Kisah Unik Steve McClaren: Satu-satunya Pelatih yang Punya Rekor 100% Kemenangan di Manchester United
Afdholud Dzikry | 2 Juli 2025 12:51
Bola.net - Menggantikan seorang Sir Alex Ferguson di kursi manajer Manchester United adalah sebuah tugas yang nyaris mustahil. Namun, pada suatu hari di bulan November tahun 2000, ada seorang pria yang harus memikul beban berat itu, meski hanya untuk 90 menit.
Pria itu adalah Steve McClaren, asisten manajer Sir Alex saat itu. Ia secara tak terduga harus memimpin Setan Merah dalam sebuah laga yang sangat krusial, yaitu Derby Manchester melawan sang rival sekota, Manchester City.
Kisah ini bukan hanya tentang sebuah kemenangan tipis, tetapi tentang tekanan luar biasa yang dirasakan seorang asisten. Ia harus menghadapi laga panas sambil terus berada di bawah bayang-bayang sang manajer legendaris yang mengawasinya dari belahan dunia lain.
Dari malam-malam tanpa tidur, pidato di ruang ganti yang menegangkan, hingga intervensi 'jarak jauh' dari Sir Alex, inilah cerita lengkap dari satu-satunya pertandingan Steve McClaren sebagai manajer Manchester United.
Absennya Sang Bos Karena Pernikahan Anaknya
Kisah ini dimulai dari sebuah komitmen keluarga yang tidak bisa diganggu gugat. Sir Alex Ferguson harus terbang ke Cape Town, Afrika Selatan, untuk menghadiri pernikahan putranya.
Awalnya, tanggal 18 November 2000 itu dijadwalkan sebagai jeda internasional. Namun, takdir berkata lain saat jadwal pertandingan diubah dan justru menempatkan laga Derby Manchester tepat di tanggal tersebut.
Sir Alex pun tidak punya pilihan selain mendelegasikan tugasnya. Mau tak mau, asisten kepercayaannya lah yang harus maju untuk memimpin tim dalam salah satu laga paling bergengsi musim itu.
Malam-malam Tanpa Tidur Steve McClaren
Ditunjuk untuk menggantikan Sir Alex di laga sebesar Derby Manchester tentu bukanlah tugas yang mudah. Steve McClaren, yang saat itu merupakan tangan kanan Fergie, merasakan tekanan yang luar biasa.
Meskipun ia sudah menjadi bagian penting dari tim yang meraih treble winner, menjadi orang nomor satu di pinggir lapangan adalah sebuah dunia yang sama sekali berbeda. Ia mengaku mengalami malam-malam tanpa tidur selama beberapa minggu sebelum pertandingan.
Tanggung jawab yang ia emban terasa begitu besar. Ini adalah pengalaman pertamanya berdiri di garis depan, menjadi sosok sentral yang mengambil semua keputusan di hari pertandingan.
Pidato di Tengah Tensi Derby
Atmosfer pertandingan saat itu begitu panas. Laga tersebut merupakan Derby Manchester kompetitif pertama setelah empat tahun, membangkitkan kembali rivalitas yang sempat terpendam.
Di tengah situasi tersebut, McClaren harus memberikan pidatonya sendiri di ruang ganti. Ia sadar betul bahwa ia bukanlah Sir Alex Ferguson, dan para pemain pun tahu itu.
Ia tidak bisa meniru gaya 'hairdryer' khas Fergie, jadi ia memilih untuk menjadi dirinya sendiri. Untungnya, tim yang ia pimpin saat itu adalah tim penuh pemenang yang tahu cara untuk meraih kemenangan.
Gol Cepat Beckham, Awal yang Sempurna
Pidato McClaren di ruang ganti tampaknya berhasil membakar semangat para pemain. Hebatnya lagi, karier manajerialnya diawali dengan sebuah momen impian yang terjadi begitu cepat.
Laga baru berjalan 95 detik, David Beckham sudah berhasil membobol gawang Manchester City. Gol tersebut lahir dari sebuah tendangan bebas khasnya yang melengkung indah dan tak mampu dijangkau kiper lawan.
Manchester United unggul 1-0 bahkan sebelum pertandingan benar-benar panas. Di Afrika Selatan, Sir Alex mungkin tersenyum bangga sambil bertanya-tanya apakah pekerjaannya masih aman saat ia kembali nanti.
'Hairdryer' dari Afrika Selatan
Meskipun timnya sudah unggul, bukan berarti Sir Alex Ferguson melepaskan pengawasannya begitu saja. Dari jarak ribuan mil, mata tajamnya tetap mengamati setiap detail permainan.
Saat turun minum, sang kitman, Albert Morgan, menerima sebuah pesan singkat dari sang bos. Pesan itu berisi instruksi agar McClaren menegur Dwight Yorke yang dianggap kurang maksimal di babak pertama.
Ini membuktikan betapa besar aura dan pengaruh Sir Alex. Meskipun secara fisik ia tidak ada di ruang ganti, kehadirannya tetap terasa begitu kuat dan nyata bagi semua orang.
