Profil Mauro Zijlstra: Sosok yang Bisa Pecahkan Masalah Penyerang di Timnas Indonesia

Keturunan Bandung

Mauro lahir pada 9 November 2004 lalu. Ia lahir dari keluarga campuran. Ayahnya memiliki darah Indonesia. Darah Indonesia ini hadir dari sang ibu (nenek Mauro) yang berasal dari Bandung. Sementara, ibu Mauro berasal dari Belanda.

Bagi Mauro, sosok keluarga ini sangat berpengaruh terhadap karier sepak bolanya. Mereka, terutama sang ayah, selalu memberi saran agar karier sepak bola Mauro terus berkembang.

Tak hanya itu, keluarga Mauro selalu membantunya untuk meretas karier di lapangan hijau, termasuk mengantarnya berlatih.

"Saya selalu diantar oleh mereka, terutama ketika harus berlatih atau bertanding di tempat jauh," kata Mauro, dalam siniar di kanal youtube Yussa Nugraha.

Lama Ditempa di AFC Amsterdam

Karier sepak bola Mauro dimulai ketika bergabung dengan AZ Alkmaar pada 2019 silam. Tak lama, ia kemudian pindah ke tim muda AFC Amsterdam.

Bersama AFC Amsterdam, Mauro menempuh tiap jenjang usia. Namun, semusim bermain di tim U-18, ia meninggalkan AFC Amsterdam dan hengkang ke NEC Nijmegen U-21.

Saat berseragam NEC U-21, Mauro kian matang. Ia merupakan salah satu andalan tim tersebut. Terbukti, sepanjang musim ini, ia bermain dalam 19 laga kompetisi U-21.

Predator Ganas di Lini Depan

Mauro sendiri memang sangat layak menjadi andalan timnya. Pemain bertinggi 188 sentimeter ini dikenal sebagai salah satu pendulang gol ulung.

Dalam 19 pertandingan tersebut, Mauro mencetak sembilan gol. Selain itu, ia juga mencatatkan satu assist.

Mauro sendiri memiliki modal apik untuk menjadi pendulang gol andal. Selain memiliki postur menjulang, yang membuatnya jagoan dalam berduel udara, ia juga memiliki kemampuan dribel yang bagus, tembakan akurat, dan kepiawaian dalam mencari posisi.

Dengan modal seperti ini, mengawal sosok Mauro bakal menjadi tugas berat bagi barisan pertahanan lawan.

Tak Takut Ambil Risiko

Tak hanya kemampuan teknis, Mauro juga punya kualitas mental jempolan. Ia tak takut untuk mengambil risiko.

Tak hanya ditunjukkan di lapangan hijau, keberanian Mauro mengambil risiko tersebut juga ditunjukkannya dalam mengambil keputusannya dalam mengambil jalan karier.

Mauro berani meninggalkan zona nyamannya di NEC Nijmegen. Ia meninggalkan klub tersebut dan bergabung dengan Volendam. Semua ini dilakukannya agar mendapat kesempatan bisa melakoni debut di tim senior.

Tunggu Panggilan Skuad Garuda

Berbicara soal kesempatan, saat ini, Mauro sedang menanti kesempatan memperkuat Timnas Indonesia. Ia mengaku tak sabar untuk menjadi bagian dari Skuad Garuda.

Menurut Mauro, ia sudah sempat berkomunikasi dengan perwakilan PSSI, yang menyebut bahwa ia merupakan salah satu bidikan untuk mengisi posisi penyerang Skuad Garuda. Namun, sejauh ini, belum ada kabar lanjutan.

Namun, kondisi ini tak membuat Mauro patah arang. Ia berpikir positif dan berusaha untuk terus meningkatkan level permainannya.

"Yang pasti, kalau butuh striker, aku pasti akan datang," tegasnya.

(Dendy Gandakusumah/Bola.net)