Dicap Ide Terburuk, Benarkah Piala Dunia Antarklub Format Baru Ini Sebuah Kesuksesan?
Editor Bolanet | 14 Juli 2025 04:39
Bola.net - Sebuah eksperimen besar dalam dunia sepak bola akhirnya mencapai babak final. Panggung final Piala Dunia Antarklub 2025 antara PSG dan Chelsea menjadi penutup dari sebuah turnamen yang penuh kontroversi.
Di satu sisi, Presiden FIFA, Gianni Infantino, dengan penuh percaya diri mengklaimnya sebagai sebuah kesuksesan. Ia bahkan menyebutnya sebagai sebuah keberhasilan yang "sangat, sangat, sangat besar".
Namun, di sisi lain, turnamen ini juga menuai kritik tajam dari banyak pihak. Manajer legendaris Jurgen Klopp bahkan pernah melabelinya sebagai "ide terburuk yang pernah diterapkan dalam sepak bola".
Turnamen yang dulunya hanya ajang singkat tahunan kini telah bermetamorfosis. Formatnya kini meniru Piala Dunia antarnegara, melibatkan 32 tim dari seluruh benua.
Selama sebulan penuh, total 63 pertandingan telah digelar di Amerika Serikat. Sebuah skala yang belum pernah terbayangkan sebelumnya untuk sebuah turnamen antarklub.
Lantas, di tengah klaim dan kritik yang saling bersahutan, apakah turnamen ini benar-benar sebuah kesuksesan? Mari kita bedah bersama fakta-fakta yang ada di lapangan.
Jeritan Sepi dan Riuh Puluhan Ribu Penonton

Salah satu sorotan paling tajam yang diarahkan pada turnamen ini adalah soal jumlah penonton. Beberapa pertandingan di fase grup memang terlihat sangat sepi dan menyedihkan.
Tercatat ada empat laga yang jumlah penontonnya bahkan tidak mencapai angka 10.000 orang. Rekor terendah dipegang oleh laga Mamelodi Sundowns melawan Ulsan HD yang hanya disaksikan oleh 3.412 pasang mata.
Akan tetapi, di sisi lain, ada pula pemandangan yang sangat kontras. Tercatat ada 15 pertandingan yang mampu menyedot lebih dari 60.000 penonton.
Puncaknya adalah saat PSG menghancurkan Atletico Madrid di Pasadena. Laga tersebut disaksikan langsung oleh 80.619 penonton yang memadati stadion.
"Pertanyaan yang menentukan adalah 'apakah para penggemar menyukainya atau tidak'?" Arsene Wenger, kepala pengembangan sepak bola global FIFA, memberikan pandangannya.
"Kami percaya bahwa jumlah penonton yang diproyeksikan rendah, pada kenyataannya jauh lebih tinggi. Jawabannya ada di sana,".
Gengsi, Uang, dan Sebuah Lencana Emas

Lalu, apakah tim-tim yang berpartisipasi benar-benar menganggap serius turnamen ini? Jawabannya adalah sebuah "iya" yang sangat tegas dan meyakinkan.
Faktor utama yang menjadi pendorongnya adalah hadiah uang yang luar biasa besar. Tim juara berpotensi membawa pulang total hadiah hingga £91 juta.
Selain guyuran uang, ada pula sebuah gengsi yang dipertaruhkan. Tim pemenang berhak menyematkan lencana juara dunia di jersey mereka hingga turnamen edisi 2029 mendatang.
Gairah untuk menjadi yang terbaik terlihat jelas dari para kontestan. Tim-tim asal Brasil merayakan kemenangan dan menangisi kekalahan dengan emosi yang sama besarnya seperti di turnamen besar lainnya.
"Kami punya banyak ambisi untuk Piala Dunia Antarklub ini dan kami ingin memenangkannya," Kapten Manchester City, Bernardo Silva, mengungkapkannya setelah timnya tersingkir.
"Ya, sedikit," jawabnya saat ditanya apakah rasa sakitnya sama seperti tersingkir dari Liga Champions.
Drama, Kejutan, dan Pesta Gol di Atas Lapangan

