mengarungi lanjutan Premier League, Tottenham sejatinya punya masalah pelik yang sudah muncul di era pelatih sebelumnya, Mauricio Pochettino.
Berikut ini sejumlah alasan Jose Mourinho kesulitan mengangkat performa Tottenham Hotspur kembali impresif seperti seperti yang dikutip dari Sportskeeda.
Pemain Belum Nyetel dengan Filosofi Permainan Special One
Jose Mourinho dan Maurincio Pochettino memiliki perbedaan filosofi permainan yang mendasar. Mou terkenal dengan sepak bola pragmatis dan cenderung bertahan, sementara Pochettino bermain lebih menyerang dengan tampil mendominasi.
Mourinho jelas dibuat pusing karena pemain warisan Pochettino cenderung lebih bermain menyerang. The Spesial One juga belum mendapatkan formasi yang paten untuk tim.
Rekor kebobolan Tottenham di era Jose Mourinho amat parah. Padahal kualitas pemain belakang yang mereka miliki terhitung bagus. Namun, mereka belum terbiasa menjalankan filosofi permainan sang mentor.
Rihat dua bulan di masa pandemi diyakini tak cukup bagi Jose untuk bisa menanamkan filosofi permainannya. Karena sejatinya anggota tim tak bisa latihan bareng karena menjalani karantina mandiri.
Kedalaman Skuat Amat Tipis
Tottenham Hotspur juga memiliki kedalaman skuat yang sangat jomplang. Mou kesulitan membuat alternatif permainan jika dalam kondisi buntu.
Kondisi tersebut diperparah dengan beberapa pemain mengalami cedera. Masalah tersebut membuat The Spesial One perlu memutar otak lebih keras daripada biasanya.
Ambil contoh di sektor striker. Tottenham hanya punya seorang ujung tombak: Harry Kane. Saat sang pemain absen permainan Spurs ikutan melempem.
Spurs pun hanya punya seorang jangkar, Moussa Sissoko. Ketika sang pemain absen, ia tak punya pengganti dengan kualitas sepadan. Tanguy Ndombele, gelandang serang yang dicobai bermain di posisi ini kepayahan.
Ia benar, pada bursa transfer tengah musim Jose mendatangkan Gedson Fernandes dan Steven Bergwijn. Tapi kehadiran mereka tetap tak membuat skuat seimbang.
Psikologis Pemain
Semenjak lolos ke final Liga Champions musim lalu, tren penampilan Tottenham Hotspur merosot. Ada kesan para pemain mengalami kehilangan kepercayaan diri usai merasakan kekalahan menyakitkan dari Liverpool.
Dan sebenarnya situasi ini sudah berlangsung sejak periode Januari 2019. Maurincio Pochettino yang sudah menangani tim ini kewalahan menangani masalah satu ini, hingga akhirnya ia mengangkat bendera putih digantikan Jose Mourinho.
Spurs sejatinya butuh penyegaran. Pemain-pemain yang sudah mulai bosan bermain di tim dan frustrasi tak memenangi gelar apa-apa selama lima tahun terakhir sebaiknya dibuang.
Masalahnya manajemen Tottenham Hotspur walau kaya raya ogah berinvestasi pemain baru. Saat lolos ke final Liga Champions, Maurincio Pochettino satu setengah musim mengandalkan pemain yang sama tanpa aktivitas apa-apa di bursa transfer.
Musim ini Jose tidak bisa melakukan revolusi besar. Kondisi psikologis para pemain sudah sulit dibenahi. Sebagian besar pemain memang semestinya pindah klub, dan manajer asal Portugal itu mendatangkan wajah-wajah baru yang lebih segar.
Laga Sisa Tanpa Suporter
Suporter adalah elemen terpenting dalam sepak bola. Mereka jadi penyemangat bagi pemain saat bertanding.
Gara-gara pandemi corona, laga-laga sisa Premier League dimainkan tanpa penonton. Hal ini sudah barang tentu merugikan Tottenham, yang sedang butuh injeksi penyemangat dari tribune.
