Juara Wimbledon Termuda Beri Nasihat pada Yamal: Apa Katanya?

Richard Andreas | 25 September 2025 22:49
Juara Wimbledon Termuda Beri Nasihat pada Yamal: Apa Katanya?
Lamine Yamal meraih penghargaan Kopa Trophy 2025, Selasa (23/9/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Thibault Camus

Bola.net - Boris Becker, juara termuda sepanjang sejarah Wimbledon, mengaku melihat bayangan dirinya dalam sosok Lamine Yamal. Wonderkid Barcelona berusia 18 tahun itu telah menorehkan prestasi fenomenal bersama klub dan timnas Spanyol.

Yamal mencatatkan berbagai rekor sejak debut di usia 16 tahun, kemudian meraih Kopa Trophy dan Golden Boy. Ia juga berhasil membawa Barcelona merebut dua gelar La Liga, Copa del Rey, dan Supercopa de Espana.

Advertisement

Pencapaian gemilang lainnya adalah mengangkat trofi Euro 2024 bersama Spanyol. Dalam satu musim, produktivitasnya mencapai 18 gol dan 21 assist yang mengesankan.

Becker mengingatkan bahwa kesuksesan di usia belia seringkali diiringi tekanan yang luar biasa besar. "Yamal sangat luar biasa, dia memenangkan segalanya, pemain muda terbaik dunia," ujar Becker dalam wawancara dengan TalkSport.

"Tapi itu mengingatkan saya pada Boris Becker berusia 17 tahun. Alarm sudah berbunyi," tambahnya.

1 dari 2 halaman

Nasihat Berharga dari Pengalaman Pahit

Menurut Becker, kesuksesan dapat menjadi jebakan apabila tidak didukung fondasi yang kokoh. Ia membagikan pengalaman kelam pasca kejayaan di Wimbledon 1985, ketika tekanan dan ketenaran berujung pada gejolak kehidupan pribadi.

"Pilih teman dengan sangat hati-hati, percayai keluarga, bangun sistem perlindungan agar tidak membuat kesalahan fatal," nasihat Becker. "Kita lihat saja, mungkin 10 atau 15 tahun mendatang kita akan kembali membicarakan Yamal," lanjutnya.

Pesan tersebut mencerminkan kenyataan bahwa kematangan emosional memiliki tingkat kepentingan yang sama dengan performa di lapangan. Becker berharap Yamal dapat menghindari perangkap yang pernah merusak perjalanan kariernya di masa lalu.

2 dari 2 halaman

Keunggulan Generasi Saat Ini

Meskipun demikian, situasi yang dihadapi Yamal memiliki perbedaan signifikan. Ia berkembang dalam ekosistem Barcelona dan Spanyol yang lebih siap mendampingi para bintang muda.

Dikelilingi pemain seangkatan seperti Pedri dan Gavi, serta manajer yang memahami tekanan di usia belia, Yamal memiliki dukungan yang kuat untuk menjaga keseimbangan hidupnya.

Tantangan sesungguhnya bagi Yamal bukanlah sekadar memenangkan gelar, tetapi mempertahankan konsistensi dan stabilitas pribadi di tengah sorotan mata dunia.

Apabila berhasil mengelolanya dengan baik, ia berpotensi menjadi teladan baru tentang bagaimana bintang muda mampu mengendalikan ketenaran sambil tetap fokus meraih puncak kejayaan.

LATEST UPDATE