5 Pelajaran El Clasico Barcelona 4-3 Real Madrid: Magis Mbappe Belum Cukup untuk Kalahkan Sihir Yamal dan Raphinha

Ari Prayoga | 12 Mei 2025 03:34
5 Pelajaran El Clasico Barcelona 4-3 Real Madrid: Magis Mbappe Belum Cukup untuk Kalahkan Sihir Yamal dan Raphinha
Lamine Yamal dipepet Vinicius Jr di laga El Clasico Barcelona vs Real Madrid di Liga Spanyol 2024/25, Minggu (11/05/2025). (c) AP Photo/Joan Monfort

Bola.net - El Clasico terakhir musim ini kembali memperlihatkan dominasi Barcelona atas Real Madrid. Dalam laga penuh drama di Olimpic Lluis Companys, Minggu (11/5/2025) malam, Blaugrana menang dengan skor tipis 4-3.

Real Madrid sempat memimpin lebih dulu berkat dua gol cepat dari Kylian Mbappe. Sang bintang asal Prancis mencetak gol pembuka dari titik penalti hanya dalam waktu lima menit setelah mencuri bola dari Pau Cubarsí. Tak lama kemudian, dia menggandakan keunggulan lewat skema serangan balik kilat yang melibatkan Jude Bellingham dan Vinícius Jr.

Advertisement

Namun keunggulan itu tak bertahan lama. Barcelona, yang perlahan mulai mengambil alih permainan, membalas dengan empat gol tanpa balas di sisa babak pertama. Eric García membuka keran gol lewat sundulan akurat dari situasi sepak pojok. Kemudian giliran Lamine Yamal yang menggetarkan jala Thibaut Courtois lewat tendangan melengkung dari sudut sempit — aksi yang dilengkapi selebrasi ala Cristiano Ronaldo: “Calma!”

Belum reda euforia gol Yamal, Raphinha membawa Barcelona berbalik unggul hanya dua menit kemudian, memanfaatkan kesalahan Dani Ceballos di lini tengah. Pemain Brasil itu kemudian mencetak gol keduanya jelang turun minum setelah merebut bola dari Lucas Vázquez yang tampak lengah di lini belakang Madrid.

Di babak kedua, Madrid mencoba bangkit. Masuknya Luka Modric memberi dampak instan. Lewat umpan terobosan brilian sang maestro Kroasia, Vinícius Jr berhasil lolos dari jebakan offside dan mengirimkan assist kepada Mbappe untuk melengkapi hattrick-nya pada menit ke-70.

Namun, hingga akhir laga, Madrid gagal menyamakan skor. Peluang emas di menit ke-90 dari debutan Victor Muñoz terbuang percuma saat tembakannya melambung tinggi. Kemenangan ini mengukuhkan Barcelona sebagai kandidat kuat juara La Liga musim ini.

Berikut lima pelajaran dari duel Barcelona vs Real Madrid selengkapnya.

1 dari 5 halaman

Mbappe Hattrick, Tapi Tak Cukup

Mbappe Hattrick, Tapi Tak Cukup

Selebrasi Kylian Mbappe dalam laga La Liga bertajuk El Clasico antara Barcelona vs Real Madrid, Minggu (11/5/2025). (c) AP Photo/Joan Monfort

Meski mencetak 38 gol sejauh ini, Kylian Mbappe tetap belum sepenuhnya meyakinkan publik Santiago Bernabeu. Hattrick-nya ke gawang Barcelona di laga El Clasico memang spektakuler, tapi itu belum cukup meredam kritik yang menyebut kehadirannya justru membuat Madrid kehilangan keseimbangan.

Performa impresif PSG sejak ditinggal Mbappe semakin memperkuat anggapan bahwa sang bintang lebih cocok bermain sebagai pemain utama dalam tim yang dibangun untuknya, bukan dalam sistem kolektif seperti di Madrid. Gaya mainnya yang minim pressing dan hanya mencatat tiga assist musim ini dianggap tak sejalan dengan tuntutan sepak bola modern.

