Permainan Hebat Cuma Sebabak Kuartet Penyerang Indonesia Kala Ditekuk Malaysia
Gia Yuda Pradana | 7 September 2019 22:01
Bola.net - Pelatih Simon McMenemy menghadirkan kejutan dengan memasukkan nama pemain belia, Saddil Ramdani, saat Timnas Indonesia melawan Malaysia. Dua tim ini bertemu dalam laga perdana Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Kamis (5/9/2019).
Bermain dengan skema 4-2-3-1, Saddil yang selama ini jadi andalan Timnas Indonesia U-23 berduet dengan Andik Vermansah di dua sisi melebar ofensif.
Di sisi lain, Simon menempatkan Alberto "Beto" Goncalves sebagai ujung tombak tunggal, dibayangi Stefano Lilipaly sebagai penyerang lubang.
Kombinasi ofensif yang melibatkan empat pemain sukses menghancurkan lini pertahanan Timnas Indonesia. Memanfaatkan sistem bertahan blok tinggi, pemain bertahan Tim Harimau Malaya dibuat kelipungan menghadapi empat penyerang cepat.
Kehadiran Saddil membuat lini sayap Tim Merah-Putih lebih agresif. Ia menyumbang assist cantik ke Beto, yang membuka keran gol Timnas Indonesia.
Andik Vermansah bermain tak kalah ciamik. Ia penyumbang assist gol kedua Beto yang jadi sosok menakutkan bagi kubu lawan sepanjang laga.
Sayang permainan hebat keempat penyerang hanya bertahan selama 45 menit saja. Memasuki paruh kedua permainan mereka tak berkembang. Terutama saat Malaysia bermain lebih menyerang untuk mengejar skor. Skor akhir 2-3 terasa mengecewakan bagi anak-anak Timnas Indonesia yang tampil bagus di awal laga.
Kombinasi Beto dan Lilipaly
Alberto Goncalves kembali menujukkan kapasitasnya sebagai mesin gol andalan Timnas Indonesia. Semenjak jadi bagian Tim Merah-Putih asuhan Luis Milla di Asian Games, striker Brasil berusia 34 tahun itu konsisten mencetak gol-gol penting bagi timnas.
Saat menghadapi Malaysia, Beto bermain dinamis. Ia tidak statis berada di tengah. Bomber kelahiran 31 Desember 1980 itu, seringkali bergerak ke sisi melebar kanan dan kiri untuk memecah konsentrasi bek-bek Malaysia.
Saat Beto bermain melebar, Stefano Lilipaly selalu siap sedia menutup posisi kosong yang ditinggalkan koleganya.
Sejak jadi bagian Timnas Indonesia di Piala AFF 2016, pemain yang satu ini selalu dimaksimalkan memainkan banyak peran. Ia selalu tampil sama bagus sebagai gelandang serang, sayap, penyerang bunglon.
Lilipaly bisa sedikit tenang untuk naik karena duo gelandang tengah, Zulfiandi dan Evan Dimas, bermain solid melapis pertananan.
Sayang memasuki babak kedua, Beto dan Lilipaly jarang mendapat pasokan bola sehingga mereka mati kutu.
Dua Sayap Ganas
Mobilitas duet sayap, Andik Vermansah-Saddil Ramdani, membuat permainan menyerang Timnas Indonesia lebih variatif pada paruh pertama laga.
Keduanya jadi sosok yang berani memegang bola dan kemudian melakukan aksi dribel untuk menusuk ke jantung pertahanan Malaysia. Pasokan bola-bola silang yang mereka geber kerapkali menghadirkan kepanikan di poros belakang Harimau Malaya.
Peran keduanya pun amat krusial saat melakukan permainan menyerang kombinasi dengan Beto dan Stefano. Andik dan Saddil seperti tahu benar menempatkan bola daerah buat Beto serta Stefano.
Permainan keduanya lebih hidup karena lini pertahanan Malaysia banyak memunculkan area kosong. Jarak antarbek terlalu renggang. Ditambah lagi bek-bek Malaysia lemah di kecepatan.
Sadar Andik atau Saddil amat berbahaya, memasuki babak kedua Malaysia membatasi ruang gerak kedua pemain. Mereka tak dibiarkan sering menguasai bola. Strategi itu efektif mengurangi daya ledak Timnas Indonesia.
Transisi dari Bertahan ke Menyerang
Permainan ofensif Timnas Indonesia bisa berjalan mulus karena bantuan lini belakang yang bermain taktis, terutama saat transisi bertahan ke menyerang.
