Peluk Atau Golnya Batal

Editor Bolanet | 19 Juni 2010 20:08

Bola.net - Pertemuan Ingris dan Argentina selalu berbalut aroma dendam. Pada pertemuan Inggris dan Argentina di perempat final Piala Dunia 1986 Mexico, dendam itu semakin bertambah mengingat belum lama kedua negara itu terlibat Perang Malvinas yang mengerikan. Babak pertama usai dengan kedudukan 0-0, pertandingan tercatat berlangsung begitu seru. Ketika babak kedua berlalu lima menit, terjadilah peristiwa yang paling dikenang dalam sejarah sepak bola. Pada menit keenam babak kedua, bintang Argentina Diego Maradona mencoba melakukan umpan satu-dua dengan striker Jorge Valdano. Namun umpan Maradona terlalu kencang, sehingga bola menuju ke arah gelandang Inggris, Steve Hodgem. Hodge kemudian mencoba mengamankan dengan menyapu umpan Maradona tersebut. Namun sapuan Hodge itu meleset dan bola justru mengarah ke gawangnya sendiri. Peter Shilton , kiper Inggris saat itu keluar dari dekat gawang untuk mengamankan bola itu. Namun tanpa disangka, langkah Shilton itu kalah cepat dengan lompatan Maradona yang berlari dari luar kotak penalti. Bola itu pun meluncur ke jala gawang Shilton. Wasit Ali bin Nasser asal Tunisia, segera menunjuk titik tengah tanda gol sah. Dan Maradona, setelah sempat melirik ke arah wasit, segera berlari ke sudut lapangan untuk merayakan golnya bersama teman-temannya. Peter Shilton dan para bek Inggris, yang pemain bertinggi 165 cm itu bisa menang duel udara dengan kiper yang 20 cm lebih tinggi, hanya bisa terkesima.. Ternyata keterkesimaan itu bukan karena kagum, tapi itu karena Maradona melakukannya secara ilegal. Ia tidak memakai kepalanya (sebagaimana yang diduga sebelumnya), melainkan memakai kepalan tangan kiri yang diangkatnya melewati kepala. Tapi pada saat gol itu terjadi dan disahkan wasit, hampir tak ada yang melihat kejadian itu (kecuali Tuhan dan Maradona sendiri). Wasit Bin Nasser dan hakim garis asal Bulgaria, Bogdan Dochev, sama sekali tak melihat kalau Maradona menggunakan kepalan tangan. Sedangkan para pemain Inggris tidak tahu secara detail cuma bisa menduga-duga dan hanya mengajukan protes sekedarnya saja. Beberapa reporter Inggris pun mengira protes itu karena Maradona dalam posisi offside. Tapi jelas bukan offside karena bola sebelumnya berasal dari pemain Inggris. Baru setelah siaran televisi memutar ulang proses terjadinya gol tersebut secara berulang-ulang dan dari berbagai sudut pandang, jelaslah bahwa Maradona bermain curang. Pertandingan pun berakhir 2-1 untuk kemenangan Argentina dan Inggris pun tersingkir dari Piala Dunia 1986. Tapi Maradona sama sekali tak menunjukkan penyesalannya dengan golnya itu. Malah dengan bangga dan wajah tanpa dosa Maradona menyatakan kepada para wartawan (dalam bahasa Spanyol): “Un poco con la cabeza de Maradona y otro poco con la mano de Dios”, yang artinya “Gol itu sebagian kecil berasal dari kepala Maradona, sementara sebagian yang lain berasal dari tangan Tuhan”. Kutipan itulah yang akhirnya menjadi kutipan paling populer dalam sejarah olahraga. Dari ini pulalah gol curang itu dikenal sebagai “Gol Tangan Tuhan”. Dalam perkataannya belakangan, diketahui Maradona melakukan gol tersebut dengan sengaja dan penuh kesadaran. Ia mengatakan, “Aku menunggu teman-teman setimku untuk memelukku. Namun tak satupun yang melakukannya dengan segera. Aku berkata pada mereka, 'Ayo cepat peluk aku, atau gol itu dibatalkan wasit!'.” Dalam otobiografinya, Maradona bahkan menganggap gol dengan tangan itu menjadi balas dendam kecil atas kekalahan Argentina dengan Inggris di Perang Malvinas. Karena itu jelaslah gol Tangan Tuhan Maradona itu membuat perseteruan Argentina dan Inggris semakin memanas. Di Argentina, gol itu dirayakan sebagai balas dendam bagi perang Malvinas dan dianggap sebagai ganjaran setimpal atas perlakuan Inggris terhadap Argentina pada Piala Dunia 1966. Sementara di Inggris makin meluas opini anti-Maradona. Gol itu dikata-katai media Inggris sebagai “Gol Tangan Setan”. Meski demikian, gol ala Maradona tersebut –(ditambah dengan gol keduanya di pertandingan yang sama) dinobatkan sebagai “Gol Terbaik Abad Ini”. Anehnya ini dipilih oleh publik Inggris sendiri dipilih sebagai momen terbaik nomor enam dalam “100 Momen Terbaik dalam Olahraga” versi Channel 4. (bola/bola)

TAG TERKAIT

BERITA TERKAIT

LATEST UPDATE