Rapor Patrick Kluivert di Kursi Pelatih Timnas Indonesia: Harapan Tinggi, Hasil Tak Seindah Janji
Ari Prayoga | 16 Oktober 2025 14:19
Bola.net - Kamis (16/10/2025), PSSI resmi mengakhiri kerja sama dengan Patrick Kluivert, hanya delapan pertandingan setelah pelatih asal Belanda itu dipercaya menakhodai Timnas Indonesia.
Keputusan tersebut diumumkan sebagai hasil “kesepakatan bersama”, namun sulit menampik bahwa performa di lapangan menjadi faktor utama berakhirnya era singkat Kluivert di skuad Garuda.
Penghentian kerja sama tersebut mencakup seluruh struktur kepelatihan di bawah kendali Kluivert. Artinya, tim kepelatihan yang selama ini menangani Timnas Indonesia di level senior, U-23, dan U-20 juga turut dilepas dari jabatannya.
"PSSI dan Tim Kepelatihan Tim Nasional Indonesia secara resmi menyepakati pengakhiran kerja sama lebih awal melalui mekanisme mutual termination," bunyi keterangan resmi PSSI.
"Kesepakatan ini ditandatangani antara PSSI dan Para Pihak di Tim Kepelatihan yang sebelumnya terikat kontrak kerja sama berdurasi dua tahun," lanjut pernyataan tersebut.
Dari Euforia ke Realita
Saat pertama kali diperkenalkan pada Januari 2025, Kluivert datang dengan reputasi besar. Mantan bintang Ajax, Barcelona, dan tim nasional Belanda itu diharapkan membawa napas baru dalam permainan Indonesia, lebih modern, disiplin, dan agresif.
Namun delapan pertandingan berjalan, ekspektasi itu belum pernah benar-benar terwujud. Indonesia hanya mampu mencatat tiga kemenangan, satu hasil imbang, dan empat kekalahan.
Dua kemenangan tipis atas Bahrain (1-0) dan China (1-0) sempat memberi sinyal positif. Ditambah kemenangan telak 6-0 atas Chinese Taipei, muncul harapan bahwa Kluivert mulai menemukan formula terbaiknya. Tapi momentum itu tak bertahan lama. Setelah imbang tanpa gol melawan Lebanon, grafik permainan Indonesia justru menurun drastis.
Kualifikasi Piala Dunia: Titik Balik yang Menyakitkan
Puncak dari kemerosotan performa datang di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Indonesia menelan dua kekalahan beruntun dari Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1). Dua hasil itu menutup peluang Garuda untuk melangkah lebih jauh, sekaligus menandai berakhirnya perjalanan Kluivert.
Yang paling disorot adalah tumpulnya lini depan. Dua gol melawan Arab Saudi bahkan hanya lahir dari titik putih, bukan dari permainan terbuka. Kepada Reuters, Kluivert sempat mengungkapkan frustrasinya atas kegagalan tim dalam memanfaatkan peluang.
Ketika menghadapi tim kuat seperti Jepang dan Australia, kelemahan itu makin terasa. Indonesia kalah telak 0-6 di Tokyo dan 1-5 di Sydney, dua laga yang menggambarkan jelas perbedaan level dan betapa sistem 4-3-3 andalan Kluivert belum mampu berjalan efektif.
Hilangnya Arah Permainan
Sepanjang masa kepemimpinannya, Kluivert kukuh dengan filosofi menyerang khas Eropa. Namun, tanpa eksekusi dan adaptasi yang tepat, sistem tersebut justru membuat Indonesia kehilangan keseimbangan. Transisi lambat, pertahanan rapuh, dan kreativitas di sepertiga akhir nyaris tak terlihat.
Garuda sering kali tampil solid di awal laga, tapi kehilangan fokus saat menghadapi tekanan tinggi. Ketika lawan menaikkan tempo, Indonesia tampak kebingungan, baik dalam bertahan maupun membangun serangan balik.
