Liverpool Terpuruk di Bawah Arne Slot: Krisis Performa dan Rapuh di Laga Tandang

Richard Andreas | 10 November 2025 16:03
Liverpool Terpuruk di Bawah Arne Slot: Krisis Performa dan Rapuh di Laga Tandang
Winger Manchester City, Bernardo Silva vs bek Liverpool, Conor Bradley pada laga lanjutan Liga Inggris 2025-2026. (c) AP Photo/Jon Super

Bola.net - Rasa optimisme yang sempat tumbuh di Anfield usai kemenangan atas Aston Villa dan Real Madrid menguap begitu saja di Manchester. Liverpool tak hanya kalah dari City, tetapi juga kehilangan segalanya, dalam taktik, intensitas, dan mental.

Kekalahan 0-3 ini menjadi yang terburuk di era Arne Slot sekaligus pertama kalinya The Reds gagal mencetak gol di Premier League dalam hampir 14 bulan.

Advertisement

Tim yang beberapa hari sebelumnya tampil dominan melawan Madrid kini terlihat tak berdaya menghadapi City yang tampil sempurna merayakan laga ke-1.000 Pep Guardiola sebagai pelatih.

Slot mengakui situasi timnya sedang genting. “Hal terakhir yang perlu saya pikirkan saat ini adalah perebutan gelar. Faktanya, kami berada di posisi kedelapan,” ujarnya setelah pertandingan.

1 dari 3 halaman

Lini Belakang Goyah, Mental Tandang Rapuh

Kekalahan di Etihad memperpanjang rekor buruk Liverpool di laga tandang. Mereka belum meraih satu pun poin dari empat lawatan terakhir di Premier League, ke markas Crystal Palace, Chelsea, Brentford, dan kini Manchester City. Terakhir kali situasi seburuk ini terjadi adalah pada 2012 di era Kenny Dalglish.

Masalah terbesar Liverpool kini bukan sekadar hasil, tapi juga cara mereka kalah. Lini belakang rapuh, kebobolan 17 gol dalam 11 pertandingan, lebih buruk dari tim peringkat 15, Fulham. Padahal setahun lalu, di titik yang sama, mereka baru kebobolan enam gol.

Ibrahima Konate menjadi sorotan setelah dua kesalahannya berujung pada gol Erling Haaland. Performa yang kian inkonsisten menimbulkan tanda tanya, terutama dengan masa depan kontraknya yang belum pasti.

Liverpool disebut kehilangan momentum untuk memperkuat posisi bek tengah pada bursa transfer musim panas lalu, termasuk peluang mendatangkan Marc Guehi dari Crystal Palace.

2 dari 3 halaman

Krisis Kreativitas dan Taktik yang Tumpul

Krisis Kreativitas dan Taktik yang Tumpul

Pemain Liverpool, Florian Wirtz, bersiap melakukan tendangan sudut dalam pertandingan Premier League melawan Manchester City, Minggu (9/11/2025) malam WIB. (c) AP Photo/Jon Super

Liverpool tak hanya lemah di pertahanan, tapi juga kehilangan daya ledak di depan. Hugo Ekitike nyaris tak terlibat sebelum digantikan Cody Gakpo, yang kemudian membuang peluang terbaik. Mohamed Salah juga gagal mencatat gol maupun assist melawan City untuk pertama kali sejak 2020.

Dominik Szoboszlai hanya menghasilkan satu tembakan tepat sasaran, sementara keputusan terlambat memasukkan Federico Chiesa menambah frustrasi. Slot bahkan mencoba memainkan Florian Wirtz sebagai false nine, tapi eksperimen itu tak memberi hasil.

City menguasai jalannya pertandingan total, menang dalam penguasaan bola, duel, dan area tengah lapangan. Liverpool hanya memenangkan 42 persen duel di babak pertama dan turun menjadi 35 persen di babak kedua. Slot mengakui kekalahan taktiknya dari Guardiola.

“Kami kalah jumlah di lini tengah. Itu bukan karena pemain tak mau bertarung, tapi karena kami kalah dalam perencanaan,” katanya.

3 dari 3 halaman

Dari Juara ke Krisis Identitas

Lima kekalahan dari 11 laga awal membuat Liverpool kini hanya menjadi bayangan dari tim juara musim lalu. Slot menyebut fokus utama bukan lagi perebutan gelar, melainkan memperbaiki pola pikir tim saat bermain tandang.

Ada pandangan bahwa The Reds kini lebih cocok bersaing di Liga Champions ketimbang Premier League, terutama dengan transisi besar yang masih berjalan. Namun, jika performa tandang tak segera berubah, bahkan tiket ke kompetisi Eropa pun bisa terancam.

Kemenangan atas Villa dan Madrid ternyata hanya jeda singkat di antara badai yang lebih besar.

LATEST UPDATE