5 Alasan Mengapa Keputusan Pemecatan Ernesto Valverde Itu Kejam
Yaumil Azis | 14 Januari 2020 10:20
Bola.net - Pergantian sosok di kursi kepelatihan Barcelona terjadi pada hari Selasa (14/1/2020). Ernesto Valverde dipecat oleh manajemen untuk digantikan dengan mantan nahkoda Real Betis, Quique Setien.
Fans Barcelona sudah lama mendesak klub untuk memecat pria berumur 55 tahun tersebut. Desakan paling lantang terdengar saat klub berjuluk Blaugrana itu terdepak dari ajang Liga Champions musim lalu.
Kemudian, desakan kembali muncul setelah Barcelona tak bisa melaju lebih jauh di ajang Supercopa de Espana pekan lalu. Mereka dikalahkan Atletico Madrid dalam laga semi-final dengan skor tipis 2-3.
Manajemen Barcelona akhirnya menyerah dan memilih untuk memecat Valverde. Namun ini bisa dibilang sebagai keputusan yang kejam. Mengapa? Simak lima alasannya di bawah ini.
Valverde adalah Juara La Liga 2 Kali
Tidak bisa dimungkiri, Valverde punya andil besar dalam keberhasilan Barcelona menjuarai La Liga dalam dua musim terakhir. Bahkan pada musim pertama, Barcelona menjuarai ajang tersebut dengan satu kekalahan saja.
Dominasi kembali terlihat pada musim berikutnya. Barcelona menjadi juara dengan keunggulan 11 poin atas penghuni peringkat dua, Atletico Madrid. Bahkan mereka meninggalkan Real Madrid dengan selisih 19 angka.
Prestasinya di ajang Copa del Rey dan Supercopa de Espana pun tidak bisa dikatakan buruk. Dari dua kali partisipasinya, setidaknya Valverde selalu mampu mempersembahkan trofi dari ajang tersebut.
Memuncaki Klasemen La Liga dan Liga Champions
Secara pertahanan, rekor Barcelona di tangan Valverde bisa dibilang buruk. Mereka sudah kebobolan 23 gol, nyaris dua kali lipat dari perolehan Real Madrid dan Atletico Madrid sejauh ini.
Tetapi, dari sisi penyerangan, Barcelona jauh lebih superior dari kedua tim tersebut. Mereka sudah membukukan 49 gol sementara Madrid, pesaing terdekatnya, baru mencetak 36 gol sampai sekarang.
Torehan itulah yang membuat Barcelona kini berada di puncak klasemen La Liga. Meskipun perolehan poinnya sama dengan Real Madrid yang sedang berada di posisi kedua.
Juga, jangan lupakan bahwa Barcelona telah dipastikan lolos ke babak 16 besar Liga Champions. Bahkan mereka memuncaki klasemen dalam grup yang beranggotakan Borussia Dortmund dan Inter Milan tanpa kekalahan.
Messi Jadi Juara Ballon d'Or Lagi
Messi mendapatkan trofi Ballon d'Or yang ke-6 pada bulan November lalu. Dengan demikian, ia menjadi pemain yang memiliki koleksi trofi Ballon d'Or terbanyak di sepanjang sejarah.
Perlu diketahui bahwa Messi terakhir kali menjadi juara Ballon d'Or pada tahun 2015 lalu. Dan di tangan Ernesto Valverde, penyerang berkebangsaan Argentina tersebut akhirnya kembali mendapatkan penghargaan itu.
Jelas saja kalau Valverde punya andil yang besar. Selama diasuh pria berumur 55 tahun itu, Messi sukses mencetak 83 gol hanya dari 84 pertandingan dalam ajang La Liga.
Rekrutmen Pemain Barcelona Patut Dipertanyakan
Pembelian pemain tentu krusial. Dan beberapa sosok yang didatangkan klub membuat publik mengernyitkan dahi. Pasalnya, beberapa rekrutmen yang didatangkan tidak membuat Barcelona berkembang.
Perlu diingat bahwa Barcelona mendatangkan Kevin-Prince Boateng dari Sassuolo di musim dingin 2019 lalu. Lalu, pada tahun yang sama, Barcelona memboyong Jeison Murillo. Keduanya tidak memberikan dampak apapun.
Mundur ke tahun 2018, Barcelona berhasil 'mencuri' Malcom dari sergapan AS Roma. Namun pada akhirnya, pemain berkebangsaan Brasil tersebut malah flop dan dijual ke Zenit St. Petersburg di musim panas kemarin.
Itu baru sebagian. Masih banyak rekrutan Barcelona yang, bisa dibilang, flop. Seperti Ousmane Dembele, Philippe Coutinho, hingga Antoine Griezmann yang belum tampil seperti waktu masih di Atletico Madrid dulu.
Bintang yang Mulai Menua
Kecuali Messi, Valverde harus mengandalkan jasa pemain yang sudah menua dan tak memiliki penerus. Sosok seperti Sergio Busquets, Gerard Pique, hingga Jordi Alba adalah beberapa di antaranya.
Luis Suarez pun cukup pantas untuk masuk dalam kategori ini. Ya, penyerang asal Uruguay itu masih bagus. Namun jika dibandingkan dengan era treble Barcelona sewaktu diasuh Luis Enrique, jelas ia menunjukkan penurunan.
Barcelona mencari penerusnya dengan cara yang cukup asal-asalan, seperti yang telah tertera di nomor empat. Sehingga memecat Valverde karena hasil buruk yang diterima klub bisa dikatakan sebagai keputusan konyol.
(The World Game)
Baca Juga:
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Link Live Streaming Barcelona vs Olympiakos - Nonton Liga Champions/UCL di Vidio
Liga Champions 21 Oktober 2025, 22:47 -
Xabi Alonso Ungkap Peluang Manchester United Gaet Endrick di Januari
Liga Spanyol 21 Oktober 2025, 22:43 -
Jadwal Siaran Langsung Liga Champions di SCTV Malam Ini, Selasa 21 Oktober 2025
Liga Champions 21 Oktober 2025, 13:10
LATEST UPDATE
-
Pengakuan Jujur Denzem Dumfries: Union SG Bikin Inter Milan Merana!
Liga Italia 22 Oktober 2025, 14:01 -
Dosa Finansial Ronaldo: Juventus Masih Bayar Mahal Kesalahan Empat Tahun Lalu
Liga Italia 22 Oktober 2025, 13:24 -
Keran Gol Viktor Gyokeres Terbuka Lagi, Mikel Arteta: Syukurlah!
Liga Spanyol 22 Oktober 2025, 12:29 -
Hansi Flick Acungi Jempol Performa Marcus Rashford: Makin Hari, Makin Sip!
Liga Champions 22 Oktober 2025, 11:49 -
Arsenal Melaju Sempurna di Liga Champions: 3 Laga, 9 Poin, 8 Gol, dan 0 Kebobolan
Liga Champions 22 Oktober 2025, 11:04 -
Catat Jadwal Europa Conference League 2025/26: Pekan Ke-2 Eksklusif di Vidio
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025, 10:58 -
Jakarta jadi Kota Terbahagia ke-18 di Dunia, Begini Respons Pramono Anung
News 22 Oktober 2025, 10:58
LATEST EDITORIAL
-
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
Editorial 21 Oktober 2025, 22:27 -
4 Pemain Baru Manchester United yang Bantu Ruben Amorim Taklukkan Liverpool di Anfield
Editorial 21 Oktober 2025, 22:04