Ekspektasi yang Tak Terpenuhi
PSSI mendatangkan Kluivert dengan harapan besar: menghadirkan wajah baru sepak bola nasional. Tapi seperti yang sering terjadi pada pelatih asing sebelumnya, tantangan adaptasi dengan kultur dan karakter pemain Asia Tenggara terbukti tidak mudah.
Kluivert memang kerap berbicara soal proyek jangka panjang dan pentingnya kesabaran. Namun dalam sepak bola modern, hasil tetap menjadi ukuran utama. Delapan laga tanpa progres nyata sudah cukup bagi PSSI untuk menarik kesimpulan.
Kini, setelah pemutusan kerja sama ini, Timnas Indonesia kembali berada di persimpangan. Kluivert meninggalkan warisan pendek, sebuah percobaan untuk membawa gaya Eropa ke tanah air, namun gagal menemukan keseimbangan antara idealisme dan realita.
Pertanyaannya kini: siapa yang akan melanjutkan tongkat estafet, dan mampukah ia menemukan arah yang sempat hilang?
Hasil Lengkap Timnas Indonesias di Bawah Patrick Kluivert
- 11/10/2025 Irak 1-0 Indonesia
- 08/10/2025 Indonesia 2-3 Arab Saudi
- 08/09/2025 Indonesia 0-0 Lebanon (uji coba)
- 05/09/2025 Indonesia 6-0 China Taipei (uji coba)
- 10/06/2025 Jepang 6-0 Indonesia
- 05/06/2025 Indonesia 1-0 China
- 25/03/2025 Indonesia 1-0 Bahrain
- 20/03/2025 Australia 5-1 Indonesia
Jangan Lewatkan!
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Jadwal Lengkap La Liga 2025/2026
Liga Spanyol 3 Desember 2025, 08:31
-
Liga Italia 3 Desember 2025, 08:27

-
Jadwal Liga Inggris Pekan Ini Live di SCTV dan Vidio, 3-5 Desember 2025
Liga Inggris 3 Desember 2025, 07:52
-
Manchester United Berhati-hati di Bursa Transfer Januari, Bakal Absen Beli Pemain?
Liga Inggris 3 Desember 2025, 06:06
LATEST UPDATE
-
Jelang Bilbao vs Madrid: Xabi Alonso Bunyikan Alarm Bahaya di San Mames, Ada Apa?
Liga Spanyol 3 Desember 2025, 10:04
-
Tumbal Tiga Poin Barca vs Atletico: Dani Olmo Cedera Parah, Absen Sampai Kapan?
Liga Spanyol 3 Desember 2025, 09:37
-
Jadwal Lengkap Manchester United 2025/2026
Liga Inggris 3 Desember 2025, 08:36
-
Jadwal Lengkap La Liga 2025/2026
Liga Spanyol 3 Desember 2025, 08:31
-
Liga Italia 3 Desember 2025, 08:27

-
Jadwal Liga Inggris Pekan Ini Live di SCTV dan Vidio, 3-5 Desember 2025
Liga Inggris 3 Desember 2025, 07:52
-
100 Gol dalam 111 Laga! Erling Haaland Pecahkan Rekor Premier League
Liga Inggris 3 Desember 2025, 06:57
-
Rapor Pemain Barcelona vs Atletico Madrid: Lewandowski Gagal Penalti, Pedri Bersinar
Liga Spanyol 3 Desember 2025, 06:46
-
Man of the Match Barcelona vs Atletico Madrid: Raphinha
Liga Spanyol 3 Desember 2025, 06:23
-
Man of the Match Juventus vs Udinese: Jonathan David
Liga Italia 3 Desember 2025, 06:19
-
Man of the Match Fulham vs Manchester City: Phil Foden
Liga Inggris 3 Desember 2025, 06:10
LATEST EDITORIAL
-
5 Calon Pengganti Mohamed Salah yang Wajib Dipertimbangkan Liverpool Musim Panas Mendatang
Editorial 28 November 2025, 19:47
-
8 Pesepak Bola Kelas Dunia yang Pernah Terdegradasi: Ada Buffon, Carrick Hingga Owen
Editorial 28 November 2025, 19:29






