Lika-Liku Jack Miller Merantau ke Eropa Demi Cari Sukses di MotoGP
Anindhya Danartikanya | 9 Mei 2021 21:32
Bola.net - Jack Miller belakangan ini jadi pusat perhatian usai merebut kemenangan di MotoGP Jerez, Spanyol. Demi meraih prestasi ini, rider Ducati Lenovo Team tersebut harus melewati banyak jalan terjal. Dibanding pembalap-pembalap Eropa, ia memang punya karier yang jauh lebih berliku demi menuju MotoGP.
Tahun 2021 jadi tahun ke-12 bagi Miller berkelana di Eropa, musim ke-10 turun di ajang Grand Prix, serta tahun ketujuhnya berlaga di kelas tertinggi. ia memang diketahui mulai merantau dari Australia ke Eropa pada 2010, saat ia masih berusia 15 tahun. Ia didampingi oleh sang ayah, Peter Miller; sang ibu, Sonya; serta sang adik Maggie.
Dengan modal sedikit uang, Miller yang kala itu hanya pernah balapan motocross dan dirt bike, banting setir ke ranah road race. Ia berlaga di Kejuaraan Jerman IDM 125 dan secara ajaib merebut gelar juara pada 2011. Pada tahun sama, ia beberapa kali turun di Kejuaraan Spanyol CEV 125 dan dapat enam wildcard di Grand Prix 125cc.
"Kami pergi ke Spanyol untuk ikut CEV. Uang memang jadi masalah, tapi tekanan emosional juga sangat besar. Bagi ibu, ini sungguh berat. Ayah harus kembali ke Australia, hingga ibu harus menyetir motorhome dan trailer di belakangnya. Beliau juga jadi manajer saya, karena kala itu kami tak kenal siapa-siapa," ujar Miller via dokumenter 'Off The Racing Line' di MotoGP.com.
Tinggal Sendirian di Eropa, Bagian Paling Menakutkan
Pada 2012, Miller akhirnya dapat kontrak penuh dari Caretta Technology di Moto3, namun ia harus jadi 'pay rider' dan membayar sejumlah uang yang tak sedikit demi balapan. Menggadaikan rumah di Australia, Miller dan keluarganya berpindah-pindah tempat tinggal di Eropa, dan sang adik tiba-tiba ingin pulang ke Australia demi melanjutkan sekolah.
Alhasil, Miller pun tinggal di Eropa hanya bersama ibunya, sementara sang adik dan ayahnya kembali ke Australia untuk menjalankan bisnis, demi menyokong dana balap Miller. Sayang, pada pertengahan musim, Miller terpaksa tinggal sendirian di Eropa, karena sang ibu juga harus pulang usai sang ayah mengalami kecelakaan domestik dan koma.
"Saya berusia 17 tahun dan sendirian di Eropa. Ini bagian yang menakutkan dalam hidup saya. Untung ada beberapa orang yang peduli pada saya, seperti Damian Cudlin (eks rider MotoGP) dan beberapa teman yang kala itu tinggal di Eropa. Namun, momen-momen itu menakutkan. Saya sempat ragu apakah saya bisa sukses," tutur Miller.
Menurut Motor Sport Magazine, Dorna Sport memberikan sedikit bantuan dana untuk Miller pada 2013 usai Casey Stoner pensiun, namun ia tetap harus membayar dana yang cukup tinggi kepada Caretta Technology. Beruntung, ia duduk di peringkat 7 pada klasemen, dan dilirik Red Bull KTM Ajo, tim besutan tangan dingin Aki Ajo, untuk 2014.
Ubah Gaya Hidup Besar-besaran
Bersama KTM Ajo, Miller pun menggila. Tak lagi perlu jadi 'pay rider' dan justru mendapatkan gaji. Ia tampil sangat kompetitif, meraih 10 podium dan enam kemenangan. Meski akhirnya jadi runner up dengan jarak dua poin saja dari Alex Marquez, Miller menjadi pusat perhatian banyak orang karena terbukti sebagai rider yang sangat kuat.
"Banyak orang bilang dia orang Australia yang gila. Tentu saat masih belia dia agak liar, energinya sangat besar. Tapi kini ia paham di mana ia harus menghabiskan energinya. Seumur hidup, saya tak pernah lihat orang yang mau mengubah gaya hidup secara besar-besaran seperti Jack hanya karena ingin bekerja dengan baik," ujar Ajo.
Performa mentereng bikin Miller ingin langsung naik ke MotoGP 2015. Harapan yang tadinya hanya omongan ringan ini tahu-tahu terdengar Honda, yang akhirnya memberinya kontrak berdurasi tiga tahun, yakni kontrak terpanjang di MotoGP kala itu, sebelum dipatahkan Marc Marquez yang kini memegang kontrak empat tahun.
