Mempertanyakan VAR di Laga Como vs Juventus dan Empoli vs Milan?
Editor Bolanet | 10 Februari 2025 10:10
Bola.net - Dalam dunia sepak bola, teknologi VAR (Video Assistant Referee) diharapkan dapat mengurangi kesalahan yang terjadi di lapangan. Namun, beberapa insiden terbaru di Serie A baru-baru ini justru memicu kontroversi.
Tiga pertandingan yang menjadi sorotan karena keputusan wasit yang banyak diperdebatkan adalah pertandingan Como melawan Juventus, Empoli melawan AC Milan, dan Torino melawan Genoa. Di tengah perdebatan ini, perwakilan dari Asosiasi Wasit Italia (AIA) memberikan penjelasan tentang pandangan resmi mereka terhadap insiden tersebut.
Melalui tayangan Open VAR di DAZN, Elenito Liberatore menjelaskan beberapa situasi yang terjadi, mengkonfirmasi bahwa ada satu kesalahan dalam penilaian VAR. Penjelasan ini menjadi penting untuk memberikan klarifikasi kepada publik mengenai keputusan yang diambil.
Kontroversi Penalti Como-Juventus
Dalam laga Como melawan Juventus, Como mengajukan penalti di menit-menit terakhir ketika Federico Gatti menyentuh bola dari dada Tasos Douvikas dengan ujung jarinya.
“Ini sama sekali bukan pelanggaran handball yang dapat dihukum, jadi keputusan untuk tidak memberikan penalti sudah tepat,” jelasnya.
Gatti terlibat dalam perebutan ruang, dan dalam konteks tersebut, ia hanya menyentuh bola secara kebetulan. “Sentuhan itu adalah bagian dari dinamika alami pergerakan, jadi tidak dapat dihukum,” tambahnya.
Namun, perdebatan mengenai keputusan ini masih berlangsung. Seorang analis, Valon Behrami, berpendapat bahwa Gatti seharusnya dihukum karena mendorong bola dengan ujung jarinya saat Douvikas berada dalam posisi menguntungkan.
“Ada handball yang bisa dihukum dan ada yang tidak, dan ini telah dibedakan dalam beberapa tahun terakhir,” ujar Liberatore.
Keputusan VAR pada Pertandingan Empoli-Milan
Di laga Empoli melawan Milan, insiden yang lebih kontroversial terjadi ketika Liberato Cacace melakukan tekel terhadap Kyle Walker. Meskipun wasit tidak memberikan kartu kuning, VAR menilai situasi ini tidak cukup intens untuk memicu Tinjauan Lapangan.
Liberatore menjelaskan, kartu kuning seharusnya sudah menjadi keputusan yang tepat. “Benar bagi VAR untuk tidak campur tangan karena kurangnya intensitas dalam tekel tersebut.”
Begitu juga dengan momen Fikayo Tomori. Tomori menerima kartu kuning kedua untuk pelanggaran pada pemain yang sudah jelas offside. “Jika itu adalah kartu merah langsung, VAR dapat bertindak, tetapi dalam kasus kartu kuning kedua, VAR tidak dapat terlibat,” jelasnya.
Protokol VAR yang Dipertanyakan
Keputusan VAR dalam insiden di laga Torino melawan Genoa juga menimbulkan kemarahan. Ketika Antonio Sanabria ditarik bajunya oleh Stefano Sabelli, VAR menyimpulkan bahwa insiden itu tidak cukup signifikan untuk dihukum.
Liberatore mengakui, “Itu adalah kesalahan dari wasit dan VAR.” Ia menambahkan bahwa seharusnya ada Tinjauan Lapangan untuk situasi tersebut, mengakui adanya kesalahan dalam penilaian.
Sikap VAR yang tidak dapat berfungsi dalam situasi kartu kuning kedua menimbulkan pertanyaan. “Saat ini, inilah aturan yang harus kami patuhi,” ujar Liberatore, merujuk pada perlunya diskusi dalam IFAB setiap tahun untuk memperbaiki sistem yang ada.
Akankah Protokol VAR Berubah di Masa Depan?
