Gian Piero Gasperini Ubah Roma Menjadi Penantang Serius Scudetto

Aga Deta | 27 November 2025 21:35
Gian Piero Gasperini Ubah Roma Menjadi Penantang Serius Scudetto
Pelatih AS Roma, Gian Piero Gasperini. (c) AP Photo/Antonio Calanni

Bola.net - AS Roma kini menjelma menjadi salah satu tim paling konsisten di Serie A musim ini. Perubahan besar itu tidak lepas dari sentuhan taktis Gian Piero Gasperini.

Mereka bertengger di puncak klasemen ketika laga krusial melawan Napoli semakin mendekat. Situasi ini menunjukkan perkembangan signifikan dibanding musim sebelumnya.

Advertisement

Fondasi yang dibangun Claudio Ranieri musim lalu memberikan pijakan kuat bagi Gasperini. Roma hanya kalah sekali pada paruh kedua musim 2024/2025 dan hampir lolos ke Liga Champions.

Gasperini kemudian memoles struktur yang sudah terbentuk tanpa perubahan drastis. Dengan pendekatan yang lebih disiplin, Roma tampil efisien dan sulit ditembus.

1 dari 5 halaman

Perubahan Identitas Taktis di Era Gasperini

Perubahan Identitas Taktis di Era Gasperini

Pelatih AS Roma, Gian Piero Gasperini, berbicara dengan Matias Soule saat pertandingan Liga Europa antara AS Roma dan Viktoria Plzen di Roma, Kamis, 23 Oktober 2025 (c) AP Photo/Alessandra Tarantino

Roma tetap menggunakan formasi tiga bek yang diwariskan Ranieri. Wesley dan Zeki Celik mengisi peran wingback, sementara Pellegrini dan Matias Soule menjadi motor kreativitas.

Selama sembilan tahun di Atalanta, Gasperini dikenal sebagai pelatih yang mengutamakan permainan ofensif terbuka. Namun musim ini ia kembali ke pendekatan yang lebih konservatif demi kestabilan tim.

Roma bukan tim paling produktif di liga dengan hanya mencetak 15 gol dari 12 laga. Meski begitu, pendekatan pragmatis membuat mereka lebih efektif dalam mengontrol pertandingan.

Penguasaan bola Roma mencapai 58.6 persen per laga dan kebobolan hanya 0.5 per 90 menit. Angka itu menjadi bukti pendekatan defensif mereka berjalan sangat baik.

2 dari 5 halaman

Kukuhnya Struktur Bertahan Roma

Kukuhnya Struktur Bertahan Roma

Kiper AS Roma, Mile Svilar (c) Official AS Roma

Salah satu kekuatan terbesar Roma adalah rendahnya kualitas peluang yang mereka berikan kepada lawan. Hanya 57.60 persen tembakan lawan terjadi di dalam kotak penalti, dengan rata rata 0.11 xG per tembakan.

Mile Svilar menjadi figur sentral dalam keberhasilan ini. Ia tampil sangat solid dan kini menjadi pemain dengan rating tertinggi di skuad Roma menurut FotMob.

Svilar mencatatkan persentase penyelamatan 85.4 persen dan enam clean sheet. Ia juga mencegah 4.5 gol dan baru kebobolan enam kali sepanjang musim.

Di depannya, Gianluca Mancini menjadi dinding kokoh dengan torehan tekel, intersepsi, dan blok terbanyak di tim. Kombinasinya bersama Evan Ndicka membuat lini belakang Roma sulit ditembus.

3 dari 5 halaman

Soule, Sang Penggerak Kreativitas Roma

Soule, Sang Penggerak Kreativitas Roma

Pemain AS Roma, Matias Soule, merayakan gol yang dicetaknya dalam pertandingan Serie A melawan Verona, Minggu, 28 September 2025. (c) AP Photo/Gregorio Borgia

Performa lini depan Roma belum stabil, tetapi Matias Soule menjadi pengecualian. Ia tampil sebagai pemain paling kreatif sekaligus paling konsisten dalam fase menyerang.

Soule memainkan peran sebagai gelandang serang kanan dalam formasi 3-4-2-1. Duetnya dengan Pellegrini memberi variasi serangan meski penyerang utama belum tampil optimal.

Evan Ferguson yang dipinjam dari Brighton baru mencetak satu gol dan satu assist. Artem Dovbyk sebagai pesaingnya juga belum memberikan dampak maksimal.

Soule mencetak empat gol dan dua assist dari 12 pertandingan Serie A. Ia mencatatkan sepuluh peluang tercipta, 34 sentuhan di kotak penalti, dan ratusan operan sukses yang menunjang serangan Roma.

4 dari 5 halaman

Etos Kerja Soule dan Harapan Roma ke Depan

Etos Kerja Soule dan Harapan Roma ke Depan

Selebrasi Wesley Franca dalam laga Serie A antara Cremonese vs AS Roma, Minggu (23/11/2025). (c) La Presse via AP Photo/Alberto Mariani

Selain kreativitas, Soule juga memiliki etos kerja luar biasa. Ia agresif menekan lawan, merebut bola 14 kali di sepertiga akhir, dan memenangi 42 duel.

Performa seperti itu membuatnya menjadi aset paling penting Roma di area final. Gasperini jelas sangat terbantu oleh kontribusi dua arah dari sang pemain Argentina.

Roma kini memuncaki klasemen setelah 12 laga untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun. Hal ini memunculkan harapan besar bagi para pendukung.

Namun Gasperini tetap mencoba meredam euforia. Ia menegaskan bahwa mimpi boleh, tetapi perjalanan menuju Scudetto masih panjang dan penuh tantangan.

Sumber: FotMob

LATEST UPDATE