Ambil contoh laga ke depan melawan Manchester United. Tottenham akan menjamu tim yang sedang on-fire tanpa riuhnya dukungan suporter setia mereka. Semangat bertanding para pemain Spurs diragukan bakal maksimal saat menjalani laga ini.
Disadur dari: Bola.com/Penulis Ario Yosia
Published: 11 Juni 2020
Video
Baca Juga:
- Patut Dinanti, 5 Trio Menakutkan di Premier League Musim Depan
- Gaston Castano: Primadona PSS Sleman, Oleh-oleh Blusukan ke Argentina
- Layaknya Kisah Cinta Cinderella, Lionel Messi dan Pemain Bola yang Nikahi Fansnya
- Akankah Jurgen Klopp Bangun Rezim di Liverpool Layaknya Sir Alex Ferguson di MU?
- Skandal Cinta Semalam Bintang Sepak Bola: Dari Cristiano Ronaldo hingga Wayne Rooney
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Ekitike Buka-bukaan: Tottenham Sudah 10 Pemain, Tapi Liverpool Tetap Tersiksa di London
Liga Inggris 21 Desember 2025, 11:31
-
Liverpool Bungkam Tottenham, Tapi The Reds Dihantui Kabar Soal Alexander Isak
Liga Inggris 21 Desember 2025, 09:12
-
Jadwal Lengkap Manchester United 2025/2026
Liga Inggris 21 Desember 2025, 07:33
-
Hasil Lengkap, Klasemen, Jadwal dan Top Skor Premier League 2025/2026
Liga Inggris 21 Desember 2025, 06:52
-
Rapor Pemain Arsenal saat Bungkam Everton: Lini Tengah Tangguh, Gyokeres Nyekor
Liga Inggris 21 Desember 2025, 06:33
LATEST UPDATE
-
Galeri Foto: Momen Indah Detik-Detik Gol Salto Hokky Caraka ke Gawang Persik Kediri
Bola Indonesia 21 Desember 2025, 18:55
-
Jadwal Liga Inggris Pekan Ini Live di SCTV dan Vidio, 20-23 Desember 2025
Liga Inggris 21 Desember 2025, 18:18
-
Rapor Pemain Juventus vs Roma: Cambiaso Bersinar, Openda Pembeda, Yildiz Kurang Beruntung
Liga Italia 21 Desember 2025, 18:12
-
Lowongan Kerja Astra Otoparts di Jakarta: Peluang Karier di Raksasa Otomotif
News 21 Desember 2025, 18:11
-
Prediksi BRI Super League: Semen Padang vs Persija Jakarta 22 Desember 2025
Bola Indonesia 21 Desember 2025, 17:11
-
Prediksi BRI Super League: PSBS Biak vs Bali United 22 Desember 2025
Bola Indonesia 21 Desember 2025, 17:00
-
Link Live Streaming Persib vs Bhayangkara FC di Indosiar dan Vidio, 21 Desember 2025
Bola Indonesia 21 Desember 2025, 16:12
-
Locatelli Ungkap Kunci Kemenangan Juventus atas Roma: Semua Berawal dari Luka di Naples
Liga Italia 21 Desember 2025, 16:11
-
Jadwal Persib Bandung di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 21 Desember 2025, 15:53
LATEST EDITORIAL
-
4 Pelatih yang Bisa Diboyong Chelsea jika Enzo Maresca Pindah ke Manchester City
Editorial 19 Desember 2025, 20:30
-
Salah hingga Drogba, 7 Pemain Terhebat yang Tak Pernah Menjuarai Piala Afrika
Editorial 19 Desember 2025, 20:02
-
8 Calon Pelabuhan Baru Mohamed Salah jika Tinggalkan Liverpool
Editorial 18 Desember 2025, 21:54
-
3 Pemain Terbaik Dunia Versi Luka Modric: Lamine Yamal Masuk, Kylian Mbappe Tak Ada
Editorial 18 Desember 2025, 20:54






