Cerita Tentang Leo Messi, Legenda yang Terusir dari Barcelona

Ulah Barca sendiri

Beberapa waktu lalu mantan agen Griezmann melontarkan komentar kontroversial. Dia menuding Messi jadi masalah di ruang ganti Barca, terlalu arogan, semaunya sendiri, pemain-pemain lain pun kesulitan.

Messi menjawabnya dengan komentar di atas, dia lelah selalu disalahkan. Dan jika situasi ini terus berlanjut, wajar jika Messi meninggalkan Barca musim depan, dan ada banyak orang yang bertanggung jawab.

Segalanya dimulai dengan mantan presiden, Josep Maria Bartomeu, dan rencananya yang kacau balau. Dia pun terlalu sering melontarkan komentar kontroversial.

"Saya tidak akan merekrut Griezmann," kata Bartomeu pada satu waktu. Namun, Griezmann akhirnya tiba. "Neymar akan pulang ke Barcelona," janjinya, sebelum gagal total.

"Saya tidak tahu apa pun soal Barcagate [kontroversi buzzer untuk menyerang para pemain]," kata Bartomeu, padahal dia jelas bersalah.

Mungkin terlalu terlambat

Bartomeu bersalah besar, agen Griezmann bersalah, petinggi lain bersalah, Quique Setien pun demikian. Ada terlalu banyak kesalahan-kesalahan yang membuat Messi tidak betah.

Teranyar, ada kesalahan besar melepas Luis Suarez, yang kabarnya membuat Messi berang betul. Sekarang Messi pun tidak yakin apakah dia harus menjaga loyalitas pada dewan pengurus sementara, yang tengah merancang rencana pemotongan gaji pemain.

Kekosongan kursi presiden pun jadi masalah besar. Para kandidat presiden baru, Victor Font dkk., berjanji ingin mempertahankan Messi, tapi pemungutan suara baru dilangsungkan pada 24 Januari -- saat itu mungkin sudah terlambat.

Dipandang negatif

Messi pemain luar biasa, dia mempersembahkan banyak gelar untuk Barca, pun meraih gelar individu. Namun, entah mengapa dia pun selalu jadi korban.

Jika Barca gagal menang, Messi yang salah. Ada konflik internal, Messi pun disebut-sebut.

Messi dianggap pemain manja, dianggap lebih besar dari klub, dianggap banyak maunya. Perlahan-lahan citra Messi di mata publik pun kian buruk, dia dipandang negatif.

Kini keputusan ada di tangan La Pulga. Dia bisa saja bertahan dan kembali jadi tameng klub, atau memilih pergi demi ketenangan pribadinya sendiri.

Sumber: Marca