Adu Mekanik Calon Pelatih Timnas Indonesia: Giovanni van Bronckhorst vs John Herdman, Siapa Lebih Wow?

Editor Bolanet | 3 Desember 2025 14:50
Adu Mekanik Calon Pelatih Timnas Indonesia: Giovanni van Bronckhorst vs John Herdman, Siapa Lebih Wow?
Giovanni Van Bronckhorst. (c) AP Photo

Bola.net - Isu calon pelatih baru Timnas Indonesia kembali memanas belakangan ini. Dua nama besar Eropa dikabarkan masuk radar serius PSSI.

Giovanni Van Bronckhorst dan John Herdman menjadi dua sosok yang ramai diperbincangkan. Media asing seperti Sky Sports hingga Voetbalzone turut menyoroti rumor ini.

Advertisement

Kedua kandidat memiliki rekam jejak yang sangat kontras namun berkelas. Publik kini membandingkan kualitas mereka untuk menukangi Skuad Garuda.

PSSI dihadapkan pada pilihan sulit antara kolektor trofi atau spesialis turnamen. Berikut adalah analisis mendalam mengenai kekuatan kedua pelatih tersebut.

1 dari 5 halaman

Gio Sang Kolektor Trofi

Giovanni Van Bronckhorst memiliki keunggulan mutlak dalam hal koleksi gelar juara. Ia tercatat sukses meraih tujuh trofi bersama empat klub berbeda.

Prestasi mentereng ia ukir saat menukangi Feyenoord Rotterdam di Belanda. Gio mempersembahkan gelar Eredivisie dan Piala KNVB bagi klub tersebut.

Kariernya terus menanjak saat membawa Rangers menjuarai Piala Skotlandia. Teranyar, ia sukses mengantar Besiktas meraih Piala Super Turki musim ini.

Mentalitas juara ini menjadi nilai jual utama pelatih berdarah Maluku tersebut. Pengalaman di level klub top Eropa jelas tak perlu diragukan.

2 dari 5 halaman

Filosofi Menyerang yang Modern

Gaya main Gio dinilai sangat cocok dengan karakter pemain Indonesia saat ini. Ia gemar menerapkan formasi agresif 4-3-3 atau 4-2-3-1.

Mantan kapten Timnas Belanda ini mengandalkan serangan cepat dari sisi sayap. Pressing tinggi juga menjadi senjata utamanya untuk menekan lawan.

Pendekatan taktik ini selaras dengan pondasi yang dibangun Shin Tae-yong. Transisi cepat dan kecepatan sayap adalah kunci permainan Gio.

Namun, ia memiliki satu kelemahan yang cukup fatal di level klub. Tim asuhannya kerap mengalami inkonsistensi performa di tengah musim.

"Sebagian besar masa jabatannya berakhir dengan pemecatan akibat tren negatif," tulis analisis rekam jejak kariernya.

3 dari 5 halaman

Herdman Spesialis Tim Nasional

Berbeda dengan Gio, John Herdman adalah pakar dalam membangun tim nasional. Ia memulai karier gemilangnya dari tim putri Selandia Baru.

Reputasinya meroket saat ia menangani Timnas Kanada dalam beberapa tahun terakhir. Herdman sukses membawa Kanada lolos ke Piala Dunia 2022 lalu.

Pencapaian itu sangat historis karena mengakhiri penantian panjang selama 36 tahun. Ia terbukti mampu mendongkrak performa timnas dalam waktu singkat.

Statistiknya bersama Kanada juga terbilang cukup solid dan stabil. Ia mencatatkan 36 kemenangan selama lima tahun memimpin tim tersebut.

4 dari 5 halaman

Taktik Bunglon yang Fleksibel

Kelebihan utama Herdman terletak pada fleksibilitas taktik di lapangan. Ia memiliki formasi dasar 3-4-3 yang sangat dinamis saat menyerang.

Formasi ini bisa berubah menjadi 4-4-2 saat tim dalam posisi bertahan. Analis sepak bola Kevin Pullein memuji sistem transisi Herdman tersebut.

"Struktur transisi Herdman membuat timnya sulit dibaca dan efisien," ungkap Kevin Pullein dalam analisisnya.

Gaya ini membuat Kanada memiliki pertahanan rapat namun mematikan saat menyerang. Serangan balik cepat lewat sayap menjadi andalan utamanya.

5 dari 5 halaman

Minus Gelar Bergengsi

Meski jago di level negara, Herdman punya catatan buruk di klub. Kariernya di Toronto FC berjalan kurang mulus dan mengecewakan.

Ia menelan 25 kekalahan dari total 46 pertandingan bersama klub MLS tersebut. Statistik ini menimbulkan keraguan soal kemampuannya menjaga konsistensi tim.

Selain itu, lemari trofi Herdman masih kosong dari gelar mayor. Ia kalah jauh dari Gio dalam aspek prestasi nyata berupa piala.

Kini keputusan akhir ada di tangan federasi sepak bola Indonesia. PSSI harus memilih kebutuhan tim sesuai target jangka panjang.

Disadur dari: Bola.com (Gregah Nurikhsani; 3/12/2025)

LATEST UPDATE