Polemik Potong Gaji Pemain Premier League, Sebenarnya Wajib atau Tidak?
Richard Andreas | 7 April 2020 10:20
Bola.net - Jamie Carragher mengutarakan pandangan berbeda tentang polemik pemotongan gaji pesepak bola di tengah pandemi virus corona ini. Carragher percaya para pemain memang berhak menerima gaji besar, tergantung pada mereka masing-masing mau membantu klub atau tidak.
Masalah gaji pemain ini mencuat di Premier League beberapa pekan terakhir. Di tengah krisis seperti ini, klub jelas menghadapi masalah finansial karena tidak ada pemasukan tanpa pertandingan sepak bola.
Beberapa klub sedang bernegosiasi pemotongan gaji, seperti yang dilakukan beberapa klub liga Eropa lain seperti Juventus dan Barcelona. Namun, asosiasi pesepak bola Inggris (PFA) berpendapat bahwa pemotongan gaji itu bisa berdampak buruk.
Kini, Carragher membagikan pandangannya tentang situasi tersebut. Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!
Memang Berhak
Argumen PFA tentu menuai kontroversi. Pemain-pemain Premier League dianggap egois, mementingkan diri sendiri. Namun, sebenarnya Carragher percaya argumen mereka memang benar.
Sebab, sebagian gaji pemain pun dipotong pajak untuk membantu negara. Dalam hal ini membantu National Health Service (NHS) dalam menanggulangi masalah pandemi, pemotongan gaji berarti memotong sumbangsih tersebut.
"Anda harus berpikir, bagaimana caranya membayar pemain? Ada tiga cara pemain mendapatkan gaji, yakni melalui uang hak siar, melalui uang yang diolah, dan mungkin melalui iklan," kata Carragher kepada Sky Sports.
"Semua uang hak siar itu telah berhenti diterima klub. Sekarang ada beberapa pemain yang mendapatkan 200.000-300.000 poundsterling per pekan. Mereka beruntung, berhak mendapatkannya."
Setiap Klub Berbeda
Lebih lanjut, Carragher percaya Premier League tidak bisa menyamaratakan kasus pemotongan gaji setiap klub. Mereka hanya bisa menentukan batasan tertentu, sebab setiap klub menghadapi masalah finansial yang berbeda-beda.
"Setiap klub berbeda, situasinya berbeda. Tidak mungkin pemilik klub di divisi bawah bisa membayarkan ratusan atau ribuan pounds per pekan untuk pemain-pemainnya," sambung Carragher.
"Saya kira ini tidak harus persis 30 persen, sebab setiap klub berbeda. Kita lihat laporan keuangan mereka. Banyak yang impas, banyak yang kehilangan uang setiap tahun," tutupnya.
Sumber: Sky Sports
Baca ini juga ya!
- Presiden UEFA: Bagaimana Mungkin Liverpool Tidak Juara Premier League?
- Virgil Van Dijk: Saya Ingin Menjadi Legenda Liverpool!
- Luke Shaw Ingin Premier League 2019/20 Ditiadakan, Bagaimana dengan Liverpool?
- Banjir Kritik, Liverpool Akhirnya Batal Minta Bantuan Pemerintah untuk Bayar Gaji Karyawan
- Apa Itu 'Furlough' dan Mengapa Liverpool Dikritik Habis-habisan karena Kebijakan Itu?
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Jadwal Liga Champions Pekan Ini Live di SCTV, 21-23 Oktober 2025
Liga Champions 22 Oktober 2025, 08:57 -
Man of the Match Villarreal vs Manchester City: Savinho
Liga Champions 22 Oktober 2025, 08:45 -
Man of the Match Arsenal vs Atletico Madrid: Viktor Gyokeres
Liga Champions 22 Oktober 2025, 08:17
LATEST UPDATE
-
Pengakuan Jujur Denzem Dumfries: Union SG Bikin Inter Milan Merana!
Liga Italia 22 Oktober 2025, 14:01 -
Dosa Finansial Ronaldo: Juventus Masih Bayar Mahal Kesalahan Empat Tahun Lalu
Liga Italia 22 Oktober 2025, 13:24 -
Keran Gol Viktor Gyokeres Terbuka Lagi, Mikel Arteta: Syukurlah!
Liga Spanyol 22 Oktober 2025, 12:29 -
Hansi Flick Acungi Jempol Performa Marcus Rashford: Makin Hari, Makin Sip!
Liga Champions 22 Oktober 2025, 11:49 -
Arsenal Melaju Sempurna di Liga Champions: 3 Laga, 9 Poin, 8 Gol, dan 0 Kebobolan
Liga Champions 22 Oktober 2025, 11:04 -
Catat Jadwal Europa Conference League 2025/26: Pekan Ke-2 Eksklusif di Vidio
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025, 10:58 -
Jakarta jadi Kota Terbahagia ke-18 di Dunia, Begini Respons Pramono Anung
News 22 Oktober 2025, 10:58
LATEST EDITORIAL
-
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
Editorial 21 Oktober 2025, 22:27 -
4 Pemain Baru Manchester United yang Bantu Ruben Amorim Taklukkan Liverpool di Anfield
Editorial 21 Oktober 2025, 22:04