Ancaman Si Bocah Ajaib, Shaun Wright-Phillips
Memasuki babak kedua, Manchester City mulai bangkit dan memberikan perlawanan yang lebih sengit. Seorang pemain muda berusia 19 tahun, Shaun Wright-Phillips, menjadi ancaman utama bagi pertahanan United.
Ini adalah laga debutnya sebagai starter di kandang, dan ia tampil luar biasa. Beberapa kali pergerakannya berhasil merepotkan barisan belakang Setan Merah.
Di periode ini, Manchester United tidak tampil dalam performa terbaik mereka. Beruntung bagi mereka, City tidak memiliki penyelesaian akhir yang cukup tajam untuk bisa menyamakan kedudukan.
Keributan di Pinggir Lapangan
Tensi pertandingan semakin memuncak di menit-menit akhir. Sebuah tekel keras dari pemain City, Danny Tiatto, kepada Phil Neville memicu keributan besar di pinggir lapangan.
Jika ada Sir Alex, mungkin ia akan berteriak lantang dari area teknis. Namun, Steve McClaren justru mengambil peran sebagai penengah dan berusaha mendinginkan suasana.
Roy Keane, yang biasanya mudah terpancing emosi, secara mengejutkan juga berhasil menahan dirinya. Momen ini menunjukkan bagaimana McClaren berhasil mengendalikan situasi dengan caranya sendiri.
Akhir yang Manis dan Rekor 100 Persen
Pada akhirnya, gol tunggal dari David Beckham sudah cukup untuk mengamankan kemenangan bagi Manchester United. Steve McClaren pun berhasil melewati ujian terbesarnya dengan sebuah kesuksesan.
Ia mengaku merasakan kelegaan yang luar biasa setelah peluit panjang dibunyikan. Setelah berminggu-minggu tidak bisa tidur nyenyak, akhirnya ia bisa kembali beristirahat dengan tenang.
Hingga kini, Steve McClaren tercatat dalam sejarah sebagai satu-satunya manajer Manchester United yang memiliki rekor kemenangan 100 persen. Sebuah pencapaian unik dari satu-satunya laga yang pernah ia pimpin.
Sumber: Planetfootball
Jangan Sampai Ketinggalan ini Bolaneters!
- 3 Pemain Man United Ini Bisa jadi Senjata untuk Bajak Ollie Watkins dari Aston Villa
- MU Sudah Pernah Dapat Rekomendasi Rekrut Ollie Watkins dari Sang Legenda
- Barcelona Sulit, Marcus Rashford Bakal Mengadu Nasib di Jerman?
- Lumayan Mahal! Segini Harga yang Harus Dibayarkan MU untuk Ollie Watkins
- Ngenes! Alejandro Garnacho Ternyata Tidak Laku Dijual
- Juventus Capai Kesepakatan dengan MU untuk Transfer Pemain Ini
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Casemiro Masih Berpeluang Bertahan di Manchester United, tapi dengan Syarat
Liga Inggris 14 Oktober 2025, 22:09 -
Manchester United Gigit Jari, Bintang Incarannya Ini Pilih Bertahan di Juventus!
Liga Italia 14 Oktober 2025, 14:37
LATEST UPDATE
-
Rupiah Perkasa Rabu 15 Oktober Pagi Ini, Ternyata Ini Dua Faktor Pendorong Utamanya
News 15 Oktober 2025, 11:20 -
Tanpa Cari Kambing Hitam, Locatelli Akui Dosa Terbesarnya di Timnas Italia
Piala Dunia 15 Oktober 2025, 10:52 -
Donnarumma Blak-blakan Cara Gattuso Ubah Italia dari Tim 'Berantakan' jadi Solid
Piala Dunia 15 Oktober 2025, 10:38 -
Lionel Messi, Sutradara Kemenangan Besar Argentina atas Puerto Rico
Amerika Latin 15 Oktober 2025, 10:37 -
Hasil Amerika Serikat vs Australia: Comeback Sempurna, Haji Wright Jadi Bintang!
Piala Dunia 15 Oktober 2025, 10:20 -
Roy Keane Sentil Marcus Rashford: Dia Juga Bagian dari Masalah di MU!
Liga Inggris 15 Oktober 2025, 10:10
LATEST EDITORIAL
-
5 Mantan Anak Buah Arsene Wenger yang Kini Menjadi Pelatih
Editorial 15 Oktober 2025, 00:03 -
Real Madrid Siap Cuci Gudang? 4 Pemain Ini Bisa Pergi Januari Nanti
Editorial 14 Oktober 2025, 17:33 -
5 Bek Tengah Tangguh yang Bisa Didapat Gratis pada 2026
Editorial 13 Oktober 2025, 17:23 -
6 Pemain Manchester United Bisa Gagal Tampil di Piala Dunia 2026
Editorial 13 Oktober 2025, 16:42