Romelu Lukaku Muak Tindakan Rasis Dibiarkan Merajalela
Dimas Ardi Prasetya | 2 September 2019 21:44
Bola.net - Penyerang Inter Milan Romelu Lukaku mengaku muak dengan semua insiden rasisme yang menimpa banyak pemain dan mengecam pihak-pihak yang berkepentingan karena tidak bertindak dengan tegas untuk menuntaskan masalah tersebut.
Lukaku mengalami peristiwa tidak mengenakkan pada giornata kedua Serie A 2019-20. Saat bertanding melawan Cagliari, ada sekumpulan fans tim lawan yang berlaku rasis kepada pemain asal Belgia tersebut.
Insiden itu terjadi saat Lukaku akan mengeksekusi penalti pada menit ke-72. Sejumlah fans di belakang gawang Cagliari kemudian membuat suara-suara yang mirip dengan monyet.
Aksi menyedihkan fans Cagliari itu langsung mengundang reaksi keras dari netizen. Banyak yang mengecam kelakuan barbar fans tersebut.
Kemudian banyak juga yang mengecam otoritas liga Italia. Pihak Serie A dianggap tidak niat untuk memerangi kasus rasisme.
Kecaman Lukaku
Lukaku akhirnya angkat bicara soal kasus tersebut. Ia mengaku muak dengan insiden tersebut.
Ia mengecam sikap pihak federasi, tak hanya di Italia, yang seakan membiarkan aksi tersebut. Lukaku mengungkapkan uneg-unegnya tersebut melalui akun Instagram-nya.
“Banyak pemain di bulan lalu menderita pelecehan rasial. Saya juga mengalaminya kemarin. Sepak bola adalah permainan yang bisa dinikmati oleh semua orang dan kami tidak boleh menerima segala bentuk diskriminasi yang akan memalukan olahraga ini."
“Saya harap federasi sepakbola di seluruh dunia bereaksi keras terhadap semua kasus diskriminasi!! Platform media sosial (Instagram, Twitter, Facebook) perlu bekerja lebih baik juga dengan klub sepak bola karena setiap hari Anda melihat setidaknya komentar rasis di bawah unggahan seseorang yang warna kulitnya tidak putih."
“Kami sudah mengatakannya selama bertahun-tahun dan masih belum ada aksi... Saudara-saudara, ini tahun 2019, alih-alih maju, kita malah alami kemunduran dan saya pikir sebagai pemain kami perlu [bersatu] dan membuat pernyataan tentang masalah ini untuk jaga agar olahraga ini bersih dan menyenangkan untuk semua orang." Tulis Lukaku.
Bukan Pertama Kali
Kasus rasisme ini sudah kesekian kalinya yang terjadi, khususnya di Eropa. Di Cagliari sendiri, dengan kasus lukaku itu, berarti fans mereka sudah tiga kali terlibat kasus tersebut.
Setidaknya itu yang menjadi viral. Sebelumnya mereka juga pernah menjadikan penyerang muda Juventus, Moise Kean, sebagai korbannya.
Sebelum itu, pemain Juventus lainnya juga pernah jadi korban suporter Cagliari. Pemain itu adalah gelandang asal Prancis, Blaise Matuidi.
Kasus lain yang serupa juga pernah menimpa Sulley Ali Muntari. Demikian juga dengan mantan penyerang Inter Milan lainnya asal Kamerun, Samuel Eto'o.
(Instagram)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Union SG vs Inter: Rotasi Ganda di Lini Tengah Nerazzurri
Liga Champions 21 Oktober 2025, 17:33 -
Link Streaming Union SG vs Inter Milan Hari Ini - Liga Champions 2025/2026
Liga Champions 21 Oktober 2025, 15:37 -
Prediksi Union SG vs Inter Milan 22 Oktober 2025
Liga Champions 20 Oktober 2025, 18:46
LATEST UPDATE
-
Pengakuan Jujur Denzem Dumfries: Union SG Bikin Inter Milan Merana!
Liga Italia 22 Oktober 2025, 14:01 -
Dosa Finansial Ronaldo: Juventus Masih Bayar Mahal Kesalahan Empat Tahun Lalu
Liga Italia 22 Oktober 2025, 13:24 -
Keran Gol Viktor Gyokeres Terbuka Lagi, Mikel Arteta: Syukurlah!
Liga Spanyol 22 Oktober 2025, 12:29 -
Hansi Flick Acungi Jempol Performa Marcus Rashford: Makin Hari, Makin Sip!
Liga Champions 22 Oktober 2025, 11:49 -
Arsenal Melaju Sempurna di Liga Champions: 3 Laga, 9 Poin, 8 Gol, dan 0 Kebobolan
Liga Champions 22 Oktober 2025, 11:04 -
Catat Jadwal Europa Conference League 2025/26: Pekan Ke-2 Eksklusif di Vidio
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025, 10:58 -
Jakarta jadi Kota Terbahagia ke-18 di Dunia, Begini Respons Pramono Anung
News 22 Oktober 2025, 10:58
LATEST EDITORIAL
-
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
Editorial 21 Oktober 2025, 22:27 -
4 Pemain Baru Manchester United yang Bantu Ruben Amorim Taklukkan Liverpool di Anfield
Editorial 21 Oktober 2025, 22:04