Tak Cuma Keasyikan Naturalisasi, PSSI Diminta Benahi Pembinaan Usia Muda
Serafin Unus Pasi | 17 Februari 2024 21:54
Bola.net - Sebuah wanti-wanti dilontarkan pengamat sepak bola, Ronny Pangemanan, terhadap PSSI agar tak sampai kehabisan stok talenta berbakat untuk Timnas Indonesia. Pria yang karib disapa Ropan tersebut berharap agar PSSI tak keasyikan menjalankan program naturalisasi dan melupakan pembinaan usia muda.
"Di samping kompetisi, (PSSI) harus bisa melihat juga pembinaan usia muda," kata Ropan, di kanal youtube Sportify Indonesia.
"Ini juga penting. Karena yang sekarang di kita itu hanya melihat di kompetisi Liga 1, Liga 2, atau Liga 3," sambungnya.
Ropan pun membandingkan kondisi ini dengan di Eropa. Ia menyebut bahwa salah satu produk dari pembinaan usia muda adalah sosok pemain Timnas Indonesia, Justin Hubner, yang merupakan tim U-21 Wolverhampton Wanderers.
"Jadi mereka punya kompetisi. Nah, kita di sini juga. Masing-masing klub harus punya tim yang muda, yang bisa berkompetisi di U-21 atau di U-19. Terserahlah, yang penting, perlu ada tim muda yang bisa berkompetisi secara rutin. Ini yang menjadi pekerjaan rumah bagi PSSI untuk ke depan," papar Ropan.
Sebelumnya, sempat muncul polemik soal program naturalisasi, termasuk berkaitan dengan pembinaan usia muda. Banyak yang menilai bahwa PSSI lebih suka mengambil jalan instan menaturalisasi pemain ketimbang bersusah payah mengembangkan talenta-talenta muda di Indonesia.
Namun, di sisi lain, pilihan PSSI untuk menaturalisasi pemain ini juga mendapat dukungan banyak pencinta bola. Mereka menilai kemampuan para pemain-pemain naturalisasi tersebut lebih baik ketimbang talenta lokal.
Simak artikel selengkapnya di bawah ini.
Berkaca dari Pembinaan Masa Lalu
Lebih lanjut, menurut Ropan, pada masa lalu, Indonesia sempat memiliki banyak pemain berkualitas yang layak memperkuat tim nasional. Hal ini, sambung mantan jurnalis media olahraga tersebut, tak lepas dari kualitas kompetisi dan sistem pembinaan usia muda.
"Dulu kan juga ada kompetisi Soeratin, yang belakangan ini ada lagi. Ditumbuhkan seperti dulu ada Piala Soeratin. Bagus, banyak, dan hebat-hebat itu dulu," kata Ropan.
"Selain itu kalau kita bahas PSSI Pelajar di Asia kan itu Theodorus Bitbit dan kawan-kawan. (Ada juga) Frans Sinatra Huwae. (Mereka) lahir dari situ semua. Kita kembalikan itu ke sekarang. Bolehlah naturalisasi itu ada, tapi kompetisi jangan dilupakan. Pembinaan usia muda jangan dilupakan," tandasnya.
(Bola.net/Dendy Gandakusumah)
Baca Juga:
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
LATEST UPDATE
-
Villarreal vs Manchester City: Berapa Gol Bakal Dicetak Erling Haaland?
Liga Champions 21 Oktober 2025, 21:15 -
Prediksi Atalanta vs Slavia Praha 23 Oktober 2025
Liga Champions 21 Oktober 2025, 20:58 -
Prediksi Sporting Lisbon vs Marseille 23 Oktober 2025
Liga Champions 21 Oktober 2025, 19:57 -
Prediksi AS Monaco vs Tottenham 23 Oktober 2025
Liga Champions 21 Oktober 2025, 19:16 -
Prediksi Galatasaray vs Bodo/Glimt 22 Oktober 2025
Liga Champions 21 Oktober 2025, 18:40 -
Prediksi Athletic Bilbao vs Qarabag 22 Oktober 2025
Liga Champions 21 Oktober 2025, 18:09 -
Union SG vs Inter Milan: Improvisasi di Lini Depan sang Wakil Italia
Liga Champions 21 Oktober 2025, 17:44 -
Prediksi BRI Super League: PSIM Yogyakarta vs Dewa United 22 Oktober 2025
Bola Indonesia 21 Oktober 2025, 17:38
LATEST EDITORIAL
-
Dari Postecoglou hingga De Boer, Inilah Masa Kepelatihan Tersingkat di Premier League
Editorial 21 Oktober 2025, 00:58 -
5 Pemain yang Pernah Membela Liverpool dan Manchester United
Editorial 17 Oktober 2025, 21:02 -
4 Bek Tengah Incaran Real Madrid untuk Musim Depan
Editorial 17 Oktober 2025, 20:32