Kenapa Liverpool tak Bisa Ugal-ugalan Beli Pemain Seperti Chelsea? Ini Kata Klopp

Alasan Liverpool tak Bisa Seperti Chelsea

Banyak pihak yang mendesak Jurgen Klopp agar membeli pemain bintang baru pada musim panas ini. Pada akhirnya manajer asal Jerman itu sepertinya merasa perlu harus merespon dan memberikan penjelasan terkait kebijakan transfer Liverpool.

Klopp mengatakan Liverpool adalah klub yang punya dana terbatas The Reds bukan Chelsea yang dimiliki bos macam Roman Abramovich, taipan minyak kaya raya yang sangat berpengaruh di Rusia.

"Klub berada dalam situasi yang berbeda dan kami hidup dalam ketidakpastian di dunia. Untuk beberapa klub, tampaknya kurang penting betapa tidak pasti masa depan karena mereka dimiliki oleh negara, dimiliki oleh oligarki dan itu adalah kebenarannya. Kami adalah jenis klub yang berbeda," serunya pada BBC.

"Kami mencapai final Liga Champions dua tahun lalu, memenangkannya tahun berikutnya dan memenangkan Premier League dengan menjadi diri kami, kami tidak dapat mengubahnya dalam semalam dan mengatakan 'sekarang kami ingin berperilaku seperti Chelsea'," tegas Klopp.

Cara Lain Tingkatkan Skuat

Salah satu cara untuk meningkatkan performa sebuah tim adalah tentu saja dengan membeli pemain baru top. Namun Jurgen Klopp menegaskan bahwa itu bukan satu-satunya cara meningkatkan level sebuah tim.

Klopp percaya bahwa performa tim bisa ditingkatkan dengan menggenjot pemain untuk bekerja lebih keras di sesi latihan. Lagipula hal itu sudah terbukti sejauh ini di skuat Liverpool.

"Kami selalu ingin meningkatkan skuad tetapi ada cara yang berbeda. Satu cara adalah merekrut pemain baru dan cara lainnya adalah bekerja sama, meningkatkan hal-hal yang Anda kuasai dan mencoba meniadakan hal-hal yang tidak Anda kuasai," terangnya.

"Itu adalah sepak bola. Tidak ada yang mau berbicara tentang latihan dan hanya tentang perekrutan," ketus Klopp.

Liverpool sendiri tampaknya tak akan membeli pemain baru lagi. Di sisi lain Chelsea kemungkinan masih belum akan berhenti belanja musim panas ini.

(BBC)