Empat bek timnas, Yustinus Pae, Manahati Lestusen, Hamsamu Yama, Riky Fajrin, tak pernah lama memegang bola. Demikian pula sang penjaga gawang, Andritany Ardiyasa.
Timnas Indonesia bermain lebih direct (langsung), mengandalkan umpan-umpan jarak jauh sepertiga lapangan area Malaysia. Sistem permainan ini menyulitkan Malaysia mematikan pergerakan pemain Tim Garuda di area sektor tengah.
Dua gelandang tengah, Evan Dimas dan Zulfiandi bisa dibilang jarang menguasai bola. Sepanjang 45 menit pertama keduanya lebih berperan menutup ruang pertananan dari lini kedua.
Sayang pada babak kedua barisan lini belakang gagal menjaga konsistensi permainan. Tekanan tiada henti yang dilakukan Malaysia, membuat ketenangan para bek terganggu. Seperti halnya Malaysia pada babak pertama, bek-bek Timnas Indonesia sering menciptakan lubang karena sistem permainan cenderung renggang. Jarak antarbek terlalu jauh, memudahkan kubu lawan menggeber permainan kombinasi.
Disadur dari: Bola.com/Penulis Ario Yosa
Published: 6 September 2019
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
5 Poin Kerugian yang Dialami Malaysia Setelah Kena Sanksi FIFA
Asia 29 September 2025, 13:00 -
Skandal Naturalisasi Malaysia: FAM Belum Mengajukan Banding Karena Masalah Administrasi
Tim Nasional 29 September 2025, 04:55 -
FIFA Jatuhkan Hukuman, 7 Pemain Naturalisasi Malaysia Pilih Bungkam
Tim Nasional 28 September 2025, 19:54
LATEST UPDATE
-
Ruben Amorim Mainkan Mason Mount di Posisi Nyeleneh, Legenda MU: Gila!
Liga Inggris 30 September 2025, 05:30 -
Negosiasi Kontrak Frenkie de Jong Berjalan Lancar, tapi Kapan Tanda Tangan?
Liga Spanyol 30 September 2025, 05:25 -
Federico Chiesa Absen Lawan Galatasaray, Arne Slot Jelaskan Penyebab Sesungguhnya
Liga Champions 30 September 2025, 05:20 -
Akuisisi Electronic Arts 55 Miliar Dolar: PIF Saudi Catatkan Buyout Terbesar Sepanjang Masa
Bolatainment 30 September 2025, 05:15 -
Legenda MU Soroti Sosok yang Disebut Jadi Biang Kerok Kekalahan Liverpool
Liga Inggris 30 September 2025, 05:05 -
Pesan Tegas Untuk Liverpool Usai Keok dari Palace: Jangan Panik, Tapi Harus Perbaiki Diri!
Liga Inggris 30 September 2025, 04:45 -
Jalur Austria ke Old Trafford: Oliver Glasner Unggulan Baru Man United Berkat Ralf Rangnick
Liga Inggris 30 September 2025, 04:24 -
Manchester United Harus Segera Pecat Ruben Amorim: Pemain Terlihat Takut Bermain!
Liga Inggris 30 September 2025, 04:14 -
Chelsea Tetap Percaya Enzo Maresca di Tengah Tren Negatif
Liga Inggris 30 September 2025, 04:04 -
Joe Gomez Jadi Target AC Milan, Liverpool Terancam Krisis Bek Tengah
Liga Italia 30 September 2025, 03:45 -
Liverpool Sudah Temukan Calon Penerus Virgil van Dijk di Anfield
Liga Inggris 30 September 2025, 03:15
LATEST EDITORIAL
-
3 Alternatif William Saliba yang Layak Dipertimbangkan Real Madrid
Editorial 29 September 2025, 15:55 -
3 Alasan Kuat Manchester United Harus Lepas Ruben Amorim Sekarang Juga
Editorial 29 September 2025, 12:36 -
5 Pelatih yang Berpeluang Besar Gantikan Ruben Amorim di MU
Editorial 29 September 2025, 12:12 -
Carvajal dan Trent Cedera, Ini 5 Pemain yang Bisa Jadi Solusi Real Madrid
Editorial 29 September 2025, 11:25 -
4 Bek Gratis yang Bisa Didatangkan Liverpool Setelah Giovanni Leoni Cedera ACL
Editorial 26 September 2025, 16:54