Kisah Paolo Maldini: Sepatu yang Salah, Nama Besar sang Ayah, Derby yang Menegangkan

Gia Yuda Pradana | 4 Agustus 2025 16:30
Kisah Paolo Maldini: Sepatu yang Salah, Nama Besar sang Ayah, Derby yang Menegangkan
Paolo Maldini saat membela AC Milan. (c) AP Photo/Alberto Pellaschiar

Bola.net - Paolo Maldini dikenal sebagai simbol kesetiaan dan kejayaan AC Milan. Namun, di balik segalanya, ada cerita sederhana tentang debut gugup dan beban nama keluarga. Ia mengungkap sisi manusiawi dari seorang legenda yang sering dianggap sempurna.

Maldini percaya kemenangan bukan hanya soal trofi, tapi juga tentang jatuh bangun dalam perjalanan panjang di lapangan. Lewat pengakuannya, ia menunjukkan bahwa kekalahan dan kegugupan adalah bagian penting dari kesuksesannya.

Advertisement
1 dari 4 halaman

Debut Tak Terduga, Sepatu Salah

Maldini menjalani debut saat masih berusia 16 tahun. Waktu itu, ia sama sekali tak menyangka bakal dimainkan. "Ketika saya melakukan debut, saya pikir saya tidak akan bermain. Saya bahkan tidak membawa sepatu yang tepat," ujarnya jujur kepada Rai 3.

Ia sebenarnya berada di urutan belakang, kalah pengalaman dari para senior. Namun, saat kesempatan datang, Maldini langsung berkata, "Saya bilang pada pelatih, saya bisa bermain di mana saja."

2 dari 4 halaman

Dibayangi Nama Besar Ayah

Sebagai putra Cesare Maldini, tekanan untuk tampil sempurna tak terhindarkan. "Saya memiliki hubungan yang baik dengannya. Di tahun-tahun awal, saya tidak bisa menyangkal bahwa warisannya cukup membebani saya."

Namun, dari tekanan itulah muncul kekuatan dan tekad untuk membuktikan kualitasnya sendiri. Maldini bukan hanya meneruskan nama, tapi membentuk warisan baru.

3 dari 4 halaman

Belajar dari Kekalahan untuk Menang

Maldini menganggap dirinya sebagai pemenang yang juga sering kalah. "Kesuksesan juga datang melalui kekalahan. Pada akhirnya, saya adalah salah satu pecundang terbesar sekaligus pemenang terbesar."

Ia menilai, kekalahan adalah guru yang membentuk mental juara. "Saya cukup beruntung bisa menang sambil banyak mengalami kekalahan juga," katanya.

4 dari 4 halaman

Derby dan Rasa Gugup yang Tak Terlupa

Derby della Madonnina menjadi ujian berat saat Maldini muda harus tampil di panggung besar. "Derby-derby pertama adalah yang paling sulit, karena saya sangat ingat setelah pertandingan saya bilang, 'Saya tidak suka bagaimana saya bermain.'"

Rasa tegang membuatnya tak bisa bermain lepas, bahkan nyaris tak bisa bergerak. "Saraf saya terlalu tegang, dan saya agak lumpuh," kenangnya tentang malam-malam penuh tekanan itu.

Sumber: Rai 3, Sempre Milan

LATEST UPDATE