Ketidakpuasan terhadap keputusan VAR di Serie A menggugah diskusi tentang kemungkinan perubahan protokol di masa depan. Meski demikian, perwakilan AIA mengingatkan bahwa aturan yang ada saat ini wajib diikuti, dan perbaikan akan dilakukan secara bertahap.
Elenito Liberatore menekankan pentingnya evaluasi terus-menerus terhadap sistem VAR. “Kami harus bersikap terbuka terhadap perubahan untuk meningkatkan keadilan dalam permainan,” ungkapnya.
Dalam konteks ini, penyempurnaan sistem VAR tetap menjadi fokus utama. Dengan diskusi yang terus berkembang, diharapkan ke depannya, keputusan yang diambil akan lebih konsisten dan adil untuk semua pihak.
Sumber: Football Italia
Jangan Sampai Ketinggalan ini Bolaneters!
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Leao Bersinar, Modric Tersenyum: Hubungan Baru yang Bikin AC Milan Makin Menakutkan
Liga Italia 20 Oktober 2025, 16:19 -
Indra Sjafri Sudah Dapatkan 21 Pemain Timnas Indonesia U-22 untuk SEA Games 2025
Tim Nasional 20 Oktober 2025, 15:28 -
Penilaian Legenda Man United Usai Duel Lawan Liverpool: Isak Nggak Layak Starter
Liga Inggris 20 Oktober 2025, 15:08
LATEST UPDATE
-
Dua Gol Leao Bikin Milan Melesat, Modric Punya Harapan Khusus untuk Sang Bintang
Liga Italia 20 Oktober 2025, 16:52 -
Rumor Buyar, Louis van Gaal Bukan Pelatih Timnas Indonesia
Tim Nasional 20 Oktober 2025, 16:50 -
Jelang El Clasico: Real Madrid vs Barcelona Panaskan LaLiga 2025/26!
Liga Spanyol 20 Oktober 2025, 16:37 -
Jadwal dan Nonton UCL 2025/26 Matchday Ke-3, Eksklusif di Vidio
Liga Champions 20 Oktober 2025, 16:27 -
Leao Bersinar, Modric Tersenyum: Hubungan Baru yang Bikin AC Milan Makin Menakutkan
Liga Italia 20 Oktober 2025, 16:19 -
Jadwal Lengkap Turnamen BWF 2025, Jangan Lupa Dukung Pebulu Tangkis Indonesia Ya!
Bulu Tangkis 20 Oktober 2025, 15:35 -
Indra Sjafri Sudah Dapatkan 21 Pemain Timnas Indonesia U-22 untuk SEA Games 2025
Tim Nasional 20 Oktober 2025, 15:28 -
Joan Laporta Ngamuk! Tuduh Wasit Gil Manzano Sengaja Usir Flick Jelang El Clasico
Liga Spanyol 20 Oktober 2025, 15:16 -
Penilaian Legenda Man United Usai Duel Lawan Liverpool: Isak Nggak Layak Starter
Liga Inggris 20 Oktober 2025, 15:08 -
BPJS Kesehatan Buka Lowongan Kerja untuk Dokter Muda, Ini Posisi dan Syarat Lengkapnya
News 20 Oktober 2025, 14:44 -
Cara Cek Status Penerima BLT Kesra Rp900 Ribu Mulai Cair Hari Ini 20 Oktober 2025
News 20 Oktober 2025, 14:41
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain yang Pernah Membela Liverpool dan Manchester United
Editorial 17 Oktober 2025, 21:02 -
4 Bek Tengah Incaran Real Madrid untuk Musim Depan
Editorial 17 Oktober 2025, 20:32 -
Ronaldo Masih Raja! Ini 10 Pesepak Bola dengan Bayaran Tertinggi di Dunia Tahun 2025
Editorial 17 Oktober 2025, 19:53 -
5 Pemenang Golden Boy yang Gagal Penuhi Ekspektasi
Editorial 16 Oktober 2025, 21:44 -
Terancam Gagal ke Piala Dunia, 6 Pemain Inggris Ini Harus Cari Klub Baru di Januari
Editorial 16 Oktober 2025, 21:07