Kini muncul tanda tanya besar: apakah Real Madrid harus mengubah sistem demi Mbappe, atau justru Mbappe yang harus menyesuaikan diri agar tak hanya jadi mesin gol, tapi juga bagian integral dari kesuksesan tim?

2 dari 5 halaman

Sinar Ferran Torres

Sinar Ferran Torres

Bek Real Madrid Antonio Rudiger (kiri) berduel dengan pemain Barcelona Ferran Torres dalam laga final Copa del Rey, Minggu (27/4/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Jose Breton

Di tengah sorotan terhadap Yamal dan Mbappe, Ferran Torres tampil sebagai pahlawan senyap Barcelona.

Tampil menggantikan Robert Lewandowski, eks pemain Manchester City itu mencatatkan tiga assist dalam laga ini.

Meski jarang tampil sebagai starter, Torres membuktikan mengapa Xavi pernah menyebutnya sebagai “contoh mentalitas kuat seorang pemain profesional.”

3 dari 5 halaman

Sorotan untuk Ancelotti

Sorotan untuk Ancelotti

Carlo Ancelotti saat memimpin Real Madrid di final Copa del Rey musim 2024/2025 (c) AP Photo/Jose Breton

Carlo Ancelotti harus menelan kekalahan keempat beruntun di El Clasico musim ini — sesuatu yang belum pernah terjadi sejak musim 1982/83.

Padahal, pelatih asal Italia itu sempat mencoba strategi berbeda, termasuk menjadikan Federico Valverde sebagai algojo tendangan gawang demi menghindari tekanan tinggi dari Barcelona.

Namun, keunggulan dua gol yang sempat dimiliki justru hilang akibat perubahan taktik yang terlalu pasif setelah unggul.

4 dari 5 halaman

Kontroversi VAR

Kontroversi VAR

Aurelien Tchouameni usai mencetak gol pada laga Mallorca vs Real Madrid di pekan ke-31 La Liga 2023/2024 (c) AP Photo/Francisco Ubilla

Tepat pada menit ke-80, Ferran Torres mendapatkan peluang emas di dalam kotak penalti Madrid. Usai mengontrol bola dengan baik, ia melepaskan tembakan yang kemudian mengenai tangan bek Los Blancos, Aurelien Tchouameni. Spontan, para pemain Barcelona melayangkan protes keras kepada wasit, menuntut hadiah penalti.

Teknologi Video Assistant Referee (VAR) pun turun tangan. Wasit dipanggil untuk meninjau insiden melalui monitor di pinggir lapangan. Tayangan ulang memperlihatkan bola dengan jelas mengenai tangan Tchouameni, memunculkan dugaan kuat bahwa penalti seharusnya diberikan kepada tim tamu.

Namun, setelah proses tinjauan selama hampir tiga menit, wasit memutuskan bahwa tidak ada unsur kesengajaan dalam gerakan tangan Tchouameni. Keputusan tersebut menimbulkan kekecewaan dari kubu Barcelona, meski mereka tetap mampu mengamankan kemenangan di akhir laga.

5 dari 5 halaman

Gelar La Liga Tinggal Selangkah Lagi

Gelar La Liga Tinggal Selangkah Lagi

Skuad Barcelona merayakan gol Lamine Yamal di El Clasico, Minggu (11/5/2025) (c) AP Photo/Joan Monfort

Pelatih Barcelona, Hansi Flick, kini berada di ambang meraih gelar La Liga di musim perdananya.

Dengan keunggulan tujuh poin dan tiga laga tersisa, Barcelona hanya butuh satu kemenangan lagi — atau berharap Madrid terpeleset melawan Mallorca pada Rabu mendatang — untuk memastikan gelar.

“El Clasico ini adalah mimpi masa kecil yang jadi kenyataan,” ujar Flick sebelum laga. Kini, bukan hanya sekadar mimpi, tetapi mungkin akan menjadi awal dari era baru kejayaan Barcelona di bawah kendalinya.