CEO Vidio Sutanto Hartono Ungkap Strategi Bersaing di Pasar Digital: Konten Lokal Kuncinya

Editor Bolanet | 1 Desember 2025 14:36
CEO Vidio Sutanto Hartono Ungkap Strategi Bersaing di Pasar Digital: Konten Lokal Kuncinya
CEO Vidio, Sutanto Hartono (c) Liputan6.com/Kukuh Setyono

Bola.net - Produsen media siar Indonesia ternyata masih memiliki peluang bisnis yang sangat besar. Gempuran masif platform video internasional tidak lantas mematikan potensi pasar domestik.

Kehadiran konten lokal berbahasa Indonesia terbukti menjadi benteng pertahanan yang kuat. Minat penonton terhadap tayangan yang relevan dengan budaya setempat masih sangat tinggi.

Advertisement

Pandangan strategis ini disampaikan oleh CEO Vidio, Sutanto Hartono dalam sebuah kuliah umum. Ia memaparkan analisisnya di hadapan mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Senin (1/12/2025).

Sutanto membawakan materi bertajuk strategi memenangkan kepemimpinan digital. Ia membedah formula lokal untuk bersaing secara head-to-head melawan raksasa teknologi dunia.

Fakta di lapangan menunjukkan angka konsumsi media konvensional dan film nasional yang impresif. Berikut adalah ulasan mendalam mengenai ketahanan industri media tanah air.

1 dari 3 halaman

Dominasi Televisi

Sutanto memaparkan data bahwa saluran televisi masih menjadi primadona di Indonesia. Lebih dari 62 persen dari total 280 juta penduduk tercatat masih aktif menonton televisi.

"Hal ini dikarenakan televisi mampu menjangkau 17 ribu pulau. Ini berbeda dengan jangkauan data internet yang tidak merata dan masih mahal," jelasnya.

Kondisi geografis kepulauan dan disparitas harga data menjadi faktor pelindung pasar. Televisi tetap menjadi media paling efektif untuk menjangkau audiens secara massal.

Oleh karena itu, pelaku industri harus menerapkan pilar strategi khusus untuk ekspansi pasar. Penguatan isi siaran dan penciptaan program dengan rating tinggi adalah kuncinya.

Selain itu, penyajian acara olahraga langsung juga menjadi diferensiasi produk yang vital. Keberagaman konten lokal yang didukung teknologi mutakhir wajib dihadirkan untuk menjaga loyalitas konsumen.

2 dari 3 halaman

Lonjakan Konsumsi Film Nasional 2025

Bukti paling nyata dari kekuatan konten lokal terlihat pada industri layar lebar. Film produksi Indonesia masih laris manis dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

"Sebagai data kenapa konten lokal masih diminati. Sepanjang 2025 ini, tiket untuk film Indonesia telah menembus 80 juta lembar yang terjual," paparnya.

Angka penjualan tiket yang fantastis tersebut mendominasi pangsa pasar bioskop tahun ini. Tercatat, kontribusi film nasional mencapai 60 persen dari total tiket yang terjual.

"Ini bukti film nasional masih sangat dinanti," tegasnya.

Data statistik ini mengonfirmasi bahwa selera pasar telah bergeser mendukung karya anak bangsa. Produksi dalam negeri kini memiliki nilai ekonomi yang sangat kompetitif.

3 dari 3 halaman

Sinergi Kampus dan Kebutuhan Industri

Di sisi lain, kesiapan sumber daya manusia juga menjadi sorotan Managing Director Emtek tersebut. Mahasiswa didorong untuk memperkuat hard skill dan soft skill melalui program magang.

"Asah kemampuan unggul yang kalian miliki. Tetapi yang terpenting, saat ini dunia kerja membutuhkan orang-orang dengan story telling yang baik. Pesan yang disampaikan menggambarkan bagaimana logika dijalankan," pesan Sutanto.

Ketua Departemen Ilmu Komunikasi UAJY, Mario Antonius Birowo menyambut positif wawasan praktisi ini. Hal tersebut dinilai strategis untuk mendekatkan kurikulum kampus dengan realitas industri.

"Ini supaya kemudian apa yang akan dilakukan oleh mahasiswa di kampus nanti begitu keluar dari kampus. Jadi mereka sudah semakin siap untuk masuk ke dunia kerja," katanya.

Peluang kolaborasi magang berdampak antara UAJY dan Emtek Grup pun terbuka lebar. Mahasiswa dapat mengonversi kegiatan magang satu semester menjadi minimal 20 SKS.

"Magang itu kemudian menjadi sesuatu yang penting menjebatani antara kehidupan kampus dengan kehidupan saat di industri pekerjaan dan sebagainya," tutup Anton.

LATEST UPDATE