Keputusan Miller dan Honda pun banjir kritik tajam dari, karena Miller dianggap terlalu muda dan melewatkan Moto2. Namun, usai perjalanan karier yang naik turun, ia akhirnya terbukti sebagai salah satu rider kuat, merebut sembilan podium pada 2019 dan 2020 bersama Pramac Racing, dan kini bahkan membela tim impiannya, Ducati.
Bakal Setahun Penuh Tak Bertemu Keluarga
Miller bahkan sukses meraih kemenangan di Jerez, Minggu (2/5/2021), kemenangan keduanya di MotoGP sejak Assen, Belanda, pada 2016. Ia emosional dan perasaannya campur aduk. Ia senang bisa menang, apalagi seisi paddock ramai-ramai memberinya selamat. Tapi ia juga sedih karena orang tuanya tak bisa hadir akibat Covid-19.
Miller pun bakal setahun penuh tak bertemu keluarganya akibat pandemi. Ia bahkan harus melewatkan pernikahan adiknya. "Saya terakhir kali bertemu orang tua pada 18 Januari. Saya meninggalkan Australia pada hari ulang tahun. Saya akan bertemu mereka pada akhir tahun. Tapi semoga kami bisa balapan di Australia," tutur dalam jumpa pers usai balap.
"Tentu tak mudah hidup di belahan bumi yang lain. Jelas masa sekarang lebih mudah daripada dulu, karena kini ada Facetime dan sejenisnya. Namun, tetap saja berat. Kini, aktivitas media saya juga lebih banyak karena membela tim pabrikan. Jadi, saya harus berangkat ke Eropa pada Januari ketimbang Februari seperti biasa," ungkap Miller.
Tapi rider 26 tahun ini senang bisa memberi kebahagiaan kepada orang tua dan keluarganya di rumah. Menurutnya, hasil macam ini membuat pengorbanan dan perjuangan mereka pada masa lalu menjadi terasa layak dilakukan. "Saya yakin mereka begadang. Mereka tak mungkin bisa tidur," pungkas The Thriller sambil tersenyum.
Sumber: MotoGP
Video: Dimas Ekky Ingin Mandalika Racing Team Jadi Batu Loncatan Rider Indonesia
Baca Juga:
- Pecco Bagnaia Sebut Fabio Quartararo Terkuat: Dia Rival Utama Saya
- Hasil Kualifikasi Formula 1 GP Spanyol: Lewis Hamilton Sabet Pole Ke-100
- Hasil FP3 Formula 1 GP Spanyol: Max Verstappen Dibuntuti Lewis Hamilton
- Hasil FP2 Formula 1 GP Spanyol: Lewis Hamilton Catat Waktu Tercepat
- Hasil FP1 Formula 1 GP Spanyol: Valtteri Bottas Asapi Max Verstappen
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Update Klasemen Pembalap WorldSSP 2025
Otomotif 6 September 2025, 21:17 -
Hasil Race 1 WorldSSP Prancis 2025: Stefano Manzi Menang, Kalahkan Can Oncu
Otomotif 6 September 2025, 21:13 -
Hanya Andalkan Kontribusi 3 Pembalap, Ducati Kunci Gelar Dunia Konstruktor MotoGP 2025
Otomotif 6 September 2025, 21:04 -
Hasil Lengkap dan Klasemen Pembalap MotoGP 2025
Otomotif 6 September 2025, 20:34
LATEST UPDATE
-
Situasi Pelik Inter Milan terkait Lautaro Martinez jelang Duel Kontra Juventus
Liga Italia 7 September 2025, 00:11 -
AC Milan Masih Minati Vlahovic: Ada Kendala dan Pesaing yang Harus Diwaspadai
Liga Italia 6 September 2025, 23:55 -
Jadwal, Hasil Lengkap, Klasemen, dan Top Skor Kualifikasi Piala Asia U-23 2026
Tim Nasional 6 September 2025, 22:55 -
Man of the Match Timnas Indonesia U-23 vs Makau: Arkhan Fikri
Tim Nasional 6 September 2025, 22:32 -
Terlewatinya Catatan Gol Francesco Totti di Timnas Italia
Piala Dunia 6 September 2025, 22:08 -
Update Klasemen Pembalap MotoE 2025
Otomotif 6 September 2025, 21:48 -
Hasil Race 2 MotoE Catalunya 2025: Eric Granado Raih Kemenangan Ganda untuk LCR E-Team
Otomotif 6 September 2025, 21:44 -
Daftar Pabrikan Motor dengan Gelar Dunia Konstruktor MotoGP Terbanyak dalam Sejarah
Otomotif 6 September 2025, 21:36 -
Hasil Timnas Indonesia U-23 vs Makau: Bangkit, Garuda Muda Menang Telak!
Tim Nasional 6 September 2025, 21:30 -
Update Klasemen Pembalap WorldSSP 2025
Otomotif 6 September 2025, 21:17
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24