Jika dinilai murni dari sisi sepak bola, turnamen ini bisa dibilang cukup sukses. Meskipun sempat berjalan lambat di awal, kualitas dan drama pertandingan terus meningkat.
Rata-rata gol yang tercipta di setiap pertandingan bahkan mencapai angka lebih dari tiga gol. Banyak laga yang berakhir dengan skor-skor besar dan kejutan tak terduga.
Lihat saja bagaimana Manchester City secara dramatis disingkirkan oleh Al-Hilal. Atau bagaimana Chelsea harus bersusah payah melewati hadangan Benfica melalui babak perpanjangan waktu.
Ada pula momen-momen ikonik seperti tendangan bebas Lionel Messi. Bahkan tim amatir Auckland City mampu mencuri satu poin dari raksasa Argentina, Boca Juniors.
"Kami melihat beberapa pertandingan di awal turnamen yang sedikit timpang, tetapi setelah itu semua pertandingan menjadi kompetitif," Michael Brown, yang meliput untuk Dazn, memberikan kesaksiannya.
"Campuran budaya yang terjadi sungguh luar biasa. Kami melihat beberapa gaya permainan yang berbeda tetapi dengan banyak kualitas di mana-mana,".
Sejauh Mana Dunia Melirik?
Pada akhirnya, pertanyaan terbesar adalah soal jangkauan global dari turnamen ini. Apakah para penggemar di seluruh dunia benar-benar tertarik untuk menyaksikannya?
Harus diakui, turnamen ini memang belum bisa menandingi level atensi dari Liga Champions. Data dari BBC Sport menunjukkan bahwa audiensnya hanya sekitar 40% hingga 50% dari kompetisi antarklub Eropa tersebut.
Namun, angka tersebut sejatinya masih tergolong sangat besar jika dibandingkan dengan kompetisi lainnya. Apalagi, seluruh 63 pertandingan bisa disaksikan secara gratis di beberapa platform.
Di beberapa negara, antusiasmenya bahkan meledak secara luar biasa. Di Arab Saudi, lebih dari 1,5 juta orang rela begadang hingga pukul 4 pagi untuk menyaksikan laga Al-Hilal melawan Manchester City.
Gairah terbesar mungkin datang dari para penggemar di Brasil. Festival penggemar di Copacabana bahkan mampu menampung sekitar 100.000 orang selama turnamen berlangsung.
Sumber: BBC
Jangan Sampai Ketinggalan ini Bolaneters!
- Hasil Chelsea vs PSG: Skor 3-0
- PSG Menuju Puncak Dunia: Kisah Musim Sempurna yang Belum Usai
- Ousmane Dembele: Sebuah Kisah tentang Kerja Keras dan Mimpi yang Tak Pernah Padam
- Daftar Pelatih yang Pernah Raih Sextuple, Enrique Segera Ikut Ukir Sejarah?
- Chelsea vs PSG: 3 Duel Kunci yang Bisa Menentukan Siapa Juara Dunia
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Staf Pelatih Manchester United Anggap Benjamin Sesko Lebih Baik dari Rasmus Hojlund
Liga Inggris 23 Oktober 2025, 23:08
-
Prediksi Manchester United vs Brighton 25 Oktober 2025
Liga Inggris 23 Oktober 2025, 23:07
-
Apakah Kylian Mbappe Sudah Jadi Pengganti Cristiano Ronaldo di Real Madrid?
Liga Spanyol 23 Oktober 2025, 22:59
-
Prediksi Napoli vs Inter Milan 25 Oktober 2025
Liga Italia 23 Oktober 2025, 22:55
LATEST UPDATE
-
Eksperimen Baru Allegri di Lini Depan AC Milan: Rafael Leao Jadi Striker!
Liga Italia 24 Oktober 2025, 12:44
-
MU Utus 'Agen Rahasia' untuk Boyong Carlos Baleba ke Old Trafford
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:36
-
Bukan Gelandang, MU Bakal Beli Striker Baru di Januari 2026
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:21
-
Riccardo Calafiori: Bek Unik yang Mengubah Cara Bermain Arsenal di Era Mikel Arteta
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:17
-
Mohamed Salah di Persimpangan: Apakah Ia Masih Layak di Skuad Inti Liverpool?
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:11
-
8 Detik, 4 Sentuhan, 1 Gol: Seni Serangan Balik yang Buat Dunia Terpana
Liga Champions 24 Oktober 2025, 12:08
-
Klasemen Perolehan Medali Kejuaraan Dunia Gimnastik 2025
Olahraga Lain-Lain 24 Oktober 2025, 11:17
-
Kata Allegri, 95 Menit Kerja Keras Milan Bisa Hancur karena Satu Momen Ini, Apa Itu?
Liga Italia 24 Oktober 2025, 11:14
-
Teken Kontrak Baru di Inter Miami, Berapa Gaji Lionel Messi?
Bola Dunia Lainnya 24 Oktober 2025, 10:48
-
5 Bek di Pusaran Persaingan MU: Dilema Manis untuk Ruben Amorim
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 10:40
-
Hasil FP1 MotoGP Malaysia 2025: Fermin Aldeguer dan Pecco Bagnaia Terdepan
Otomotif 24 Oktober 2025, 10:39
LATEST EDITORIAL
-
3 Manajer Premier League yang Kontraknya Habis pada Musim Panas 2026
Editorial 23 Oktober 2025, 21:39
-
10 Gelandang Tengah Terbaik di Dunia Saat Ini: Dari Vitinha hingga Mac Allister
Editorial 23 Oktober 2025, 20:56






