Portugal Masih Jagoan di UEFA Nations League
Gia Yuda Pradana | 5 Juni 2025 11:48
Bola.net - Timnas Portugal kembali menunjukkan kelasnya di ajang UEFA Nations League. Kali ini, giliran tuan rumah Timnas Jerman yang mereka tundukkan di babak semifinal. Kemenangan itu membawa Selecao melaju ke final kedua dalam empat edisi terakhir turnamen ini.
Di bawah komando Roberto Martinez, Portugal tampil solid dan efisien. Mereka tidak hanya mampu membalikkan keadaan, tetapi juga menunjukkan karakter sebagai tim besar. Dengan materi pemain yang seimbang antara pengalaman dan talenta muda, mereka jadi ancaman nyata.
Final akhir pekan ini di Munich tinggal menunggu lawan dari duel Spanyol kontra Prancis. Siapa pun lawannya nanti, Portugal sudah membuktikan diri sebagai kekuatan konsisten. Kesempatan menjadi tim pertama yang dua kali juara terbuka lebar.
Kombinasi Pengalaman dan Energi Baru
Portugal tampil dengan keseimbangan yang jarang dimiliki tim lain. Cristiano Ronaldo yang masih tajam dipadukan dengan keberanian Francisco Conceicao jadi kunci kemenangan atas Jerman. Duet generasi ini memperlihatkan masa depan cerah Selecao.
Meski sempat tertinggal lewat gol Florian Wirtz, Portugal tidak goyah. Mereka tetap disiplin dan tenang dalam menghadapi tekanan publik Allianz Arena. Ketenangan inilah yang jadi pembeda di laga semifinal.
Dua gol cepat di babak kedua membalikkan keadaan secara dramatis. Ronaldo dan Conceicao jadi aktor utama kebangkitan Portugal. Kombinasi keduanya menjadi simbol regenerasi yang berjalan mulus di tubuh tim nasional.
Francisco Conceicao, Bintang Baru yang Bersinar
Masuk sebagai pemain pengganti, Francisco Conceicao langsung menggebrak. Aksinya dari sisi kanan diakhiri dengan tembakan melengkung yang tak bisa dihentikan Ter Stegen. Gol spektakuler itu membuka jalan bagi kebangkitan Portugal.
Tak butuh waktu lama, Cristiano Ronaldo ikut mencatatkan namanya di papan skor. Gol ke-137 bersama timnas itu datang di saat paling krusial. Perayaan pun pecah, bukan hanya karena golnya, tapi juga karena momen penentuannya.
Perpaduan Conceicao dan Ronaldo mencerminkan kekuatan Portugal saat ini. Regenerasi berjalan alami tanpa kehilangan sosok pemimpin. Ini modal berharga jelang partai final nanti.
Menatap Final, Mengincar Sejarah Baru
Turnamen UEFA Nations League memang masih tergolong cukup baru, tapi Portugal sudah menulis sejarah sejak awal. Mereka jadi juara pertama pada 2019 setelah mengalahkan Belanda. Kini, mereka kembali ke final dan siap mengukir rekor.
Setelah Prancis menang pada 2021 dan Spanyol juara lewat adu penalti di 2023, tahun ini menjadi kesempatan emas bagi Portugal. Jika menang di Munich, mereka akan jadi negara pertama yang dua kali mengangkat trofi. Sebuah pencapaian istimewa di ajang ini.
Munich juga sudah memberi momen manis saat mengalahkan Jerman. Jika sejarah berpihak lagi, Cristiano Ronaldo dkk. bisa menutup turnamen dengan cerita gemilang. Ini bisa jadi malam besar terakhir sang kapten bersama timnas.
Jerman yang Belum Stabil
Bagi Jerman, kekalahan dari Portugal menjadi alarm keras. Meski bermain di kandang dan sempat unggul, mereka kembali gagal menjaga konsistensi. Problem lama belum juga terpecahkan.
Pertandingan ini juga menandai penampilan ke-100 Joshua Kimmich. Sayangnya, malam yang seharusnya jadi perayaan itu berakhir pahit. Portugal justru berpesta di hadapan publik tuan rumah.
Julian Nagelsmann punya pekerjaan berat jelang Kualifikasi Piala Dunia. Kekalahan ini menunjukkan bahwa Die Mannschaft belum siap kembali ke level tertinggi. Konsistensi dan mental juara masih jadi PR besar bagi mereka.
Baca Artikel-artikel Menarik Lainnya:
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
93 Tahun Kejayaan Arsenal di Era Highbury: Dari Rumah Sepak Bola ke Legenda Abadi
Liga Inggris 13 November 2025, 17:15
-
Andreas Christensen Akui Masa Depannya di Barcelona Masih Abu-Abu
Liga Spanyol 13 November 2025, 16:43
-
Dean Huijsen Buktikan Nilainya di Real Madrid Meski Dikritik
Liga Spanyol 13 November 2025, 16:03
-
Matthijs De Ligt Calon Kapten Masa Depan Manchester United
Liga Inggris 13 November 2025, 15:25
LATEST UPDATE
-
Formasi Baru untuk Mengubah Cara Main Juventus
Liga Italia 13 November 2025, 20:08
-
Duel Taktik: Adu Kuat Tembok Pertahanan Inter dan Milan di Derby della Madonnina
Liga Italia 13 November 2025, 19:32
-
Solusi untuk Krisis Striker AC Milan Ada di Barcelona?
Liga Italia 13 November 2025, 19:19
-
Italia vs Norwegia: Misi Berat Azzurri Jaga Asa Lolos Otomatis ke Piala Dunia 2026
Piala Dunia 13 November 2025, 17:44
-
Bahlil Respons Isu IUP Raja Ampat: Saya Belum Lahir Barang Itu Sudah Ada
News 13 November 2025, 17:37
-
Menkes Budi Ungkap Fakta: Gaji Rp 100 Juta Masih Terima Bantuan Iuran BPJS
News 13 November 2025, 17:27
-
BRI Super League: Musim Hujan dan Dampaknya pada Latihan Persik Kediri
Bola Indonesia 13 November 2025, 17:26
-
93 Tahun Kejayaan Arsenal di Era Highbury: Dari Rumah Sepak Bola ke Legenda Abadi
Liga Inggris 13 November 2025, 17:15
-
Kisah I Gede Siman Sudartawa dan Ambisi Membangun Karier Baru
Open Play 13 November 2025, 17:00
-
Gaji Termahal Serie A Jadi Masalah, Juventus dan Vlahovic Buat Perjanjian Khusus
Liga Italia 13 November 2025, 16:51
-
Andreas Christensen Akui Masa Depannya di Barcelona Masih Abu-Abu
Liga Spanyol 13 November 2025, 16:43
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55
-
8 Penendang Penalti Terbaik Sepanjang Masa di Premier League, Siapa Paling Akurat?
Editorial 11 November 2025, 13:01




